
Wakil Menteri Ketenagakerjaan Menangis Saat Diumumkan sebagai Tersangka Korupsi
Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer atau yang akrab disapa Noel, menunjukkan ekspresi emosional saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan nama-nama tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengurusan sertifikasi kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Dengan mengenakan rompi oranye, ia berada di barisan paling depan bersama 10 tersangka lainnya. Tangan terborgol dan mata yang tampak merah menjadi bukti bahwa ia sedang mengalami tekanan batin.
Saat memasuki ruang konferensi pers KPK, Noel mencoba untuk tetap tenang. Meski air mata terlihat jelas di balik kacamatanya, ia berusaha menyampaikan senyuman kepada para awak media. Ia bahkan mengacungkan dua jempol sebagai tanda kepercayaan diri, meskipun situasi yang dihadapinya sangat berat.
Kasus ini melibatkan sejumlah besar orang, dengan total 11 tersangka yang ditetapkan oleh KPK. Salah satunya adalah Immanuel Ebenezer. Menurut informasi yang disampaikan oleh Ketua KPK, Setyo Budiyanto, dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih pada Jumat, 22 Agustus 2025, ada perbedaan signifikan antara tarif resmi sertifikat K3 yang sebesar Rp 275 ribu dengan biaya yang harus dikeluarkan buruh di lapangan, yaitu hingga Rp 6 juta.
Operasi tangkap tangan yang dilakukan oleh KPK pada Rabu, 20 Agustus 2025, menjadi titik awal terungkapnya praktik pemerasan di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan. Dalam operasi tersebut, sebanyak 14 orang terjaring. Penyidik juga menyita berbagai barang bukti, termasuk 15 unit mobil dan 7 unit sepeda motor. Salah satu kendaraan yang disita adalah milik Noel. Selain itu, uang tunai sebesar Rp 170 juta serta US$ 2.201 juga turut disita.
Setyo Budiyanto menjelaskan bahwa KPK telah menemukan setidaknya dua alat bukti yang cukup kuat untuk meningkatkan perkara ini ke tahap penyidikan. Hal ini menunjukkan bahwa kasus ini memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan dan diproses secara hukum.
Immanuel Ebenezer, selaku wakil menteri, dikenal sebagai salah satu tokoh yang aktif dalam berbagai isu politik. Ia sering disebut sebagai "Jokowi Mania" atau "Prabowo Mania", tergantung dari konteks kegiatannya. Namun, kasus korupsi yang menimpanya menunjukkan bahwa tidak semua aktivitas politik berjalan lancar. Operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK membuktikan bahwa pihak berwenang tidak akan ragu-ragu dalam menindak tegas segala bentuk pelanggaran hukum.
Dari sudut pandang publik, kasus ini menjadi peringatan bagi pejabat negara bahwa tindakan korupsi tidak akan luput dari perhatian lembaga anti-korupsi. Dengan adanya tindakan tegas seperti OTT, diharapkan bisa memberikan efek jera bagi mereka yang ingin melakukan kejahatan di balik jabatan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!