
Serangan Israel ke Doha: Kematian Lima Anggota Hamas dan Reaksi Internasional
Serangan yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap Doha, ibu kota Qatar, telah menimbulkan reaksi luas dari berbagai pihak. Dalam serangan tersebut, lima anggota Hamas dikabarkan tewas. Peristiwa ini terjadi pada Selasa (9/9), ketika delapan ledakan terpisah terdengar di distrik Katara. Menurut laporan resmi dari otoritas Qatar, serangan ini menghantam bangunan yang menjadi tempat tinggal beberapa anggota Biro Politik Hamas.
Israel mengklaim bahwa operasi tersebut melibatkan 15 jet tempur dan bertujuan untuk menargetkan pemimpin senior Hamas. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membenarkan adanya serangan ini, meskipun tidak menyebutkan secara spesifik siapa yang menjadi sasaran. Namun, ia menyatakan bahwa tindakan ini dilakukan untuk menghentikan ancaman dari kelompok tersebut.
Hamas sendiri menyatakan bahwa lima anggotanya meninggal dalam serangan tersebut. Mereka adalah bagian dari delegasi negosiasi yang sedang berlangsung. Kelompok ini menuduh Israel melakukan serangan ini karena tidak ingin mencapai kesepakatan apapun dan menggagalkan upaya internasional. Di sisi lain, Amerika Serikat juga dituding terlibat dalam peristiwa ini.
Respon dari Amerika Serikat terhadap serangan ini sangat positif. Melalui sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt, ia menyampaikan apresiasi terhadap tindakan Israel. “Melenyapkan Hamas adalah tujuan yang mulia,” katanya. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintahan AS memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Israel.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam serangan tersebut. Ia menyatakan bahwa serangan ini merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Qatar. Guterres mendesak seluruh pihak untuk mendorong gencatan senjata, bukan malah menghancurkan upaya perdamaian yang sedang berlangsung.
Qatar sebagai Tempat Perundingan dan Mediator
Qatar dikenal sebagai negara yang sering menjadi mediator dalam konflik di kawasan Timur Tengah. Negara ini memiliki hubungan baik dengan berbagai pihak yang sering berselisih, sehingga sering menjadi tempat aman untuk membuka jalur komunikasi antara musuh-musuh.
Salah satu peran penting Qatar saat ini adalah menjadi tuan rumah bagi sejumlah pemimpin politik dari Hamas. Para pemimpin ini tinggal di Doha, ibu kota Qatar. Di tempat ini juga menjadi pusat negosiasi untuk mengakhiri perang Israel-Hamas di Gaza.
Hamas pertama kali membuka kantor politiknya di Qatar pada 2012. Ini terjadi setelah para pemimpin kelompok itu meninggalkan Suriah karena perang. Menurut pernyataan dari duta besar Qatar untuk Amerika Sheikh Meshal bin Hamad Al Thani, pembukaan kantor Hamas di Doha dilakukan atas permintaan Amerika Serikat. Tujuannya adalah untuk membuka jalur komunikasi tidak langsung antara Amerika dan Hamas.
Sejak itu, sejumlah pemimpin senior Hamas tinggal di Qatar. Salah satunya adalah Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas yang telah tinggal di sana sejak 2017. Haniyeh sendiri dilaporkan tewas dalam serangan Israel di Teheran, Iran pada Juli 2024. Tokoh-tokoh lain yang juga berbasis di Qatar antara lain Khalil al-Hayya dan Mousa Abu Marzouk. Mereka adalah anggota penting dalam kepemimpinan Hamas.
Qatar sendiri sudah lama dikenal sebagai pendukung utama Palestina dan memberikan bantuan keuangan kepada warga Gaza. Pemerintah Qatar menegaskan bahwa kehadiran Hamas di Doha bukan berarti mereka mendukung kelompok tersebut secara politik. Menurut Meshal, kantor Hamas di Qatar lebih difungsikan sebagai jalur komunikasi dalam proses mediasi. “Keberadaan mereka di sini tidak sama dengan dukungan. Ini tentang menyediakan saluran penting untuk komunikasi tidak langsung,” katanya.
Tanggapan Indonesia dan Dunia Internasional
Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) mengutuk keras serangan Israel ke Doha, Qatar pada Selasa (9/9). Serangan tersebut dinilai sebagai pelanggaran besar terhadap hukum internasional, termasuk Piagam PBB, pelanggaran terhadap kedaulatan Qatar, dan ancaman besar terhadap keamanan dan perdamaian kawasan.
"Serangan ini berisiko mengeskalasi dan memperluas konflik di kawasan," ujar Juru Bicara Kemlu, Vahd Nabyl Achmad Mulachela dalam keterangan resmi. Menurut dia, Indonesia mengecam agresi ini. Karenanya, Indonesia kembali mengulangi seruannya kepada Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah segera dan secara tegas menghentikan tindakan Israel dan menjamin akuntabilitas.
Selain itu, Indonesia pun menegaskan solidaritasnya terhadap Pemerintah dan rakyat Qatar dan menekankan komitmennya untuk mendukung semua upaya diplomatis guna mencapai penyelesaian adil, komprehensif, dan perdamaian berkelanjutan di Timur Tengah. Khususnya melalui Solusi Dua-Negara.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!