
Rupiah Melemah di Tengah Penantian Kebijakan The Fed
Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini, 15 September 2025. Pelemahan ini terjadi karena pasar sedang menantikan kebijakan yang akan diambil oleh Federal Reserve (The Fed). Dalam laporan Bloomberg, rupiah spot ditutup melemah sebesar 0,25% menjadi Rp 16.416 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin, 25 September 2025.
Sementara itu, rupiah Jisdor juga mengalami penurunan tipis sebesar 0,09%, berada pada level Rp 16.405 per dolar AS. Pemantauan terhadap pergerakan rupiah dilakukan oleh pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi. Ia menyatakan bahwa pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh data terbaru dari AS yang memberi alasan kuat bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter.
Salah satu indikator penting adalah kenaikan Klaim Pengangguran Awal minggu terakhir yang mencapai tingkat tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, tekanan harga di tingkat produsen juga telah turun. Hal ini menunjukkan bahwa risiko inflasi yang selama ini menjadi kekhawatiran The Fed semakin berkurang. Namun, risiko penurunan lapangan kerja mulai meningkat.
Ibrahim memprediksi bahwa pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin kemungkinan besar akan terjadi minggu ini. Prediksi ini didasarkan pada kondisi ekonomi AS yang menunjukkan perlunya kebijakan yang lebih longgar.
Perkembangan Ekonomi Indonesia
Untuk hari Selasa, 16 September 2025, sentimen domestik yang memengaruhi rupiah adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan melambat pada kuartal III-2025. Hal ini disebabkan oleh rendahnya belanja pemerintah. Meski begitu, geliat perekonomian diharapkan dapat berbalik arah pada kuartal IV-2025.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2025 diharapkan terjadi sejalan dengan penyerapan insentif dan stimulus yang diberikan pemerintah. Insentif tersebut diharapkan mampu mendorong aktivitas ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Prediksi Pergerakan Rupiah
Berdasarkan analisis Ibrahim, rupiah pada hari Selasa, 16 September 2025, diperkirakan berada dalam rentang antara Rp 16.370 hingga Rp 16.420 per dolar AS. Rentang ini mencerminkan prediksi stabilnya nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian ekonomi global dan perkembangan politik dalam negeri.
Selain itu, faktor-faktor seperti kebijakan moneter The Fed, stabilitas ekonomi nasional, serta respons pemerintah terhadap ancaman resesi akan terus menjadi perhatian utama para pelaku pasar. Pergerakan rupiah tidak hanya bergantung pada situasi dalam negeri, tetapi juga pada dinamika ekonomi global yang terus berubah.
Dengan demikian, investor dan pelaku bisnis perlu terus memantau perkembangan ekonomi baik secara lokal maupun internasional. Prediksi-perdiksi seperti yang disampaikan oleh Ibrahim Assuaibi menjadi acuan penting dalam mengambil keputusan investasi atau transaksi valuta asing.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!