18 WNI Kembali ke Indonesia Usai Demo Gen Z dan Kekacauan yang Akibatkan Mundurnya PM

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Rombongan WNI Dipulangkan dari Nepal

Pada hari Kamis (11/9), sebanyak 18 orang warga negara Indonesia (WNI) kembali ke tanah air setelah dipulangkan dari Nepal. Rombongan ini menjadi yang pertama diterbangkan melalui Tribhuvan International Airport. Mereka dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada hari Jumat (12/9).

Rombongan tersebut terdiri dari delegasi Kementerian ESDM, Kementerian Kesehatan, GIZ Indonesia, Asosiasi Hydro, akademisi Universitas Indonesia, serta WNI wisatawan. Dalam pernyataannya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Vahd Nabyl A. Mulachela menyampaikan bahwa sebagian besar rombongan yang kembali saat ini sedang berada di Kathmandu dalam rangka pelaksanaan kerja sama energi baru terbarukan antara Indonesia-Nepal-Jerman, yaitu The 3rd Exchange of the Renewable Energy Mini-Grids in South-South and Triangular Cooperation (ENTRI) Program, yang berlangsung pada 8-12 September 2025.

Saat ini, tercatat 78 WNI yang sedang berkunjung ke Nepal. Mayoritas dari mereka berada di Kota Kathmandu, sementara sebagian lainnya berada di Pokhara dan Lumbini. Tim Perlindungan WNI di Kathmandu dan KBRI Dhaka terus memantau kondisi para WNI. KBRI Dhaka telah menghubungi para WNI baik yang menetap maupun yang sedang berwisata atau menghadiri pertemuan internasional di Nepal.

Sebagai langkah cepat, Kementerian Luar Negeri RI melalui KBRI Dhaka telah berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk memastikan bahwa 134 WNI di Nepal dalam kondisi aman. Selain itu, KBRI Dhaka juga mengeluarkan imbauan bagi WNI yang ada di Nepal untuk menghindari lokasi yang menjadi titik demonstrasi dan selalu waspada. Para WNI diminta menghubungi hotline KBRI jika mengalami masalah. KBRI juga melakukan koordinasi dengan otoritas setempat untuk membantu WNI yang kesulitan mengakses bandara karena jalanan ditutup.

Kondisi Politik di Nepal Masih Memanas

Nepal kini tengah menghadapi krisis politik setelah demo Gen-Z yang akhirnya menggulingkan pemerintahan. Demo antikorupsi yang diwarnai kekerasan pekan ini merenggut 30 nyawa dan memaksa Perdana Menteri (PM) Nepal K.P. Sharma Oli mundur. AFP melaporkan bahwa jumlah korban tewas dalam unjuk rasa bertambah menjadi 51 orang.

Selain itu, puluhan ribu narapidana dilaporkan kabur dari penjara. Juru bicara Kepolisian Nepal, Binod Ghimire, menyampaikan bahwa lebih dari 12.500 narapidana yang kabur dari berbagai penjara masih buron hingga kini.

Pemilihan Perdana Menteri Sementara Masih Tertunda

Setelah 48 jam sejak KP Sharma Oli mengundurkan diri, Perdana Menteri sementara belum diputuskan. Perundingan yang berlangsung sepanjang hari Kamis belum mencapai kesimpulan. Menurut laporan, hampir ada konsensus untuk menjadikan Sushila Karki, Mantan Ketua Mahkamah Agung sebagai Perdana Menteri sementara. Namun, hal ini masih mendapat penolakan dari kubu lainnya karena Karki disebut terlalu pro India.

Kubu yang kontra mengajukan nama Wali Kota Kathmandu, Balen Shah, untuk menjadi PM. Jika Balen tidak menjadi PM, nama Wali Kota Dharan, Harka Sampang, dimunculkan sebagai kandidat penggantinya. Mereka berdalih ingin pemimpin yang lebih muda.

Perbedaan pendapat ini ternyata tak hanya terjadi di forum. Sempat terjadi perkelahian antar kelompok tersebut di luar markas tentara yang mengakibatkan sejumlah pemuda terluka.

Di sisi lain, istri eks Perdana Menteri Nepal Jhala Nath Khanal, Rajyalaxmi Chitrakar, yang terjebak dalam rumahnya yang dibakar massa demo Gen-Z diperkirakan masih hidup. Berdasarkan laporan dari The Kathmandu Post, Chitrakar saat ini masih hidup meski dalam kondisi kritis. Ia tengah menjalani perawatan akibat luka bakar yang serius. Direktur Rumah Sakit Kirtipur, Nepal, Kiran Nakarmi menyampaikan bahwa kondisinya serius dan tetap sama seperti saat ia pertama kali dibawa untuk perawatan.