
Daftar Perusahaan yang Mengikuti Seleksi Pita Frekuensi 1,4 GHz
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melalui Tim Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz telah mengumumkan tujuh perusahaan yang telah mendaftar untuk mengikuti proses lelang elektronik (e-auction) dalam seleksi penggunaan pita frekuensi tersebut pada tahun 2025. Tujuh perusahaan tersebut adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT XLSMART Telecom Sejahtera, PT Indosat Tbk, PT Telemedia Komunikasi Pratama, PT Netciti Persada, PT Telekomunikasi Selular, dan PT Eka Mas Republik.
Berikut ini adalah kinerja pendapatan terakhir dari masing-masing perusahaan berdasarkan laporan resmi yang telah dipublikasikan:
1. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
Telkom menjadi perusahaan dengan aset dan kinerja terbesar di antara peserta e-auction. Pada semester I/2025, perusahaan ini mencatat pendapatan sebesar Rp73 triliun. Rincian pendapatan meliputi telepon sebesar Rp3,07 triliun, interkoneksi Rp4,96 triliun, data-internet dan jasa teknologi Rp44,25 triliun, serta jaringan Rp1,84 triliun. Layanan IndiHome menyumbang Rp13,25 triliun, sedangkan layanan lainnya memberikan kontribusi sebesar Rp4,14 triliun. Telkom juga memiliki panjang serat optik sepanjang 173.000 hingga 175.000 kilometer, yang tersebar di dalam dan luar negeri.
2. PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk. (EXCL)
PT XL Axiata Tbk. (EXCL), yang kini bergabung menjadi PT XLSMART Telecom Sejahtera, mencatat pendapatan sebesar Rp8,6 triliun pada kuartal I/2025, naik 1,93% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan tersebut didukung oleh jasa GSM mobile dan jaringan telekomunikasi senilai Rp8,47 triliun, serta managed service dan jasa teknologi informasi sebesar Rp125,8 miliar. Dari sisi aset, serat optik XLSMART mencapai 165.000 kilometer pada 2024.
3. PT Indosat Tbk (ISAT) / Indosat Ooredoo Hutchison (IOH)
Indosat membukukan pendapatan sebesar Rp27,1 triliun pada semester I/2025, turun 3,1% dibandingkan Rp27,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Kontributor utama berasal dari bisnis seluler sebesar Rp22,7 triliun, MIDI Rp3,96 triliun, dan telekomunikasi tetap Rp398 miliar. Pendapatan seluler turun 3,6% YoY, terutama akibat penurunan pendapatan data, telepon, dan SMS, meski sedikit tertolong oleh kenaikan jasa nilai tambah dan interkoneksi.
4. PT Telemedia Komunikasi Pratama
Perusahaan ini tidak merilis laporan keuangan rinci. Namun, mereka mengklaim telah menjangkau lebih dari 150 juta populasi di Pulau Jawa, 18.000 desa, 592 kota, serta membentangkan lebih dari 2.800 kilometer jaringan fiber optik. Telemedia merupakan anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk (Surge/WIFI). Surge membeli Telemedia dari YELO sekitar Rp20 miliar. Dalam laporan semester I/2025, Surge mencatat pendapatan sebesar Rp513,4 miliar, meningkat 66,17% YoY dari Rp309 miliar. Pendapatan itu berasal dari iklan, bandwidth, sewa core, colocation, serta managed telco service.
5. PT Netciti Persada
Netciti tidak mencantumkan laporan kinerja keuangan di laman resminya. Perusahaan ini fokus menyediakan jaringan Fiber to the Home (FTTH) dan broadband ultra-cepat, dengan jangkauan di wilayah utama Indonesia seperti Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Medan, serta kawasan hunian seperti Alam Sutera dan Suvarna Sutera.
6. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel)
Telkomsel melaporkan pendapatan sebesar Rp113,3 triliun sepanjang 2024, tumbuh 10,7% YoY. Bisnis digital mendominasi dengan kontribusi Rp102,9 triliun, naik 13,5% YoY. Rinciannya, layanan data mencapai Rp86,8 triliun dan digital service sebesar Rp16,1 triliun.
7. PT Eka Mas Republik
Perusahaan ini tidak merinci laporan keuangan. Eka Mas Republik merupakan entitas anak tidak langsung PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) melalui kepemilikan di PT DSSA Mas Sejahtera.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!