
Tim Advokasi untuk Demokrasi (TAUD) Mengungkap Fakta Kematian Pengemudi Ojek Daring
Tim Advokasi untuk Demokrasi (TAUD) telah merilis hasil investigasi awal terkait kematian Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek daring yang tewas setelah dilindas mobil rantis Brimob. Hasil temuan TAUD menunjukkan bahwa insiden tersebut diduga disengaja dan melibatkan tindakan berlebihan dari pihak kepolisian dalam menghadapi aksi unjuk rasa.
Adanya Unsur Kesengajaan dalam Kematian Affan Kurniawan
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Dimas Bagus Arya, menyatakan bahwa ada unsur kesengajaan dalam kejadian ini. Menurutnya, keputusan yang diambil oleh aparat kepolisian dinilai tidak proporsional dan berlebihan dalam menghadapi demonstrasi yang berlangsung di dekat Gedung DPR.
Pada tanggal 28 Agustus 2025, pihak kepolisian sudah menembakan gas air mata sejak pukul 15.20 WIB. Namun, alih-alih menjaga area obyek vital, mereka justru terus mengejar para pendemo hingga ke arah Pejompongan, Jakarta Pusat.
Peran Mobil Rantis Brimob dalam Insiden Ini
Pada pukul 19.16 WIB, kendaraan rantis Rimueng milik Brimob terlihat melaju kencang di Jalan Pejompongan Raya. Pada pukul 19.27-19.28 WIB, kendaraan tersebut berhenti dan mundur sejauh 2-3 meter di depan Alfamart Penjernihan 2, Bendungan Hilir. Selanjutnya, mobil tersebut melaju dengan melawan arah.
Temuan TAUD diperkuat dengan adanya beberapa video yang dikumpulkan dari sumber media sosial dan saksi mata. Video-video tersebut menunjukkan bagaimana polisi menembakkan gas air mata kepada massa yang berkumpul di Jalan Pejompongan Raya, lalu mobil rantis melaju zig-zag ke arah kerumunan.
Bantahan Terhadap Pernyataan Komisioner Kompolnas
Salah satu poin penting yang memperkuat dugaan kesengajaan adalah adanya kamera eksternal pada mobil rantis Rimueng. Hal ini membantah pernyataan Komisioner Kompolnas yang menyebut bahwa terdapat titik buta sehingga pengemudi tak menyadari telah melindas Affan. Menurut Dimas, kamera eksternal tersebut bisa dipantau dari dalam atau dashboard kendaraan, sehingga pernyataan tentang titik buta dapat disangkal.
Affan Kurniawan Bukan Bagian dari Demonstran
Berdasarkan penelusuran TAUD, Affan bukan merupakan bagian dari demonstran. Ia berada di lokasi karena sedang mengantarkan pesanan makanan bagi pelanggan di Willfitness Benhil. Saksi yang ditemui TAUD juga menyebut bahwa motor Affan terparkir di halte di depan rusun yang ada di sekitar lokasi.
Selain itu, TAUD menemukan fakta bahwa mobil rantis Brimob tidak menuju ke Mako Brimob, melainkan disiapkan untuk membubarkan kerumunan massa di area Pejompongan. Saat rantis menabrak Affan, massa mendekati mobil taktis tersebut dan memperingatkan bahwa ada orang yang tertabrak. Namun, rantis tetap melaju kembali dengan menyeret tubuh korban sejauh beberapa meter.
Kondisi Korban Setelah Ditabrak
Setelah ditabrak, Affan sempat muntah darah dan langsung dilarikan ke RS Cipto Mangunkusumo. Ketika tiba di rumah sakit, Affan dinyatakan meninggal dunia. Sebelum ditabrak, Affan terlihat menunduk, diduga sedang mengambil telepon selulernya yang terjatuh. Saat itu, mobil rantis Brimob menabrak dan melindasnya.
Peran Sopir Rantis dalam Insiden Ini
Dalam laporan lain, komunitas ojol menyatakan bahwa pelaku yang melindas Affan tidak cukup hanya diberi sanksi etik. Beberapa informasi juga menyebut bahwa sopir rantis diperintahkan oleh Kompol Cosmas untuk terus maju meskipun telah menabrak Affan. Hal ini menunjukkan adanya indikasi perintah yang tidak sesuai dengan prosedur dan tanggung jawab moral.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!