Prabowo Ingin Kurangi Komisaris dan Tantiem, Kinerja Bank BUMN Makin Cemerlang?

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Efisiensi dan Pengurangan Komisaris di BUMN

Efisiensi menjadi salah satu fokus utama dalam pengelolaan perusahaan, khususnya di sektor BUMN. Presiden Joko Widodo, yang saat itu masih menjabat, mengajukan rencana untuk memangkas jumlah komisaris dan menghapus tantiem yang biasa diberikan kepada direksi BUMN. Rencana ini dinilai dapat mengurangi beban operasional sekaligus mendorong peningkatan kinerja bank Himbara.

Menurut Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan, setiap efisiensi yang dilakukan akan berdampak positif pada kinerja perusahaan selama langkah tersebut tepat sasaran. Ia menjelaskan bahwa efisiensi bisa meningkatkan kinerja perusahaan jika tidak mengurangi pendapatan dan tetap menjaga porsi profesional dari komisaris sebagai pengawas bank.

“Jika pengurangan tersebut dilakukan tanpa mengurangi porsi profesional komisaris dalam mengawasi bank, maka akan berdampak efisien dan kinerja bank akan semakin baik,” ujarnya.

Dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-1 Tahun Sidang 2025/2026 dan Penyampaian RAPBN Tahun Anggaran 2026, Presiden menyampaikan rencana untuk mengurangi jumlah komisaris hingga enam orang dan menghilangkan tantiem yang biasa diterima direksi BUMN. Dengan demikian, jumlah komisaris akan dipangkas menjadi empat atau lima orang dengan maksimal enam orang. Selain itu, kebijakan tantiem juga akan dihapus.

“Saya hilangkan tantiem. Saya tidak mengerti apa arti tantiem. Itu akal-akalan saja,” kata Presiden saat berbicara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.

Ketua Umum Partai Gerindra ini juga memerintahkan Danantara Indonesia untuk tidak memberikan tantiem kepada direksi apabila perusahaan mengalami rugi. Laporan keuangan harus disampaikan secara realistis, bukan sekadar akal-akalan.

Tantiem adalah bagian dari laba perusahaan yang diberikan kepada anggota direksi atau dewan komisaris sebagai bentuk penghargaan atas kinerja, terutama jika perusahaan berhasil memperoleh laba atau mengalami peningkatan kinerja.

“Kalau direksi itu, kalau komisaris itu keberatan, segera berhenti! Banyak anak muda yang mampu siap gantikan mereka,” tambahnya.

Kinerja Bank BUMN

Dari data yang dikumpulkan, jumlah komisaris masing-masing bank BUMN usai RUPST tahun buku 2024 mengalami penyusutan signifikan dibandingkan sebelumnya. Misalnya, komisaris Bank Mandiri yang semula sebanyak 10 orang kini hanya enam orang. Begitu pula dengan BRI. BNI tercatat sebagai bank pelat merah dengan jumlah komisaris terbanyak sebelum RUPST, yaitu 11 orang, dan kini dipangkas menjadi enam orang. Sementara jumlah komisaris BTN berkurang tiga posisi, dari sembilan menjadi enam orang.

Dalam semester pertama tahun 2025, dua bank BUMN, yaitu BRI dan BNI, telah melaporkan kinerjanya. Sementara Bank Mandiri dan BTN masih dalam proses audit laporan keuangan menyusul aksi korporasi keduanya.

BNI mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp10,09 triliun pada semester I/2025. Laba ini turun 5,58% secara tahunan (YoY) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, yaitu Rp10,69 triliun. Pendapatan bunga bersih BNI tumbuh 2,33% YoY dari Rp19,07 triliun menjadi Rp19,51 triliun. Namun, beberapa pos pendapatan seperti pendapatan komisi turun 2,20% YoY ke angka Rp4,84 triliun, serta pendapatan lainnya menyusut 1,01% YoY menjadi Rp2,83 triliun.

Sementara itu, BRI membukukan laba bersih konsolidasian yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp26,28 triliun pada semester I/2025. Laba ini turun 11,53% YoY dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, yaitu Rp29,7 triliun. Meski begitu, pendapatan bunga bersih BRI tumbuh 2,8% YoY dari Rp71,28 triliun menjadi Rp73,27 triliun. Beban pencadangan atau impairment juga naik 25,8% menjadi Rp23,27 triliun.

Bank Mandiri, meskipun belum merilis kinerja per Juni 2025, mencatatkan laba bersih Rp19,65 triliun pada Mei 2025, tumbuh terbatas 0,13% YoY dari sebelumnya Rp19,63 triliun. Pendapatan bunga bersih Bank Mandiri tercatat tumbuh 4,2% YoY menjadi Rp31,7 triliun, sementara pendapatan berbasis komisi meningkat 13,21% menjadi Rp7,53 triliun.

BTN membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp1,19 triliun per Mei 2025. Nilai ini tumbuh 3,31% YoY dibandingkan realisasi bulan kelima tahun lalu.