
Peristiwa Penjarahan di Rumah Uya Kuya dan Keputusan Nenek Rahma Mengembalikan Barang
Seorang nenek bernama Rahmawati Wijaya, yang akrab disapa Rahma (52 tahun), menjadi perhatian masyarakat setelah insiden penjarahan di rumah artis sekaligus anggota DPR RI, Surya Utama atau lebih dikenal dengan nama Uya Kuya. Insiden ini terjadi di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, pada malam Sabtu, 30 Agustus 2025. Saat itu, kota Jakarta sedang digegerkan oleh demonstrasi besar-besaran yang meluas hingga ke permukiman warga.
Rahma, yang sehari-hari bekerja sebagai juru parkir dan memulung barang bekas, tinggal bersama suaminya dan memiliki lima cucu, salah satunya adalah penyandang tunawicara. Di tengah kekacauan tersebut, ia sempat membawa satu karung berisi besi rongsokan yang ditemukan di depan gerbang rumah Uya Kuya. Namun, dua hari kemudian, ia mengembalikan barang tersebut secara sukarela dan mendapatkan maaf dari Uya Kuya dan istrinya, Astrid Khairunnisha.
Dalam wawancara eksklusif yang dilakukan di rumah kontrakannya di gang sempit sekitar Jalan Swadaya Raya, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rahma menjelaskan alasan di balik tindakannya. Ia merasa gelisah dan tidak tenang, bahkan mengaku didatangi oleh ibunya dalam mimpi. "Ibu saya bilang, 'Yuk, pulangin barangnya. Itu bukan hak kamu,'" ujarnya sambil menirukan suara ibunya.
Air mata Rahma tak terbendung saat menceritakan bahwa ia tidak pernah berniat mencuri. Barang rongsokan itu ia temukan di depan rumah Uya Kuya, bukan di dalam rumah. Meski sudah dimaafkan, ia masih merasa malu karena banyak tetangga menyebutnya sebagai maling. Padahal, memulung adalah salah satu cara untuk mencari nafkah selain bekerja sebagai juru parkir di sekitar Puskesmas Duren Sawit.
Pengakuan Rahma tentang Malam Itu
Pada malam kejadian, Rahma mengatakan bahwa ia sedang mencari botol bekas untuk jajan cucunya. Ia melihat ada rongsokan di depan pintu rumah Uya Kuya dan langsung membawanya pulang. "Saya tidak tahu itu punya siapa. Saya bawa pulang," kata Rahma.
Tidak hanya itu, ia juga mengaku sempat masuk ke dalam rumah Uya Kuya. "Banyak orang, saya diam saja. Terus saya keluar, lihat karung di depan pintu, saya ambil dan simpan di rumah," tambahnya.
Namun, informasi yang beredar menyebutkan bahwa Rahma membawa AC dari rumah Uya Kuya. Rahma menyangkal hal tersebut. "Saya enggak tahu. Karung itu sudah ada di depan gerbang. Saya bawa ke rumah, tapi hati saya enggak enak. Akhirnya saya serahkan ke Pak RT-nya Mas Uya."
Alasan Mengembalikan Barang
Keputusan Rahma untuk mengembalikan barang tersebut disebabkan oleh perasaan tidak nyaman dan ketidaknyamanan batin. "Karena itu bukan hak saya. Saya enggak tenang, enggak bisa tidur, enggak bisa makan. Sampai sakit saya," ujarnya.
Meski telah dimaafkan, ia tetap merasa tertekan karena banyak orang menuduhnya sebagai pencuri. "Aku enggak nyolong demi Allah. Aku nemu di gerbang, rongsokan yang saya bawa. Aku bukan maling," ucapnya sambil menangis.
Setelah mengembalikan barang ke Pak RT, Rahma dijemput oleh polisi. "Saya nangis. Saya bukan maling, saya nemu barang di depan gerbang. Saya kembalikan jam 7 pagi, terus dijemput polisi jam 10, pulang sore setelah menunggu Mas Uya."
Pertemuan dengan Uya Kuya
Pada pertemuan tersebut, Rahma langsung meminta maaf kepada Uya Kuya dan istrinya. "Saya bilang saya nyesel, saya khilaf," katanya.
Menurut keponakannya, Ratu, Rahma sangat terganggu oleh kejadian ini. "Dia pusing, malu karena viral. Banyak yang menuduh dia maling. Saya tanya, 'Emang yang dibawa apa?' Dia bilang nggak tahu. Di berita disebut bawa AC. Sekarang logikanya aja, kalau AC masih menempel (di dinding), emang bisa dibawa?"
Kehidupan dan Masa Depan
Meskipun memulung adalah pekerjaan sampingan, Rahma kini lebih fokus pada pekerjaan sebagai juru parkir. "Enggak, cuma sampingan. Sekarang suami saya kasih kerjaan jaga parkiran. Alhamdulillah, saya enggak mulung lagi."
Selain pengalaman bermimpi, Rahma juga mengungkapkan bahwa keputusannya untuk mengembalikan barang tersebut didorong oleh perasaan kesadaran diri. "Ya, mimpi saya. Mama saya bilang, 'Yuk, pulangin barangnya. Itu bukan hak kamu.'"
Pesan untuk Uya Kuya dan Keluarga
Di akhir wawancara, Rahma menyampaikan pesan yang penuh rasa malu dan penyesalan. "Aku enggak nyolong demi Allah. Aku nemu di gerbang, rongsokan yang saya bawa. Aku bukan maling. Ini enggak niat. Saya minta maaf Mas Uya, minta maaf juga ke Bunda. Rahma enggak ada niat. Bunda baik, Mas Uya juga baik."
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!