Ringkasan Materi PAI Kelas 11 SMA Bab 4 Kurikulum Merdeka: Menyebar Islam dengan Santun dan Damai

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pemahaman tentang Dakwah dalam Islam

Dakwah merupakan salah satu kewajiban agama bagi setiap pemeluk Islam. Kata "dakwah" berasal dari kata "da'wa" yang berarti mengajak, memanggil, atau menyeru seseorang untuk melakukan sesuatu. Orang yang melakukan dakwah disebut sebagai dai (laki-laki) dan daiyah (perempuan). Dakwah bisa dilakukan melalui berbagai cara, seperti lisan, perbuatan, atau tindakan.

Secara istilah, dakwah dapat diartikan sebagai kegiatan mengajak orang lain untuk beriman kepada Allah Swt. sesuai dengan ajaran akidah, syariah, dan akhlak Islam. Tujuan utamanya adalah agar manusia hidup lebih baik, baik dalam dunia maupun akhirat. Dakwah juga bertujuan untuk mengubah kehidupan yang tidak baik menjadi lebih baik, serta membimbing orang-orang yang menyimpang dari aturan Allah Swt. kembali ke jalan-Nya.

Dalam Al-Qur'an, terdapat ayat yang menjelaskan pentingnya dakwah. Salah satunya adalah Q.S. Ali 'Imran ayat 104 yang berbunyi:
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Adab atau etika dalam berdakwah sangat penting. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:

  • Dakwah dengan cara hikmah, yaitu ucapan yang jelas, tegas, dan sikap yang bijaksana.
  • Dakwah menggunakan cara mauidzatul hasanah atau nasihat yang baik, yakni cara-cara persuasif (damai dan menenteramkan, tanpa kekerasan) dan edukatif (memberikan pengajaran, i'tibar dan pelajaran hidup).
  • Dakwah dengan cara mujadalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran yang berjalan secara dinamis dan santun dengan menghargai pendapat orang lain.
  • Dakwah melalui teladan yang baik (uswatun hasanah).

Tujuan dari dakwah, seperti yang disebutkan dalam Q.S. an-Nūr ayat 55, adalah:

  • Beriman hanya kepada Allah Swt. dan tidak melakukan kemusyrikan (tauhid/akidah)
  • Menjadikan seluruh aktivitasnya hanya beribadah kepada Allah Swt. (ikhlas/syariah)
  • Mengerjakan amal shaleh dalam arti yang seluas-luasnya (amal ibadah/muamalah)
  • Berakhlak mulia yang tolok ukurnya adalah akhlak Rasulullah Saw. (akhlak/ihsan)

Seorang dai yang ingin sukses harus memiliki beberapa syarat, seperti kesatuan kata dan perbuatan, memahami objek dakwah, memiliki keberanian dan ketegasan, serta ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi tantangan. Selain itu, seorang dai harus selalu berdoa kepada Allah Swt. agar dakwahnya mencapai kesuksesan.

Metode dakwah juga telah dijelaskan dalam Q.S. al-Nahl ayat 125, yaitu:

  • Meluruskan niat bahwa dakwah bertujuan hanya kepada Allah Swt., bukan kepentingan lain, tetapi hanya mencari ridha-Nya.
  • Dakwah harus bijak (hikmah), mengetahui kondisi umat/jamaahnya, sehingga materi dan metode yang disampaikan tepat sasaran.
  • Hindari cara-cara yang memaksa, menakutkan, atau teror, tetapi kedepankan cara mau'idhah hasanah, yakni cara yang damai, indah, santun, menenteramkan, dan menyenangkan.
  • Lakukan dakwah dengan cara ber-mujadalah, yakni melalui dialog, diskusi, bahkan boleh juga berdebat, tetapi tetap menggunakan cara yang beradab, berlandaskan etika diskusi yang baik.

Khutbah dalam Agama Islam

Khutbah adalah sebuah kegiatan penyampaian pesan atau nasihat yang dilakukan dalam bentuk pembicaraan. Secara bahasa, kata "khutbah" berasal dari kata "mukhathabah" yang berarti "pembicaraan", atau "al-khatbu" yang berarti "perkara besar yang diperbincangkan". Dalam konteks agama Islam, khutbah biasanya digunakan dalam kegiatan ibadah.

Khutbah Jumat merupakan salah satu bentuk khutbah yang paling penting. Khutbah ini terdiri dari dua bagian, yaitu Khutbah Pertama dan Khutbah Kedua, yang dipisahkan oleh duduk di antara dua khutbah. Orang yang menyampaikan khutbah disebut khatib.

Syarat menjadi seorang khatib antara lain:

  • Islam yang sudah balig dan berakal sehat.
  • Mengetahui syarat, rukun, dan sunnah khutbah.
  • Suci dari hadats, baik badan maupun pakaian, serta auratnya tertutup.
  • Tartil dan fasih saat mengucapkan ayat Al-Qur'an dan Hadis.
  • Memiliki akhlak yang baik dan tidak tercela di mata masyarakat.
  • Suaranya jelas dan dapat dipahami oleh jamaah.
  • Berpenampilan rapi dan sopan.

Rukun khutbah meliputi:

  • Membaca Hamdalah pada kedua Khutbah.
  • Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.
  • Berwasiat tentang taqwa kepada diri dan jamaah.
  • Membaca satu atau beberapa ayat suci Al-Qur'an pada kedua khutbah.
  • Berdoa pada khutbah kedua untuk memohon ampunan, kesejahteraan, dan keselamatan bagi kaum muslimin dan muslimat baik di dunia maupun akhirat.

Tablig dalam Islam

Tablig adalah proses menyampaikan pesan atau ceramah secara lisan atau perkataan. Pelaku tablig disebut mubalig (laki-laki) atau mubaligah (perempuan). Tablig merupakan bagian dari dakwah islamiyah dalam bentuk khusus (lisan dan tulisan) untuk disampaikan kepada pihak lain.

Ada beberapa ketentuan dalam melaksanakan tablig, antara lain:

  • Dilakukan dengan cara yang sopan, lemah lembut, tidak kasar, dan tidak merusak.
  • Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh jamaah.
  • Mengedepankan musyawarah dan berdiskusi untuk memperoleh kesepakatan bersama.
  • Materi tablig yang disampaikan harus mempunyai rujukan yang kuat dan jelas sumbernya.
  • Disampaikan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, sejalan dengan situasi dan kondisi masyarakat, termasuk aspek psikologis dan sosiologis para jamaah.
  • Tidak menghasut orang lain untuk bermusuhan, berselisih, merusak, dan mencari-cari kesalahan orang lain.

Tata cara bertablig antara lain:

  • Mengajak orang terdekat terlebih dahulu, menuju profil muslim yang menyatu antara kata dan perbuatan, lalu mengajak kepada masyarakat luas.
  • Dekati pihak lain sesuai dengan kapasitas ilmu dan martabatnya.
  • Mengajak diri dan pihak lain untuk saling membantu agar tablig dapat terlaksana dengan baik, bertahap, berkesinambungan, menjangkau semua lapisan masyarakat, serta adanya segmen tablig yang jelas antara mubalig satu dengan yang lain.