
Penurunan Status Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menurunkan status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga) pada hari Sabtu, 23 Agustus 2025, pukul 18.00 Wita. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil analisis data visual dan kegempaan terbaru yang menunjukkan penurunan intensitas aktivitas vulkanik.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa dalam dua hari terakhir, Gunung Lewotobi Laki-Laki mengalami gempa letusan sebanyak empat kali, gempa embusan 29 kali, gempa tremor non-harmonic 32 kali, gempa low frequency 26 kali, gempa vulkanik dalam delapan kali, dan gempa tektonik jauh 12 kali. Dari data tersebut, ia menilai bahwa tren aktivitas vulkanik sedang menuju kestabilan jangka pendek dengan dominasi gempa dangkal dan gempa permukaan.
Selain itu, sinar api di puncak kawah mulai redup dan terlihat samar, yang menandakan bahwa material pijar mulai mengalami pendinginan. "Aktivitas kegempaan saat ini lebih didominasi oleh gempa dangkal," ujar Wafid.
Meski demikian, Wafid menyebutkan bahwa gempa low frequency mengalami peningkatan dalam tiga hari terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa sistem magmatik masih belum stabil, sehingga suplai gas dan magma masih berlangsung.
Pemantauan deformasi menggunakan alat tiltmeter dalam tiga hari terakhir menunjukkan pola yang fluktuatif tapi relatif stabil, yang menandakan bahwa belum ada suplai magma pada kedalaman dangkal. Data Global Navigation Satellite System (GNSS) dalam lima hari terakhir menunjukkan pola inflasi, namun dua hari terakhir terlihat deflasi pada komponen vertikalnya.
Kondisi ini mengindikasikan adanya suplai baru yang bergerak dari dalam tubuh gunung api setinggi 1.584 meter di atas permukaan laut (mdpl) menuju wilayah yang lebih dangkal dengan kecepatan lambat. "Proses migrasi magma dari dalam ke lebih dangkal masih berlangsung, sehingga masih ada potensi erupsi dengan skala kecil ke depannya," tambahnya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki
Beberapa faktor penting yang memengaruhi perubahan status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki antara lain:
- Gempa Letusan: Menggambarkan aktivitas eksplosif dari dalam gunung.
- Gempa Embusan: Menunjukkan tekanan gas yang meningkat di bawah permukaan.
- Gempa Tremor Non-Harmonic: Bisa menjadi indikator pergerakan magma.
- Gempa Low Frequency: Biasanya berkaitan dengan aliran magma.
- Gempa Vulkanik Dalam: Menggambarkan pergerakan magma di kedalaman.
- Gempa Tektonik Jauh: Berkaitan dengan aktivitas tektonik di luar area gunung.
Selain itu, perubahan suhu dan kondisi permukaan juga menjadi indikator penting. Sinar api yang mulai redup menunjukkan proses pendinginan material pijar, sementara pergeseran gempa dangkal menunjukkan perubahan struktur bawah permukaan.
Perkembangan Terkini dan Prediksi
Dari data yang diperoleh, Badan Geologi memperkirakan bahwa proses migrasi magma dari dalam ke lebih dangkal masih berlangsung. Meskipun aktivitas vulkanik sedang menurun, potensi erupsi dengan skala kecil tetap ada. Oleh karena itu, masyarakat di sekitar daerah tersebut diminta untuk tetap waspada dan mengikuti informasi terkini dari instansi terkait.
Pemantauan terus dilakukan dengan menggunakan berbagai alat seperti tiltmeter dan GNSS. Data yang diperoleh akan digunakan untuk mengevaluasi perubahan-perubahan kecil yang bisa menjadi indikator awal dari aktivitas vulkanik yang lebih besar.
Kesimpulan
Penurunan status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki ke Level III (Siaga) menunjukkan bahwa situasi sedang membaik, tetapi tidak sepenuhnya aman. Meskipun tingkat ancaman telah berkurang, masyarakat tetap harus waspada dan siap menghadapi kemungkinan perubahan aktivitas gunung. Pemantauan intensif dan penggunaan teknologi modern sangat penting dalam menilai risiko dan memberikan peringatan dini.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!