Saat Karier dan Rumah Bersatu

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Perjalanan Panjang dalam Pengabdian sebagai Aparatur Negara

Menjadi seorang aparatur negara tidak hanya sekadar menjalankan tugas administrasi dan memenuhi kewajiban rutin. Di balik angka, laporan, dan kebijakan yang sering kali terlihat formal, tersimpan pula kisah-kisah personal yang sering kali tidak terlihat. Perjalanan panjang ini penuh dengan dinamika, kadang terasa seperti pengorbanan, tetapi pada akhirnya membawa kejutan kecil yang penuh makna.

Saya masih ingat betul 5 Oktober 2000 menjadi hari bersejarah ketika pertama kali dilantik sebagai pegawai di Kementerian Keuangan, khususnya Direktorat Jenderal Anggaran (DJA). Saat itu, DJA masih bersifat satu kesatuan, namun kemudian dipisahkan menjadi DJA dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb). Dunia baru terbentang dengan segala tantangan dan harapan. Dari titik itulah, perjalanan pengabdian dimulai, dengan perpindahan dari satu daerah ke daerah lain sesuai alur mutasi yang menjadi bagian dari ritme organisasi.

Jalan Panjang dari Surabaya ke Papua

Tugas pertama saya adalah di KPKN Surabaya I pada tahun 2000–2001. Pada masa itu, masih dalam lingkup DJA. Setahun menyesuaikan diri, panggilan pengabdian mengantar saya ke ujung timur Indonesia, tepatnya di KPKN Manokwari. Pada tahun 2004, terjadi reorganisasi dan nama berubah menjadi KPPN Manokwari, yang berada di bawah DJPb. Enam tahun di tanah Papua (2001–2006) menjadi pengalaman tak terlupakan. Jauh dari kampung halaman dan keluarga besar, saya belajar tentang arti kesabaran, ketabahan, serta integritas.

Setelah itu, giliran KPPN Madiun menjadi tempat sementara (2006–2009). Rasanya sedikit lega karena bisa kembali ke Jawa setelah bertahun-tahun jauh di timur. Namun, roda mutasi kembali berputar: Surabaya, Jambi, Jakarta, hingga saat ini di Watampone, Sulawesi Selatan.

Memilih Homebase: Antara Sidoarjo dan Makassar

Dalam perjalanan panjang tersebut, saya harus membuat keputusan penting: memilih homebase. Sejak 2004, saya memutuskan Makassar sebagai pusat keluarga. Pertimbangannya sederhana namun penuh makna: istri saya berasal dari Bugis, dan peluang untuk kembali ke Jawa Timur relatif sulit meski pernah bertugas di sana.

Keputusan ini ternyata membawa cerita sendiri. Saat bertugas di KPPN Jambi, saya pernah mengajukan permohonan pindah ke Makassar. Namun, takdir berkata lain. Surat Keputusan Mutasi justru menempatkan saya di Jakarta. Alih-alih kecewa, saya memilih bersyukur. Jakarta memang bukan Makassar, tapi jaraknya lebih dekat ke Sidoarjo, tempat orang tua, maupun ke tanah Bugis yang sudah menjadi bagian hidup saya.

Kejutan di Saat Promosi Karier

Lalu tiba momen yang saya sebut One in a Million Moment. Setelah bertugas jauh dari rumah selama beberapa tahun, promosi justru membawa saya ke tanah yang selama ini menjadi harapan: Sulawesi Selatan.

Sejak 2023, saya ditempatkan di KPPN Watampone Kabupaten Bone, berjarak sekitar 170 kilometer dari Kota Makassar. Jika ditempuh dengan kendaraan pribadi, butuh waktu sekitar empat jam. Tidak seberapa dibandingkan dengan jarak lintas pulau yang dulu harus saya tempuh dengan perjalanan darat dan udara hanya untuk menengok keluarga.

Momen ini sungguh membahagiakan. Ada rasa lega sekaligus syukur, karena untuk pertama kalinya dalam karier panjang sebagai pegawai Kemenkeu, saya bisa lebih dekat dengan homebase. Kedekatan ini bukan hanya soal jarak fisik, melainkan juga soal batin. Rasanya seperti menemukan titik temu antara pengabdian dan kehidupan pribadi.

Refleksi Perjalanan Panjang

Tidak terasa, dua puluh tiga tahun lebih bukanlah waktu yang singkat. Dari Surabaya ke Manokwari, dari Madiun ke Jambi, dari hiruk pikuk Jakarta hingga teduhnya Watampone, semuanya meninggalkan jejak pembelajaran. Ada pengorbanan, ada kesabaran, ada pula rasa syukur.

Bagi saya, mutasi bukan sekadar kebijakan organisasi. Ia adalah jalan untuk menempa diri, memperluas wawasan, dan menanamkan makna pengabdian di setiap sudut negeri. Ketika akhirnya promosi membawa saya lebih dekat dengan rumah, saya sadar: inilah hadiah kecil yang tidak ternilai.

Sebuah One in a Million Moment—momen langka yang menjadi pengingat bahwa setiap perjalanan panjang selalu menyimpan kejutan indah di ujungnya.