BTN Percaya Bisa Serap Likuiditas Rp25 Triliun Hingga Akhir 2025, Kredit Perumahan Jadi Unggulan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

BTN Menargetkan Penyerapan Likuiditas Rp25 Triliun pada Akhir Tahun 2025

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) memiliki target penyerapan dana tambahan sebesar Rp25 triliun yang ditempatkan oleh pemerintah. Diperkirakan, dana tersebut akan habis terserap pada akhir tahun 2025. Proyeksi ini didukung oleh tingginya permintaan kredit, terutama di sektor perumahan yang menjadi fokus utama BTN.

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menyatakan bahwa langkah pemerintah dalam menyalurkan likuiditas tambahan mampu mengurangi ketatnya persaingan pendanaan antarbank. Menurutnya, kompetisi kini tidak lagi berfokus pada pencarian dana murah, melainkan kecepatan dalam menyalurkan dana ke sektor produktif.

“Dana tambahan sebesar Rp25 triliun membuat likuiditas tidak jadi masalah bagi BTN, setidaknya dalam enam bulan ke depan. Saya perkirakan pada Desember tahun ini dana itu sudah habis terserap,” ujar Nixon dalam Media Gathering BTN 2025: Energi Baru BTN Perkuat Transformasi Berkelanjutan di Bandung, Jawa Barat, Jumat (19/9).

Kredit Perumahan Sebagai Motor Penyerapan Dana

Direktur Finance and Strategy BTN, Nofry Rony Poetra, menambahkan bahwa rata-rata penyaluran kredit BTN mencapai Rp6–7 triliun per bulan, baik untuk ekosistem perumahan maupun kredit non-perumahan. Dengan pola tersebut, dana segar dari pemerintah diperkirakan akan terserap sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) BTN.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Keuangan menyalurkan Rp200 triliun ke lima bank BUMN. Dari jumlah itu, BTN mendapat alokasi Rp25 triliun untuk memperkuat pembiayaan sektor riil. Dana tersebut berlaku selama enam bulan dan berpotensi diperpanjang sesuai kebutuhan.

Nixon membandingkan kebijakan ini dengan skema Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) saat pandemi Covid-19, di mana BTN pernah menerima dana Rp10 triliun untuk disalurkan sebagai kredit. Program tersebut terbukti membantu mempercepat pemulihan ekonomi, dan BTN berhasil mengembalikan dana tersebut ke negara setelah dua tahun.

Pipeline Kredit Rp30 Triliun Siap Digeser

Dengan adanya dana tambahan, BTN mengaku siap mempercepat realisasi pipeline kredit yang selama ini tertunda. “Demand-nya justru sangat tinggi di BTN. Pipeline kredit kami lebih dari Rp30 triliun. Tambahan likuiditas ini membuat keputusan lebih cepat, sehingga calon debitur tidak pindah ke bank lain,” jelas Nixon.

Meningkatkan Efisiensi Dana dan Profitabilitas

Selain memperkuat penyaluran kredit, dana Rp25 triliun juga menjadi momentum BTN untuk menurunkan biaya dana (cost of fund). Langkah ini sejalan dengan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) sebesar 125 basis poin sepanjang satu tahun terakhir.

Nixon menyebut, BTN telah langsung menurunkan bunga special rate deposito sebesar 50 bps pada 15 September, hanya tiga hari setelah pemerintah memutuskan penempatan dana segar. “Tambahan dana ini membantu BTN memangkas suku bunga mahal, dan kami pastikan special rate akan terus turun hingga akhir tahun,” ujarnya.

Efeknya sudah terlihat pada kinerja BTN. Hingga semester I-2025, Net Interest Margin (NIM) BTN naik 139 bps menjadi 4,4%, didorong tren penurunan biaya dana dan peningkatan efisiensi.

Dukungan untuk Transformasi Berkelanjutan

Dengan tambahan likuiditas yang besar, BTN optimistis mampu memperkuat perannya sebagai motor pembiayaan perumahan nasional sekaligus meningkatkan profitabilitas. Perseroan juga menegaskan komitmennya menjalankan transformasi berkelanjutan agar lebih kompetitif di tengah dinamika perbankan nasional.