Tokoh Danpomdam Jaya Bongkar Anggota TNI Terlibat Penculikan dan Pembunuhan Bos Bank Plat Merah

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Tokoh Danpomdam Jaya Bongkar Anggota TNI Terlibat Penculikan dan Pembunuhan Bos Bank Plat Merah

Rekam Jejak Danpomdam Jaya Kolonel (Cpm) Donny Agus Priyanto dalam Kasus Penculikan dan Pembunuhan Bos Bank Plat Merah

Kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Mohamad Ilham Pradita, bos bank plat merah, kini memasuki babak baru setelah muncul pengakuan mengenai keterlibatan seorang oknum TNI. Informasi tersebut menambah kompleksitas penyelidikan yang sebelumnya sudah menyeret beberapa tersangka sipil. Dari keterangan para kuasa hukum, baik Adrianus Agal maupun Beny Daga, terlihat adanya pola perintah berjenjang yang melibatkan sosok berinisial F. Instruksi awal disebut sebagai upaya penagihan utang, namun berujung pada peristiwa yang menewaskan korban. Klaim para pengacara ini tentu masih perlu dikonfirmasi lebih lanjut, mengingat penyidikan tengah berjalan dan peran masing-masing pihak belum sepenuhnya terungkap.

Sebelumnya, isu keterlibatan aparat militer dalam kasus ini pertama kali disampaikan oleh Adrianus Agal, kuasa hukum dari salah satu tersangka penculik bernama Eras. Dalam penjelasannya, Adrianus menyebut ada campur tangan aparat, namun belum berani menyebut instansi tempat oknum tersebut bertugas. Menurut Adrianus, kliennya menerima instruksi langsung dari seorang berinisial F untuk menjemput paksa Ilham. Instruksi tersebut dikatakan hanya berupa “penagihan utang”, tanpa ada keterangan bahwa operasi itu akan berakhir dengan kematian korban.

Lebih lanjut, Adrianus mengungkapkan bahwa sosok F sempat diperiksa oleh Denpom (Detasemen Polisi Militer). Ia menjelaskan bahwa karena masih dalam proses penyelidikan, pihaknya belum bisa membuka instansinya. Namun, ia menegaskan bahwa oknum F sudah pernah diperiksa di Denpom.

Konfirmasi resmi kemudian datang dari Komandan Polisi Militer Kodam Jaya, Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto. Ia membenarkan bahwa F adalah anggota TNI. Donny menambahkan bahwa pihaknya saat ini masih menyelidiki sejauh mana keterlibatan oknum tersebut, termasuk kemungkinan adanya prajurit lain yang ikut terlibat.

Selain Adrianus, pengacara lain bernama Beny Daga juga turut memaparkan detail peran F dalam kasus ini. Dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam di TVOne, Jumat (29/8/2025), Beny menjelaskan bagaimana komunikasi awal F dengan para tersangka berlangsung. Pada 19 Agustus 2025, F menghubungi EW alias Eras dan menawarkan pekerjaan untuk “mengamankan seseorang.” Dari situlah, Eras mengajak tiga orang lainnya, yakni EWR, JRS, AT, serta satu pelaku lain berinisial RS.

Keesokan harinya, F kembali menelepon untuk membicarakan imbalan. “Kesepakatan awal pembayaran 50 juta ke EW,” terang Beny. Namun, ketika F meminta agar para pelaku menyampaikan pesan tertentu kepada target, mereka merasa nominal tersebut terlalu kecil. "Tolong sampaikan ke target, bahwa ini ada titipan dari institusi penegak hukum," ungkap Beny menirukan pesan F ke EW.

Karena merasa “berat” dengan membawa nama institusi, para pelaku kemudian meminta bayaran lebih tinggi. Setelah negosiasi, nilai pembayaran akhirnya disepakati menjadi Rp 60 juta.

Sosok Kolonel Donny Agus Priyanto dikenal sebagai salah satu perwira TNI AD yang konsisten menjaga marwah serta disiplin prajurit, khususnya di lingkungan Polisi Militer. Saat ini ia mengemban amanah sebagai Komandan Polisi Militer Kodam Jaya/Jayakarta (Danpomdam Jaya/Jayakarta). Dalam perannya, Donny Agus Priyanto kerap tampil sebagai figur yang tegas sekaligus humanis, membawa semangat untuk memperkuat tradisi militer, meningkatkan profesionalisme, serta menjaga nama baik satuan.

Sebelum menakhodai Pomdam Jaya, ia pernah dipercaya memimpin Pomdam XVII/Cenderawasih di tanah Papua. Pada masa itu, ia mencatatkan langkah penting dengan meningkatkan status Denpom XVII/3 Merauke dan meresmikan gedung baru, sebuah upaya yang mencerminkan komitmennya dalam memperkuat struktur organisasi Polisi Militer di wilayah perbatasan. Langkah ini tidak hanya berdampak pada penguatan kelembagaan, tetapi juga memperlihatkan kepeduliannya terhadap prajurit yang bertugas jauh dari pusat komando.

Di Jakarta, sosok Kolonel Donny kembali menegaskan peranannya sebagai pemimpin yang membangun tradisi. Ia memimpin berbagai upacara penerimaan perwira, bintara, dan tamtama remaja baru dengan penuh khidmat. Dalam setiap sambutannya, ia selalu menekankan bahwa upacara bukan sekadar formalitas, melainkan momentum untuk memperkuat jiwa korsa dan kebanggaan sebagai bagian dari Korps Baret Biru.

Penyematan baret dan penyiraman bunga yang ia lakukan kepada anggota baru, selalu sarat makna simbolis tentang kehormatan dan tanggung jawab. Lebih dari sekadar menjalankan tradisi, Donny Agus Priyanto juga memberi perhatian pada prajurit berprestasi. Melalui acara Jam Komandan, ia memberikan apresiasi bagi mereka yang mengharumkan nama satuan, baik dalam ajang menembak maupun kejuaraan dayung internasional. Menurutnya, prestasi prajurit adalah cermin loyalitas, dedikasi, dan sportivitas yang patut menjadi teladan.

Tak jarang pula ia menyampaikan pesan moral kepada anak buahnya. Dalam berbagai kesempatan, ia menegaskan pentingnya menjaga diri dari perilaku negatif seperti judi online dan penyalahgunaan narkoba. Baginya, kehormatan prajurit tidak hanya ditentukan di medan tugas, melainkan juga dalam kehidupan sehari-hari bersama keluarga dan masyarakat.

Dengan kepemimpinan yang berimbang antara ketegasan dan kepedulian, Kolonel CPM Donny Agus Priyanto terus menorehkan jejaknya sebagai sosok perwira yang mengedepankan disiplin, loyalitas, dan kehormatan. Perjalanan kariernya menggambarkan seorang pemimpin yang tak sekadar memimpin dari depan, tetapi juga membimbing dan menginspirasi prajurit untuk menjaga nama baik TNI AD dan Korps Polisi Militer.