
Bencana Banjir Bandang Melanda Empat Kecamatan di Nagekeo
Bencana banjir bandang yang terjadi pada Senin (8/9/2025) telah melanda empat kecamatan di wilayah selatan Kabupaten Nagekeo, yaitu Kecamatan Boawae, Mauponggo, Keo Tengah, dan Nangaroro. Bencana ini menyebabkan kerusakan parah terhadap infrastruktur, pertanian, dan permukiman warga. Dalam pernyataan tertulisnya, Bupati Nagekeo, Simplisius Donatus mengungkapkan bahwa bencana tersebut menimbulkan korban jiwa serta beberapa orang hilang akibat tersapu oleh air deras.
Kerusakan Infrastruktur di Kecamatan Mauponggo
Di Kecamatan Mauponggo, khususnya di Desa Sawu, terjadi longsoran di beberapa titik jalan negara dan kompleks permukiman warga. Akibatnya, akses jalan menjadi terputus. Banjir bandang juga terjadi di sekitar Puuboa-Sawu, khususnya di jembatan Teodhae 1 dan Teodhae 2. Jembatan tersebut mengalami kerusakan parah dan menyebabkan tiga korban jiwa meninggal dunia. Empat orang lainnya masih dalam pencarian. Selain itu, dua orang luka-luka dan banyak barang milik warga tersapu oleh banjir. Warga korban yang selamat dilarikan ke kampung Guyuwolo.
Pengungsian Warga di Kampung Pauleka
Di Desa Lokalaba, banjir di Kampung Pauleka membuat warga panik dan berhamburan keluar. Material lumpur dan sampah memenuhi halaman permukiman warga, Kantor BP Pertanian, dan Kantor Resort Peternakan. Korban meninggal satu orang akibat syok berat. Saat ini, seluruh warga Kampung Pauleka telah mengungsi ke Kampung Wolopoko, yang berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi banjir.
Dampak Banjir di Kecamatan Nangaroro
Di Kecamatan Nangaroro, empat desa terdampak banjir bandang, antara lain Desa Odaute, Kelurahan Nangaroro, Desa Degalea, dan Desa Pagomogo. Di Desa Odaute, banjir menutup badan jalan menuju Wodomia, sehingga akses jalan untuk kendaraan roda empat terputus. Di Kelurahan Nangaroro, Kali Madambake meluap dan menyebabkan Kampung Kodidewa RT 13 dan RT 14 diterjang banjir. Banjir juga mengikis badan kali sepanjang 1.500 meter, sehingga semakin melebar dan merusak lahan permukiman warga. Jalan penghubung RT 13 Kopodako dan RT 12 Wodomoda terputus sepanjang 300 meter. Jalur jalan Kopodako-Desa Odaute putus total, dan jalan tani di Wongasue mengalami kerusakan berat akibat gerusan banjir gelombang ekstrem.
Kerusakan di Kecamatan Boawae
Di Kecamatan Boawae, dua desa terdampak banjir, yaitu Desa Kelewae dan Desa Rigi. Di Desa Kelewae, banjir bandang menghancurkan jalan negara dan dekat penyeberangan pada ruas Jalan Gako-Maupunggo segmen perbatasan Boawae-Mauponggo. Akses transportasi terputus total karena tertutup material banjir dan longsoran. Sementara itu, di Desa Rigi, banjir merusak saluran air bersih sepanjang 100 meter. Warga terdampak terdiri dari RT 4, RT 8, Paroki Gako, dan warga SPMN 2 Gako Boawa. Area persawahan rusak akibat tersapu banjir, sehingga warga terancam gagal panen.
Dampak Lain di Wilayah Lain
Selain itu, di daerah Konge, tujuh unit perahu milik nelayan tenggelam akibat gelombang ekstrem. Longsor di RT 18 dan RT 20 menyebabkan empat unit rumah rusak. Di Desa Degalea, banjir merusak jalan penghubung utama pada ruas jalan Kotakeo-Ikiseo-Kotakeo-Degalea, Degalea-Wokowoe, dan Degalea-Woewutu. Kondisi jalan terputus total. Di Desa Pagomogo, longsor mengakibatkan ruas jalan penghubung menuju Desa Persiapan Dena Doa-Pagomogo. Akses transportasi putus total.
Banjir bandang ini telah menyebabkan kerugian besar baik secara fisik maupun sosial. Masyarakat terdampak membutuhkan bantuan darurat untuk pemulihan dan pencegahan risiko bencana lebih lanjut.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!