
Perpaduan Budaya dan Pendidikan dalam Penyambutan Anggota DPR RI
Di Kota Palu, alunan musik tradisional khas Suku Kaili mengisi suasana yang penuh antusiasme. Sejumlah siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Palu tampil memukau dengan menari Tari Mokambu, sebuah tarian tradisional yang menjadi simbol kegembiraan dan semangat gotong royong masyarakat. Tarian ini dipentaskan sebagai bentuk penyambutan terhadap anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Drs. H. Longki Djanggola, M.Si, pada Jumat (22/8/2025).
Tari Mokambu memiliki makna mendalam dalam budaya Suku Kaili. Gerakannya yang dinamis dan penuh ekspresi mencerminkan kebersamaan dan kerja sama dalam masyarakat. Biasanya, tarian ini dipertunjukkan dalam acara penting seperti penyambutan tamu kehormatan atau perayaan adat. Di sekolah ini, para siswi tampil dengan busana warna-warni yang mencerminkan kekayaan budaya daerah.
Para siswi bergerak dengan penuh semangat di halaman sekolah sambil sesekali tersenyum ramah. Suasana semakin meriah ketika Longki Djanggola memasuki area sekolah. Ia tampak terkesan dengan penyambutan yang penuh nilai budaya. Ia bahkan sesekali melempar senyum dan memberi tepuk tangan mengikuti irama musik. “Tari Mokambu ini indah sekali, dan sangat mencerminkan kekayaan budaya kita di Sulawesi Tengah,” ujarnya.
Kepala Sekolah SMPN 9 Palu, Dra. Harlina, M.Si, menjelaskan bahwa melibatkan siswa dalam pertunjukan Tari Mokambu bukan hanya sebagai bentuk penyambutan, tetapi juga upaya untuk melestarikan budaya lokal. “Kami ingin anak-anak tetap mengenal dan bangga dengan warisan budaya daerahnya,” katanya.
Setelah prosesi penyambutan, Longki Djanggola meninjau pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah tersebut. Meskipun fokus utama adalah peninjauan program tersebut, tarian pembuka tetap menjadi sorotan utama. Tari Mokambu hadir sebagai simbol kearifan lokal yang tetap relevan di tengah modernisasi pendidikan.
Tari Mokambu memiliki makna simbolis sebagai wujud persatuan. Kata "mokambu" dalam bahasa Kaili merujuk pada sikap saling menopang dan bekerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Filosofi ini sejalan dengan tujuan MBG yang ingin memastikan generasi muda tumbuh bersama dalam kondisi sehat dan cerdas.
Beberapa orang tua siswa yang hadir tampak bangga melihat anak-anak mereka tampil. “Bagus sekali, anak-anak tidak hanya sekolah, tapi juga belajar budaya,” kata Siti, salah satu wali murid. Para siswi penari pun merasa bangga bisa tampil di depan pejabat negara. Annisa, siswi kelas VIII, mengaku gugup namun senang. “Latihannya seminggu penuh, tapi terbayar dengan tepuk tangan dari Pak Longki,” ujarnya sambil tersenyum.
Kehadiran Tari Mokambu di SMPN 9 Palu hari itu menjadi pengingat bahwa pendidikan tak hanya sebatas pelajaran di kelas, melainkan juga pewarisan budaya yang memperkuat identitas generasi muda. Dengan demikian, kunjungan Longki Djanggola bukan hanya tentang meninjau program MBG, tetapi juga momentum untuk menegaskan bahwa budaya dan pendidikan harus berjalan beriringan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!