
Pengunduran Diri Rahayu Saraswati dari DPR RI
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, yang lebih dikenal dengan nama Sara, secara mengejutkan mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatannya sebagai anggota DPR RI periode 2024–2029. Pengumuman ini dilakukan melalui unggahan di akun Instagram pribadinya pada Rabu (10/9/2025). Dalam pernyataannya, ia menyampaikan keputusan tersebut kepada Fraksi Gerindra.
Keputusan Sara untuk mundur tidak lepas dari kontroversi yang muncul setelah pernyataannya dalam sebuah podcast atau siniar pada Februari 2025 lalu. Video potongan tersebut kembali viral pada Agustus 2025 dan memicu gelombang kritik publik. Dalam pernyataannya, Sara menyatakan bahwa meskipun niat awalnya ingin mendorong entrepreneurship, terutama di era transformasi digital, ia menyadari bahwa kata-kata yang ia ucapkan telah menyakiti banyak pihak, terutama mereka yang masih berjuang untuk menghidupi keluarganya.
Pernyataan Sara yang menjadi sorotan adalah tentang lowongan kerja. Ia menegaskan, “Kalau punya kreativitas, jadilah pengusaha. Jadilah entrepreneur daripada ngomel nggak ada kerjaan.” Selain itu, ia juga mendorong anak muda untuk mengoptimalkan kemampuan diri dan peluang yang bisa diubah menjadi industri besar di masa depan. Contohnya, jika seseorang bisa masak, maka buatlah bisnis kuliner. Jika bisa jahit, buatlah bisnis fesyen.
Tanggapan Fraksi Partai Gerindra
Fraksi Partai Gerindra DPR RI memberikan tanggapan terkait langkah Sara. Sekretaris Fraksi Gerindra DPR, Bambang Haryadi, menegaskan bahwa pihaknya menghormati keputusan tersebut. Menurutnya, Fraksi Gerindra akan memproses pengunduran diri Sara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara proses sedang berlangsung, Sara akan dinonaktifkan dari DPR.
Bambang menjelaskan bahwa proses administratif terkait pengunduran diri Sara akan dijalankan berdasarkan mekanisme yang sudah diatur dalam undang-undang. Fraksi Gerindra juga disebut akan berkoordinasi dengan DPP Partai Gerindra untuk memastikan seluruh prosedur berjalan sesuai aturan. Fraksi Gerindra tetap konsisten menjaga komitmen kelembagaan dan ketentuan perundang-undangan.
Profil Rahayu Saraswati
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo lahir di Jakarta pada 27 Januari 1986. Saat ini, ia berusia 39 tahun. Pendidikan dasarnya dimulai dari SD Tarakanita 2 pada 1992 hingga lulus pada 1998. Setelah lulus sekolah dasar, ia melanjutkan pendidikan menengah pertama di United World College, Singapura pada 1998 hingga 1999. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA di College du Leman Swiss dari 1999 hingga 2003.
Sara melanjutkan studi ke University of Virginia, Amerika Serikat, namun hanya bertahan selama 2,5 tahun hingga 2005. Setelah itu, ia pindah ke London dan mengikuti kursus seni peran di The International School of Screen Acting pada 2006–2007. Sebelumnya, ia juga pernah mengikuti kursus di New York Film Academy di Universal Studios, Los Angeles, Amerika Serikat.
Dalam dunia perfilman, Sara pernah berperan di film “Merah Putih” sebagai Senja pada tahun 2009. Meskipun pembuatan film ini didanai oleh ayahnya sendiri, Hashim Djojohadikusumo, Sara tetap harus ikut casting seperti pemain lain dan screen test untuk para pemeran.
Karier Politik
Sara memasuki dunia politik sejak 2008 dengan menjadi Kabid Advokasi Perempuan di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra. Pada tahun yang sama, ia juga menjadi Kabid Pengembangan Peranan Perempuan di Tunas Indonesia Raya, organisasi sayap Partai Gerindra. Sara juga pernah menjabat Wakil Ketua Umum di Satuan Relawan Indonesia Raya pada 2008 hingga 2009.
Pada Pemilu 2014, Sara mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif untuk daerah pemilihan Jawa Tengah IV dan berhasil lolos ke Senayan. Ia menjadi anggota Komisi VIII untuk periode 2014–2019. Pada Pileg 2019, Sara kembali mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif. Pada tahun 2024, ia maju lagi ke Pileg dan berhasil lolos ke Senayan. Sara kemudian menjadi Wakil Ketua Komisi VII DPR.
Maju di Pilwalkot Tangsel
Pada tahun 2020, Sara mencalonkan diri sebagai wakil wali kota Tangerang Selatan berpasangan dengan Muhamad, mantan Sekretaris Daerah Kota Tangsel sekaligus politisi PDI-P. Pasangan Muhamad-Sara mendapat dukungan dari sembilan partai politik, termasuk PDI-P, Partai Gerindra, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Amanat Nasional, dan Partai Hanura. Selain itu, Partai Nasdem, Partai Perindo, Partai Garuda, dan Partai Berkarya juga memberikan dukungan.
Meskipun pasangan ini memiliki akumulasi kursi di DPRD Kota Tangsel sebanyak 23 kursi, mereka kalah dalam Pilwalkot Tangsel. Pasangan yang menang kala itu adalah Benyamin Benyamin Davnie dan Pilar Saga Ichsan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!