Cemas, Tapi Bersamaan? Pahami Kecemasan Kollektif dan Dampaknya pada Kesehatan Mental

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Apa Itu Collective Anxiety dan Bagaimana Dampaknya Terhadap Kesehatan Mental?

Collective anxiety atau kecemasan kolektif adalah fenomena psikologis yang semakin sering dibicarakan di era modern. Banyak orang merasakan cemas, bukan hanya karena masalah pribadi, tetapi juga akibat berita-berita besar seperti pandemi, krisis iklim, perang, atau isu politik yang ramai dibicarakan. Perasaan cemas massal ini disebut sebagai collective anxiety, yaitu kondisi ketika banyak orang mengalami rasa khawatir yang sama karena peristiwa besar yang berdampak luas.

Sebagai contoh, saat pandemi COVID-19 melanda, banyak orang tidak hanya takut tertular virus, tetapi juga merasakan ketidakpastian ekonomi, kehilangan pekerjaan, hingga kecemasan akan masa depan. Menurut studi yang dipublikasikan di Frontiers, tingkat kecemasan kolektif ternyata berkaitan erat dengan pengetahuan masyarakat tentang suatu isu. Semakin sedikit orang tahu, justru semakin tinggi rasa cemas yang muncul. Sebaliknya, jika sebuah topik sudah banyak dibahas dan dipahami, kecemasan cenderung menurun.

Kecemasan yang dialami secara kolektif bisa menimbulkan dampak yang lebih luas daripada kecemasan individu. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana collective anxiety terbentuk dan bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan mental.

Penyebab Collective Anxiety

Collective anxiety biasanya muncul ketika sistem-sistem yang selama ini memberi rasa aman dan keteraturan—seperti pemerintah, ekonomi, layanan kesehatan, atau bahkan kondisi lingkungan—mulai terguncang dan terasa tidak bisa diandalkan. Berbeda dengan kecemasan klinis yang umumnya berakar dari faktor internal psikologis atau biologis, collective anxiety justru lahir dari kondisi eksternal.

Ia menyebar secara sosial, diperkuat oleh pemberitaan media, obrolan publik, dan pengalaman sehari-hari yang kita rasakan bersama. Orang sering kali tidak sepakat mengenai penyebab pasti dari kecemasan ini. Ada yang merasa khawatir soal krisis ekonomi, ada yang cemas karena isu kesehatan, sementara sebagian lagi takut dengan perubahan iklim. Namun meskipun alasannya berbeda-beda, rasa tegang dan gelisah itu tetap terasa secara kolektif, seakan menjadi “suara latar” dalam kehidupan sehari-hari.

Pada dasarnya, collective anxiety adalah respons terhadap ketidakpastian. Ia tumbuh subur ketika aturan-aturan hidup seakan berubah, masa depan terasa kabur, dan norma-norma yang dulu kokoh tiba-tiba rapuh. Saat institusi terlihat gagal menyelesaikan konflik atau krisis datang silih berganti tanpa kejelasan solusi—mulai dari bencana alam, wabah penyakit, hingga guncangan ekonomi—masyarakat cenderung merasa hidup di tengah zaman yang penuh ketidakpastian.

Dampak Collective Anxiety

Collective anxiety bukan hanya perasaan gelisah yang muncul sesaat lalu hilang. Jika dibiarkan berlarut, dampaknya bisa menyentuh hampir semua aspek kehidupan baik bagi individu maupun bagi masyarakat secara luas.

Dampak pada Individu

Gejala fisik: sakit kepala, gangguan tidur, hingga masalah pencernaan.
Gejala emosional: lebih mudah tersinggung, rasa takut berlebihan, atau marah tanpa sebab jelas.
Risiko jangka panjang: jika berlarut, bisa berkembang menjadi gangguan kesehatan mental kronis.

Dampak pada Relasi Sosial

Interaksi sehari-hari jadi lebih tegang dan rentan konflik.
Topik sensitif lebih mudah memicu perdebatan atau pertengkaran.
Hubungan keluarga, pertemanan, hingga komunitas bisa renggang, memicu polarisasi dan perpecahan.

Dampak pada Perilaku Masyarakat

Mendorong tindakan survival seperti panic buying atau menimbun barang.
Memperparah rasa takut akan kelangkaan sumber daya.
Menambah ketidakpastian dan memperkuat rasa cemas secara kolektif.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa ketika rasa cemas melanda bersama-sama, orang cenderung melakukan tindakan yang berfokus pada “bertahan hidup”, seperti panic buying atau menimbun barang. Alih-alih membuat aman, kebiasaan ini justru memperparah kelangkaan dan menambah rasa tidak pasti di tengah masyarakat.

Strategi Mengatasi Collective Anxiety

Menghadapi collective anxiety tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri, tapi juga butuh dukungan dari lingkungan sekitar. Ada beberapa langkah praktis yang bisa kalian coba untuk menjaga kesehatan mental di tengah situasi penuh ketidakpastian:

  • Atur Interaksi Sosial dengan Bijak – Nggak semua obrolan perlu kita ikuti, apalagi yang topiknya memicu stres atau bikin overthinking. Batasi waktu untuk diskusi soal isu-isu sensitif, atau tentukan momen tertentu saja untuk membicarakannya. Dengan begitu, kesehatan mental tetap terjaga tanpa harus memutus hubungan dengan orang lain.

  • Bangun Lingkaran Dukungan yang Positif – Punya teman, keluarga, atau komunitas yang suportif bisa jadi “penyelamat” saat rasa cemas kolektif melanda. Penelitian menunjukkan dukungan sosial mampu meredakan dampak psikologis dan fisik dari kecemasan. Jadi, jangan ragu untuk berbagi cerita dengan orang-orang yang bisa dipercaya.

  • Fokus pada Hal yang Bisa Dikendalikan – Kita nggak bisa mengontrol situasi global, tapi kita bisa mengatur rutinitas harian, menjaga pola hidup sehat, atau melakukan aktivitas yang bikin bahagia—seperti olahraga, menulis, atau hobi kreatif.

  • Konsumsi Media Secara Sadar – Terlalu banyak baca berita atau scroll medsos bisa bikin panik. Coba batasi konsumsi informasi, pilih sumber yang kredibel, dan tentukan waktu khusus untuk update berita. Bahkan, sesekali istirahat dari media sosial bisa bantu menjaga pikiran tetap waras.

  • Jaga Tubuh dan Pikiran dengan Self-Care – Olahraga rutin, tidur cukup, dan kegiatan relaksasi bisa membantu melepaskan hormon endorfin yang bikin mood lebih stabil. Jangan lupa luangkan waktu untuk diri sendiri, karena kesehatan mental dan fisik saling berhubungan erat.

Kesimpulan

Collective anxiety memang sulit dihindari, apalagi di era serba cepat dan penuh ketidakpastian seperti sekarang. Namun, kabar baiknya adalah kita bisa belajar mengelola rasa cemas bersama-sama. Mulai dari membatasi paparan informasi, menjaga koneksi sosial yang sehat, hingga fokus pada hal-hal kecil yang masih bisa kita kendalikan. Dengan cara-cara tersebut, kita bisa menjaga kesehatan mental dan mengurangi dampak negatif dari collective anxiety.