TNI AD Evaluasi Pasca Penculikan Kacab Bank BUMN oleh Dua Prajurit Kopassus

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Evaluasi Terhadap Dugaan Keterlibatan Prajurit Kopassus dalam Penculikan

Keterlibatan dua prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dalam kejadian penculikan seorang kepala cabang bank BUMN, Mohammad Ilham Pradipta, telah menjadi perhatian serius dari Mabes TNI AD. Hal ini dilakukan melalui evaluasi yang dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada pelanggaran aturan yang terjadi di lingkungan militer.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap insiden tersebut. Penekanan utama diberikan kepada para prajurit tentang pentingnya pengendalian diri dalam menjalani pergaulan dan kegiatan di lingkungan sekitar. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana saat diwawancarai pada Sabtu (20/9).

Jenderal bintang satu Angkatan Darat itu menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan oleh dua prajurit Kopassus, yaitu Serka N dan Kopda FH, tidak bisa digeneralisasi. Menurutnya, perbuatan tersebut dilakukan atas nama pribadi masing-masing dan tidak ada keterlibatan prajurit lain atau satuan asal mereka.

”Tidak bisa kita menggeneralisasi apabila ada satu personil TNI Angkatan Darat yang seperti itu bisa di-hire, bisa diminta tolong untuk suatu kegiatan yang melanggar hukum, terus dia meng-iya-kan. Itu tidak bisa lalu dikatakan bahwa semua prajurit TNI itu bisa di-hire untuk membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait hal itu,” ujar Wahyu dengan tegas.

Untuk mencegah hal serupa terjadi kembali, TNI AD telah memberikan peringatan kepada seluruh jajaran agar selalu mempertimbangkan berbagai aspek sebelum memutuskan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Tujuannya adalah agar prajurit tidak terjerumus dalam tindakan yang melanggar hukum. TNI AD juga memerintahkan seluruh prajurit untuk bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku.

”Pertimbangkan betul, pertimbangkan betul saat kita berkawan, saat kita berkomunikasi, ada suatu permohonan bantuan. Apa manfaatnya untuk personal, masing-masing, dan apa manfaatnya untuk satuan, apa kerugiannya untuk personal, dan apa kerugiannya untuk satuan maupun institusi,” jelasnya.

Insiden penculikan korban terjadi di Lokasi Parkir Lottemart Pasar Rebo, Jakarta Timur (Jaktim), pada 20 Agustus lalu. Rekaman CCTV menunjukkan secara jelas bagaimana korban diculik. Beberapa jam setelah penculikan, korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di wilayah Bekasi, Jawa Barat (Jabar). Saat ini, keluarga korban sedang menuntut keadilan melalui aparat penegak hukum.

Langkah-langkah yang Diambil Oleh TNI AD

  1. Evaluasi Internal: TNI AD melakukan evaluasi terhadap kejadian yang melibatkan prajurit Kopassus. Evaluasi ini bertujuan untuk memahami penyebab dan mencegah terulangnya kejadian serupa.

  2. Penguatan Disiplin: Pihak TNI AD menekankan pentingnya pengendalian diri dan kesadaran hukum bagi seluruh prajurit. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pelanggaran aturan yang dapat merusak citra institusi.

  3. Pemberian Peringatan: Seluruh jajaran TNI AD diberi peringatan untuk selalu mempertimbangkan konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan. Termasuk dalam menjalin hubungan dengan pihak luar.

  4. Koordinasi dengan Aparat Hukum: TNI AD berkomunikasi dengan lembaga penegak hukum untuk memastikan proses hukum berjalan sesuai aturan. Hal ini dilakukan agar keadilan dapat ditegakkan.

  5. Peningkatan Kesadaran: TNI AD terus berupaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman prajurit tentang tanggung jawab serta etika dalam menjalani tugas sehari-hari.

Dengan langkah-langkah tersebut, TNI AD berharap dapat menjaga integritas dan kredibilitas institusi serta memastikan bahwa setiap prajurit menjalani tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan taat aturan.