
Gunung Semeru Kembali Meletus Tiga Kali dalam Sehari
Gunung Semeru, yang terletak di Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan tiga kali letusan pada hari Kamis, 21 Agustus 2025. Berada di ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. Badan Geologi, yang merupakan lembaga pemerintah yang mengawasi aktivitas gunung berapi, melaporkan adanya peningkatan kegempaan dan aktivitas vulkanik.
Letusan pertama terjadi pada pukul 05.31 WIB, dengan abu vulkanik yang menyembur hingga mencapai ketinggian 800 meter dari puncak kawah. Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru, Liswanto, menjelaskan bahwa kolom abu yang teramati memiliki warna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang dan arah angin menuju barat daya.
Kekuatan letusan meningkat pada erupsi kedua yang terjadi sekitar pukul 05.48 WIB. Dalam kejadian tersebut, abu vulkanik yang dikeluarkan mencapai ketinggian satu kilometer dari puncak kawah. Rekaman seismograf menunjukkan amplitudo maksimum sebesar 22 millimeter dengan durasi sekitar 1 menit 57 detik. Hal ini menunjukkan bahwa letusan tersebut cukup kuat dan memerlukan perhatian ekstra dari masyarakat sekitar.
Pada pukul 06.58 WIB, Gunung Semeru kembali meletus untuk ketiga kalinya dalam sehari. Tinggi kolom abu vulkanik mencapai 800 meter dari permukaan kawah. Letusan ini juga terekam oleh seismograf dengan amplitudo maksimum sebesar 21 millimeter dan durasi selama 150 detik.
Status Gunung Semeru Saat Ini
Setelah tiga kali letusan dalam sehari, Gunung Semeru kini berada dalam status Waspada atau Level II. Status ini menunjukkan bahwa ada potensi bahaya yang harus diwaspadai oleh masyarakat sekitar. Oleh karena itu, Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas dalam radius 8 kilometer dari puncak erupsi, terutama di sepanjang aliran sungai Besuk Kobokan.
Di luar jarak tersebut, masyarakat dilarang melakukan aktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Selain itu, warga juga dilarang beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak kawah karena risiko bahaya lontaran batu pijar.
Peringatan dan Kesadaran Masyarakat
Liswanto, petugas PGA Semeru, menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap potensi bahaya yang bisa muncul akibat aktivitas Gunung Semeru. Ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan adanya awan panas, guguran lava, dan lahar yang bisa terjadi di sepanjang aliran sungai atau lembah yang bermuara di puncak Gunung Semeru.
Dengan situasi seperti ini, masyarakat di sekitar daerah rawan harus terus memantau informasi resmi dari Badan Geologi dan instansi terkait. Selain itu, pengguna jalan dan pengunjung wisata juga diminta untuk menghindari area yang dianggap berisiko tinggi.
Letusan Gunung Semeru yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir menjadi pengingat betapa pentingnya kesiapan dan kesadaran masyarakat terhadap ancaman alam. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan dapat mengurangi risiko kerugian yang bisa terjadi akibat aktivitas vulkanik.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!