Populer: Purbaya Alokasikan Rp 200 T untuk Perbankan; Serapan Dana MBG Masih Rendah

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penyaluran Dana Segar ke Sistem Perbankan Nasional

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akan menyalurkan dana segar sebesar Rp 200 triliun ke sistem perbankan nasional. Dana tersebut berasal dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) pemerintah yang disimpan di Bank Indonesia (BI). Menurutnya, anggaran pemerintah yang mengendap mencapai Rp 425 triliun dinilai terlalu besar, mengingat peredaran uang di masyarakat sangat rendah, bahkan mendekati nol.

Dalam rapat perdana sebagai Menteri Keuangan di DPR pada Rabu (10/9), Purbaya menyampaikan rencana penyaluran dana tersebut. Selain itu, ia juga menyampaikan pendapatnya tentang rendahnya penyerapan anggaran Makan Bergizi Gratis (MBG) oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Kedua hal ini menjadi fokus utama dalam pembahasan.

Kucurkan Dana Rp 200 T ke Perbankan

Purbaya menjelaskan bahwa saat ini ada dana mengendap sebesar Rp 425 triliun di BI. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 200 triliun akan dialokasikan ke sistem perbankan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Rencana ini telah dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto.

Menurut Purbaya, kebijakan fiskal melalui belanja pemerintah tidak cukup untuk menjadi patokan pertumbuhan ekonomi, apalagi jika realisasinya rendah. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari kebijakan moneter, salah satunya melalui perbankan.

Ia berkaca pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, saat infrastruktur menjadi fokus utama dan hanya belanja pemerintah yang berjalan. Hal ini bisa terjadi kembali pada era Presiden Prabowo, bahkan mungkin lebih buruk dibandingkan zaman Jokowi atau Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Jika pemerintah lambat dalam belanja dan membatasi perekonomian, serta kebijakan moneter juga tidak optimal, maka akan lebih buruk dibandingkan dua periode sebelumnya," ujarnya.

Purbaya menegaskan tugasnya adalah menghidupkan dua mesin utama, yaitu mesin fiskal dan mesin moneter. Ia memohon restu dari parlemen untuk menjalankan tugas tersebut.

Kesalahan dalam Kebijakan Fiskal dan Moneter

Purbaya menyatakan bahwa saat ini perekonomian tidak berjalan baik karena kesalahan dalam kebijakan fiskal dan moneter. Sistem finansial yang kering menyebabkan ekonomi melambat. Hal ini juga menyebabkan banyak orang kesulitan mencari pekerjaan akibat kebijakan yang kurang tepat.

Kementerian Keuangan, kata Purbaya, dapat berperan dengan memindahkan sebagian dana yang selama ini ada di bank sentral, sekitar Rp 430 triliun, ke sistem perbankan sebesar Rp 200 triliun. Uang tersebut akan disebar agar dapat meningkatkan perputaran ekonomi.

Rencana ini telah dibahas dengan Deputi Senior BI dan akan didiskusikan kembali dengan Gubernur BI agar bank sentral tidak menyerap uang tersebut. Nantinya, uang tersebut akan ditempatkan dalam bentuk rekening pemerintah. Namun, Purbaya belum menjelaskan secara rinci bank apa saja yang akan menerima dana tersebut.

Soroti Rendahnya Penyerapan Anggaran MBG

Selain penyaluran dana ke perbankan, Purbaya juga menyoroti rendahnya penyerapan anggaran MBG oleh BGN. Ia menjamin bahwa dalam kepemimpinannya, belanja pemerintah yang masih lambat akan segera dipercepat, terutama untuk program MBG yang sering dikritik.

Dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR, Purbaya mengungkapkan bahwa ada keluhan tentang penyerapan anggaran MBG yang rendah. Ia bertanya kepada tim keuangan tentang monitoring-nya, dan mereka mengatakan bahwa prosesnya bagus, tetapi ternyata tidak demikian.

Untuk itu, Purbaya akan meminta Kepala BGN Dadan Hindayana mengumumkan realisasi anggaran setiap bulan. Jika penyerapan jelek, ia meminta Dadan menjelaskannya langsung ke publik.

Selain MBG, Purbaya juga akan mengevaluasi kembali program pemerintah lain yang realisasi anggarannya rendah. Saat ini, ia belum melihat detailnya. Cara yang akan digunakan adalah dengan mengirimkan tim ke lokasi agar pelaksanaan program lebih cepat.

Purbaya juga memastikan pengawasan rutin terhadap anggaran yang sudah digelontorkan. Fungsi ini pernah dilakukan oleh UKP4 sebelumnya, meskipun tidak berjalan sempurna karena jarak yang terlalu jauh. Ia berjanji akan menjalankan tugas tersebut agar penyerapan anggaran benar-benar berjalan efektif.