
Banjir Dahsyat di Bali Menewaskan Sembilan Orang
Banjir yang melanda Provinsi Bali pada Rabu, 10 September 2025, menunjukkan kekuatan alam yang luar biasa. Kejadian ini menimbulkan dampak serius terhadap masyarakat dan infrastruktur. Dalam peristiwa tersebut, sebanyak sembilan orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, dua orang hilang, dan 202 kepala keluarga atau 620 jiwa terdampak.
Wilayah yang terkena banjir mencakup enam kabupaten/kota, yaitu Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Tabanan. Salah satu korban meninggal adalah Nita Kumalasari (23), yang sedang mengandung dan terseret banjir saat hujan deras terjadi di jalan raya menuju Pengambengan.
Menurut Perbekel Pengambengan, Kamaruzzaman, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 02.30 WITA. Nita Kumalasari dibonceng suaminya, Bilal Ramdhan (27), dari kosnya di wilayah Kecamatan Negara. Saat tiba di lokasi kejadian di Banjar Munduk, Desa Pengambengan, keduanya terseret arus banjir. Awalnya, suami korban selamat, namun istrinya hilang terseret banjir. Beberapa jam kemudian, korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sekitar 600 meter dari lokasi awal.
Lokasi kejadian memang sering terjadi banjir ketika hujan deras. Pada saat kejadian, air memiliki ketinggian setengah meter. Informasi dari pihak suami menyebutkan bahwa korban sedang hamil dua bulan. Perbekel juga menyebutkan bahwa banjir hampir merata terjadi di wilayahnya.
Dampak Banjir di Bali
Bencana banjir yang disebabkan oleh hujan deras sejak Selasa (9/9/2025) menarik perhatian media asing seperti Channel News Asia (CNA), ABC, Associated Press (AP), dan The Independent. Berbagai pemberitaan menyoroti dampak banjir terhadap sektor pariwisata dan kehidupan masyarakat.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, banjir Bali menyebabkan sembilan orang meninggal. Korban jiwa ditemukan di Kota Denpasar sebanyak lima korban meninggal dan dua orang hilang, Kabupaten Jembrana dua orang, Kabupaten Gianyar satu orang, dan Kabupaten Badung satu orang.
Imbas banjir tersebut, sebagian warga harus mengungsi karena tempat tinggal mereka masih terendam banjir. Selain itu, akses ke Bandara I Gusti Ngurah Rai menjadi terbatas dan kemacetan terjadi di berbagai titik.
Media Asing Meliput Banjir Bali
Channel News Asia (CNA) memberitakan bahwa banjir yang menerjang Bali mengganggu sektor pariwisata. Mengutip pernyataan Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Denpasar I Nyoman Sidakarya, CNA menyebutkan bahwa hujan deras membuat dua bangunan di Denpasar roboh. Empat orang dilaporkan meninggal dunia dalam kejadian tersebut. Banjir juga menyebabkan akses ke bandara menjadi terbatas dan kemacetan terjadi di beberapa titik.
ABC, media asal Australia, menyebutkan Bali dilanda banjir yang tidak biasa dan "mematikan". Hujan deras membuat air merendam rumah-rumah penduduk dan jalan-jalan utama, sehingga terjadi evakuasi besar-besaran. Video yang dirilis oleh badan pencarian dan penyelamatan Denpasar menunjukkan tim penyelamat mengarungi air setinggi dada dengan perahu karet.
Associated Press (AP) menyebutkan bahwa banjir parah merendam ribuan rumah dan bangunan di kawasan permukiman dan tempat wisata. Pemerintah setempat mengambil langkah untuk memutus aliran listrik dan air, sehingga hotel, restoran, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya terpaksa menggunakan generator. AP juga menyoroti tanah longsor yang terjadi di 18 kecamatan di Kabupaten Karangasem, Gianyar, dan Badung.
The Independent, media asal Inggris, menyebutkan bahwa banjir Bali disebabkan oleh hujan deras pada Selasa (9/9/2025) malam dan Rabu (10/9/2025) pagi. Banjir melumpuhkan jalan-jalan utama dan hanya truk yang bisa menggunakan akses ke Bandara I Gusti Ngurah Rai. Pengakuan Kim Eastough, warga Australia yang berada di Bali saat banjir terjadi, menyebutkan bahwa tempat tinggalnya dipenuhi lumpur ketika air mulai surut.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!