
Proses Persiapan IPO EMAS dan Potensi Investasi
PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS), yang merupakan anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), sedang bersiap untuk melantai di Bursa Efek Indonesia pada akhir September 2025. Perusahaan yang mengelola tambang emas besar di Pohuwato, Gorontalo, memiliki target pendanaan sebesar Rp 4,88 triliun melalui penawaran umum perdana saham atau IPO. Aksi korporasi ini menjadi salah satu yang paling dinantikan oleh investor tahun ini, terutama karena proyek emas Pani digadang-gadang sebagai salah satu tambang emas primer terbesar di Asia Pasifik.
Dalam IPO tersebut, EMAS menawarkan saham dengan harga antara Rp 1.800 hingga Rp 3.020 per lembar. Mayoritas dana hasil penawaran akan digunakan untuk melunasi pinjaman kepada induk usaha, MDKA, yang hingga awal Agustus 2025 masih tercatat sebesar US$ 260 juta atau sekitar Rp 4,26 triliun. Meskipun saat ini masih mencatatkan rugi, valuasi EMAS menarik perhatian analis karena prospek jangka panjangnya.
Komposisi Pemegang Saham yang Menarik Perhatian
Komposisi pemegang saham EMAS juga menjadi fokus utama. Beberapa nama besar seperti Winato Kartono, Garibaldi Thohir, serta grup Saratoga tercatat memiliki kepemilikan signifikan. Dengan adanya keterlibatan para tokoh bisnis ternama, hal ini memberikan kepercayaan terhadap potensi pengembangan perusahaan.
Setelah IPO, MDKA akan menjadi pemegang saham terbesar dengan 9,13 miliar saham senilai Rp 1,37 triliun atau 56,46%. Selain itu, ada beberapa pemegang saham lain seperti PT Elias Aldana Manajemen, PT Unitras Kapital Indonesia, dan PT Nugraha Eka Kencana. Nama-nama besar seperti Winato Kartono dan Garibaldi Thohir juga memiliki kepemilikan saham yang cukup besar.
Di balik langkah MDKA mengantarkan anak usahanya melantai di bursa, peran entitas besar seperti PT Saratoga Tbk (SRTG) tidak bisa diabaikan. Meski MDKA tidak memiliki pemegang saham utama, dua pemegang saham pengendali bersama adalah PT Provident Capital Indonesia dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Pemilik manfaat akhir perseroan adalah Edwin Soeryadjaya dan Winato Kartono. Sementara itu, Garibaldi Thohir atau Boy Thohir juga memiliki saham mayoritas di emiten tambang emas ini.
Proses Pengembangan Proyek Emas Pani
Proyek Emas Pani saat ini masih berada pada tahap konstruksi dan direncanakan mulai memproduksi pada 2026. Dari sisi valuasi, Stockbit Sekuritas menilai bahwa setelah IPO, EMAS akan memiliki valuasi Price to Book Value (P/BV) sekitar 4–5,3x berdasarkan laporan keuangan kuartal pertama 2025. Meskipun P/E tidak dapat dihitung karena EMAS mencatat rugi selama tiga tahun terakhir, valuasi EMAS tetap menarik jika dilihat dari EV/Reserves.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer, menjelaskan bahwa kondisi ini masih wajar karena masih pada fase awal. Proyek Emas Pani memiliki cadangan hampir 7 juta ounces dan berpotensi menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Asia Pasifik. IPO ini tetap menarik bagi investor, meskipun risikonya cukup tinggi karena belum memiliki arus kas stabil.
Kinerja Keuangan dan Strategi Jangka Panjang
Hingga 31 Maret 2025, Merdeka Gold Resources mencatatkan rugi periode berjalan hingga US$ 9,2 juta atau Rp 151,03 miliar. Angka ini melonjak 120,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Meski demikian, grup Merdeka Gold Resources tidak mencatatkan pendapatan untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2025, karena seluruh pendapatan diperoleh dari sewa alat berat ke beberapa perusahaan.
Pada tahun buku 2024, pendapatan perusahaan naik 25,5% menjadi US$ 1,7 juta atau Rp 27,87 miliar dari sebelumnya US$ 1,4 juta atau Rp 22,95 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh tumbuhnya pendapatan jasa penunjang penambangan dari sewa alat berat ke PETS.
Profil dan Rencana Pengembangan Proyek Emas Pani
Merdeka Gold Resources sebelumnya didirikan dengan nama PT Pani Bersama Jaya, berkedudukan di Jakarta Selatan. Perusahaan tercatat bergerak di bidang jasa pertambangan. Pada 2025, perusahaan ini resmi berganti nama menjadi PT Merdeka Gold Resources Tbk sesuai dengan Akta No. 64/2025.
Proyek Emas Pani milik Grup Merdeka Gold Resources berlokasi di Desa Hulawa, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Proyek ini mencakup Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi milik PT Puncak Emas Tani Sejahtera dan Kontrak Karya milik PT Gorontalo Sejahtera Mining.
Sebagai bagian dari strategi pengembangan, EMAS berencana mengoptimalkan potensi IUP-OP milik PT Puncak Emas Tani Sejahtera bersama dengan Kontrak Karya milik PT Gorontalo Sejahtera Mining untuk memperoleh skala operasi dan cadangan yang lebih besar. Proyek ini ditargetkan menjadi tambang dengan umur operasi multi-dekade dan kapasitas pemrosesan hingga 19 juta ton per tahun. Produksi puncak diperkirakan terjadi pada 2033 dengan capaian sekitar 500.000 ounce per tahun.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!