
Peran China dalam Transisi Energi Bersih Global
China kini menjadi salah satu negara yang paling berpengaruh dalam transisi energi bersih global. Dari produksi teknologi ramah lingkungan hingga diplomasi iklim internasional, negara ini telah menunjukkan kekuatannya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Berikut beberapa fakta menarik yang menunjukkan besarnya pengaruh China di bidang energi hijau.
Dominasi Produksi Teknologi Energi Bersih
China saat ini memegang peranan utama dalam produksi teknologi energi bersih seperti turbin angin dan panel surya. Negara ini mampu memproduksi 60 persen turbin angin global dan 80 persen panel surya dunia. Kebijakan industri yang agresif serta investasi besar-besaran dari pemerintah telah membantu memperkuat posisi China sebagai produsen utama. Investasi sebesar 625 miliar dolar AS (setara Rp10,2 kuadriliun) pada tahun lalu menjadikan China sebagai pelaku utama dalam pasar energi bersih global.
Selain itu, inovasi teknologi di China juga semakin meningkat. Pada 2020, hanya 5 persen paten energi global berasal dari China, namun kini angkanya mencapai 75 persen. Fakta ini menunjukkan bahwa China bukan hanya produsen, tetapi juga inovator dalam teknologi energi hijau.
Kapasitas Energi Terbarukan Melebihi Target
China berhasil mencapai kapasitas energi terbarukan sebesar 1.200 gigawatt, enam tahun lebih cepat dari target resmi. Pembangunan tenaga angin dan surya di negara ini bahkan dua kali lipat lebih besar dibandingkan total pembangunan seluruh dunia pada tahun lalu. Skala pencapaiannya sungguh luar biasa.
Pada paruh pertama 2025 saja, China menambah 267,53 gigawatt kapasitas surya, hampir tiga kali lipat dari pembangunan global di periode yang sama. Sementara itu, produksi listrik tenaga angin tumbuh 16 persen dan surya melonjak 43 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk pertama kalinya, kombinasi tenaga surya dan angin melampaui tenaga air, nuklir, dan bioenergi di dalam negeri.
Investasi Luar Negeri yang Melampaui Rencana Marshall
Sejak 2022, perusahaan-perusahaan China telah menggelontorkan lebih dari 210 miliar dolar AS untuk proyek manufaktur hijau di luar negeri. Nilai tersebut melampaui Marshall Plan setelah disesuaikan inflasi, menjadikannya salah satu ekspansi terbesar dalam sejarah energi bersih. Investasi tersebut mencakup lebih dari 460 proyek di 50 negara.
Fokus investasi China adalah sektor baterai, surya, dan kendaraan listrik. Indonesia menjadi tujuan utama karena sumber nikel yang melimpah, sementara Maroko menarik investasi besar untuk bahan baku baterai dan hidrogen hijau. Perusahaan besar seperti BYD dan Trina Solar menjadi ujung tombak langkah ini.
Konsumsi Bahan Bakar Fosil Mulai Stagnan
China mencapai titik stagnasi konsumsi bahan bakar fosil sejak 2021. Laporan menunjukkan bahwa pada 2024, 84 persen kenaikan permintaan listrik dipenuhi energi terbarukan seperti angin, surya, dan nuklir. Ini menandai pergeseran besar menuju sumber energi bersih.
Walau tetap menjadi penyumbang emisi karbon terbesar, China berhasil menekan emisi gas rumah kaca dengan tren penurunan tipis tahun lalu. Konsumsi langsung bahan bakar fosil di sektor transportasi, pemanas, dan industri bertahan di angka sekitar 150 exajoule sejak 2018. Hal ini memperlihatkan proses dekarbonisasi mulai berhasil.
Peran China dalam Diplomasi Iklim Global
China semakin aktif dalam arena diplomasi iklim internasional, terutama setelah Amerika Serikat (AS) mundur dari perundingan saat dipimpin Donald Trump. Presiden China, Xi Jinping menyatakan bahwa negaranya tidak akan memperlambat aksi iklim atau menarik dukungan pada kerja sama internasional. Pernyataan ini menegaskan komitmen China di tengah dinamika geopolitik.
Pada 2025, China menjalin kesepakatan dengan Uni Eropa untuk mendukung hasil ambisius di Cop30. Dalam sejarah sebelumnya, negara ini juga berperan dalam mendorong lahirnya Kesepakatan Paris dan target keuangan iklim global. Posisi China kini semakin penting sebagai penyumbang emisi historis terbesar kedua.
Di Cop30 yang akan berlangsung di Belém, Brasil, China diperkirakan memperkuat dukungan lewat inisiatif di luar kerangka PBB. Salah satunya adalah dukungan pada Dana Hutan Tropis Selamanya Brasil. Peran ini memperlihatkan bagaimana China memadukan strategi politik dengan kepemimpinan iklim global.
Perjalanan China dalam transisi energi hijau menunjukkan bagaimana ambisi besar bisa mengubah arah industri global. Dari inovasi teknologi hingga peran di panggung diplomasi, negara ini telah membuktikan dirinya sebagai motor penggerak energi bersih dunia. Pencapaian ini sekaligus menjadi gambaran bahwa masa depan energi tidak lagi bergantung pada bahan bakar fosil, melainkan pada keberanian berinvestasi dalam solusi berkelanjutan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!