BUMI Semakin Hijau, Jauh dari Emas Hitam

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Perubahan Struktur Pendapatan BUMI Menuju Diversifikasi

PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), yang merupakan perusahaan tambang batu bara milik Grup Bakrie dan Grup Salim, terus melakukan diversifikasi pendapatan dari bisnis non-batu bara. Perseroan menetapkan target kontribusi dari sektor non-batu bara mencapai 50% dari total pendapatan pada tahun 2030. Hal ini menjadi langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada satu sektor utama.

Sejak kuartal II/2020, kontribusi batu bara dalam pendapatan BUMI mulai mengalami penurunan. Pada masa itu, kontribusi dari sektor batu bara mencapai 99,42%, namun saat ini hanya tersisa 82,17%. Sementara itu, pendapatan dari emas dan perak meningkat secara signifikan, menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat dari sektor non-batu bara.

Pada kuartal II/2020, BUMI mencatatkan pendapatan sebesar US$440,44 juta, dengan porsi besar berasal dari penjualan batu bara sebesar US$437,89 juta. Namun, pendapatan tersebut mengalami penurunan 4,22% YoY menjadi US$421,86 juta. Pendapatan dari penjualan batu bara juga turun 5,06% YoY menjadi US$415,74 juta. Pada kuartal II/2021, kontribusi batu bara dalam total pendapatan turun menjadi 98,55%.

Tahun 2022 menjadi momentum penting bagi BUMI, karena harga batu bara mengalami lonjakan yang signifikan. Pada kuartal II/2022, total pendapatan BUMI melonjak 129,62% menjadi US$968,69 juta. Pendapatan dari penjualan batu bara juga naik 131,67% menjadi US$963,15 juta. Kontribusi batu bara dalam total pendapatan meningkat menjadi 99,43%.

Namun, setelah angin segar tersebut, pada kuartal II/2023, total pendapatan BUMI kembali mengalami penurunan sebesar 8,51% menjadi US$886,27 juta. Pendapatan dari penjualan batu bara turun 9,63% menjadi US$870,43 juta. Kontribusi dari sektor batu bara juga turun menjadi 98,21%.

Pada kuartal II/2024, kontribusi penjualan batu bara dalam total pendapatan semakin berkurang menjadi 89,72%. Total pendapatan mengalami penurunan 32,77% menjadi US$595,84 juta, sedangkan pendapatan dari penjualan batu bara turun 38,59% menjadi US$534,57 juta.

Di kuartal II/2025, meskipun total pendapatan BUMI meningkat sebesar 13,78% menjadi US$677,93 juta, kontribusi dari sektor batu bara turun menjadi 82,17%. Sementara itu, pendapatan dari penjualan emas melonjak 95,89% YoY dari US$60,04 juta menjadi US$117,61 juta. Pertumbuhan ini memperkuat tren positif sebelumnya, yaitu peningkatan 304,6% YoY pada kuartal II/2024.

Selain emas, pendapatan dari penjualan perak juga meningkat pesat, yaitu 164,75% YoY dari US$1,22 juta menjadi US$3,23 juta.

Strategi Pengembangan BRMS

Vice President Relations & Chief Economist Bumi Resources, Achmad Reza Widjaja, menjelaskan bahwa perseroan menargetkan kontribusi pendapatan non-batu bara mencapai 50% pada 2030. Saat ini, kontribusi dari sektor non-batu bara masih sebesar 17%. Penyebabnya adalah konsolidasi dengan Bumi Resources Minerals (BRMS), di mana BUMI memiliki saham 20%. Ini memberikan kontribusi pendapatan tambahan dari BRMS.

BRMS, sebagai entitas anak usaha BUMI, menargetkan produksi emas sebesar 70.000-75.000 troy ounce pada akhir 2025. Target ini lebih tinggi dibanding produksi pada 2023 sekitar 60.000 troy ounce. Pada 2026, BRMS menargetkan produksi emas kurang dari 80.000 troy ounce. Hal ini sejalan dengan rencana merampungkan pabrik di Gorontalo melalui PT Gorontalo Minerals.

Pada 2027, BRMS menargetkan produksi emas sebesar 80.000—90.000 troy ounce. Dalam jangka panjang, perseroan menargetkan produksi emas lebih dari 150.000 troy ounce pada 2028. Ini menunjukkan komitmen BRMS untuk terus berkembang dalam sektor pertambangan logam mulia.