Apa Itu Sesar Lembang? Ini 5 Fakta Penting tentang Gempa Bandung

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Apa Itu Sesar Lembang?

Sesar Lembang adalah salah satu struktur geologis yang menarik perhatian masyarakat, terutama setelah gempa yang terjadi di Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu. Sesar ini dikenal sebagai zona patahan yang berpotensi memicu gempa bumi dengan magnitudo yang lebih besar dibandingkan sesar Cimandiri. Bagi yang ingin tahu lebih dalam tentang sesar alam, berikut penjelasan lengkap mengenai Sesar Lembang.

Sesar atau patahan adalah rekahan pada kerak bumi yang terbentuk akibat pergerakan antara dua blok batuan. Pergerakan ini bisa sangat masif, terjadi di batas lempeng tektonik, atau justru kecil dan tidak terlihat. Ketika ketegangan menumpuk di sepanjang patahan dan tiba-tiba dilepaskan, hal tersebut dapat memicu gempa bumi.

Sesar Lembang terletak di kawasan Kota Bandung dan meliputi daerah seperti Gunung Batu Lembang, Batunyusun, Gunung Batu, Gunung Lembang, Cihideung, Jambudipa, serta berakhir di bagian utara Padalarang. Panjang dari Sesar Lembang mencapai sekitar 29 kilometer.

Sejarah Sesar Lembang

Sejarah pembentukan Sesar Lembang tidak lepas dari proses geologis yang terjadi di Pulau Jawa. Pulau ini terbentuk sekitar 70 hingga 35 juta tahun yang lalu, dengan struktur batuan yang terdiri dari batuan metamorf dan beku. Jawa Barat memiliki usia batuan yang lebih tua dibandingkan Jawa Tengah atau Jawa Timur, karena dasar batuan di bagian timur pulau terbentuk pada tahap akhir setelah tumbukan antara lempeng Hindia-Australia dan Eurasia.

Pergerakan lempeng ini menyebabkan lempeng Eurasia di kawasan Jawa terdesak, sehingga membentuk berbagai sesar atau patahan di sebagian besar wilayah selatan Pulau Jawa. Selain itu, sesar ini juga muncul akibat perkembangan kompleks Gunung Api Sunda-Burangrang di kawasan Padalarang dan Sumedang. Aktivitas gunung api ini menghasilkan zona depresi di Lembang, yang kemudian berkembang menjadi sesar mendatar.

Aktivitas dan Potensi Bahaya Sesar Lembang

Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa Sesar Lembang cenderung memiliki pergerakan lambat, sekitar 2-3 mm per tahun. Meski demikian, aktivitas sesar ini tetap bisa memicu gempa bumi skala kecil.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat bahwa Sesar Lembang menunjukkan aktivitas intensif antara tahun 2010 hingga 2012. Pada 2011, pergerakan sesar ini menyebabkan gempa dengan magnitudo 3,3 sr, yang mengakibatkan 384 bangunan rusak atau rusak parah.

Penelitian paleoseismologi yang dipublikasikan dalam jurnal Tectonophysics menemukan bukti adanya gempa bumi minimal tiga kali pada abad ke-15. Gempa tersebut terjadi sekitar 2300–60 tahun sebelum Masehi dan 19620–19140 tahun sebelum masa kini. Dari penelitian ini juga disimpulkan bahwa Sesar Lembang berpotensi menghasilkan gempa dengan kekuatan 6,5–7,0 Mw, dengan waktu perulangan aktivitas sekitar 170–670 tahun.

Jenis-Jenis Sesar di Indonesia yang Sering Menyebabkan Gempa

Di Indonesia, ada beberapa jenis sesar yang sering menjadi penyebab gempa bumi. Salah satunya adalah sesar aktif, yaitu sesar yang masih menunjukkan pergerakan dan potensi untuk memicu gempa. Jenis lainnya termasuk sesar turun dan sesar mendatar. Setiap jenis sesar memiliki karakteristik dan risiko berbeda, tergantung pada lokasi dan aktivitasnya.

Sesar aktif merupakan fokus utama dalam studi seismologi, yang merupakan cabang ilmu geofisika yang mempelajari gempa bumi. Penelitian ini sangat penting untuk mitigasi bencana dan pemahaman mengenai potensi gempa yang bisa terjadi di suatu daerah.

Selain Sesar Lembang, Indonesia juga memiliki banyak sesar lain yang berpotensi memicu gempa, seperti Sesar Cimandiri, Sesar Sumatra, dan Sesar Sorong. Setiap sesar memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, pemantauan dan penelitian terus dilakukan untuk meminimalisir risiko bencana.