
Pariwisata Masih Jadi Penggerak Ekonomi Bali
Pariwisata masih menjadi sektor yang sangat penting dalam perekonomian Bali. Pertumbuhan ekonomi Bali pada Triwulan II 2025 mencapai 5,95 persen, yang didorong utamanya oleh sektor pariwisata. Sektor-sektor seperti akomodasi makanan dan minuman (akmamin), transportasi, serta perdagangan memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ini.
Namun, kenaikan pajak bumi dan bangunan (PBB) di sektor komersil mulai menimbulkan kekhawatiran. Peningkatan pajak ini bisa berdampak pada biaya operasional pelaku usaha pariwisata, yang berpotensi mengurangi daya saing sektor ini.
Peran Pariwisata dalam Perekonomian Bali
Menurut Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, seorang pengamat ekonomi, pertumbuhan ekonomi Bali yang didorong oleh pariwisata menunjukkan betapa vitalnya peran sektor ini. Namun, kenaikan PBB untuk sektor komersil bisa menjadi dilema bagi pemerintah daerah dan pelaku usaha.
Di satu sisi, peningkatan pajak dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Di sisi lain, beban biaya operasional yang semakin tinggi bisa mengurangi daya saing pelaku usaha pariwisata. Hal ini bisa memengaruhi investasi baru dan pertumbuhan jangka panjang jika tidak diimbangi dengan regulasi dan insentif yang tepat.
Adaptasi Pelaku Usaha Pariwisata
Dalam situasi ini, pelaku usaha pariwisata mungkin akan melakukan adaptasi terhadap kebijakan kenaikan PBB. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menyesuaikan harga dan strategi bisnis. Namun, hal ini bisa berdampak pada kenaikan harga akomodasi, yang berpotensi mengurangi jumlah kunjungan wisatawan.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan peningkatan kualitas layanan, infrastruktur, serta promosi destinasi. Dengan begitu, Bali tetap bisa menarik minat wisatawan meskipun menghadapi persaingan ketat dari negara-negara lain.
Diversifikasi Ekonomi sebagai Solusi
Selain itu, Guru Besar Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) menyarankan pemerintah daerah untuk mengoptimalkan PAD sekaligus menjaga keberlanjutan sektor pariwisata melalui diversifikasi ekonomi non-pariwisata. Diversifikasi ini bisa dilakukan dengan mengembangkan sektor pertanian modern, seperti pengembangan tanaman hortikultura bernilai ekspor dan agroindustri berbasis lokal.
Selain itu, sektor perikanan dan kelautan juga memiliki potensi besar, terutama dalam budidaya rumput laut di wilayah pesisir. Dengan mengembangkan sektor-sektor ini, Bali bisa mengurangi ketergantungan pada pariwisata dan menciptakan sumber pendapatan yang lebih beragam.
Masa Depan Pariwisata Bali
Tantangan yang dihadapi pariwisata Bali saat ini menunjukkan pentingnya keseimbangan antara penerimaan pajak dan keberlanjutan sektor pariwisata. Dengan strategi yang tepat, Bali bisa tetap menjadi destinasi unggulan di Asia Tenggara, sekaligus menjaga kesejahteraan masyarakat lokal. Kombinasi antara kebijakan yang pro-ekonomi dan inovasi dalam sektor pariwisata akan menjadi kunci keberhasilan Bali dalam menghadapi tantangan masa depan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!