PNBP Minerba 2026 Ditetapkan Naik Jadi Rp113 Triliun Setelah Royalti Dinaikkan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Target Pendapatan Negara Bukan Pajak dari Sektor Pertambangan Mineral dan Batu Bara

Presiden Joko Widodo menetapkan target pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba) sebesar Rp113,38 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. Angka ini lebih tinggi 7,3% dibandingkan proyeksi tahun 2025 yang mencapai Rp105,7 triliun.

Target tersebut tercantum dalam Buku II Nota Keuangan beserta RAPBN 2026. Kenaikan target PNBP minerba pada 2026 disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kenaikan tarif iuran produksi/royalti setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2025 dan fluktuasi harga mineral acuan (HMA) beberapa jenis mineral seperti emas, nikel, dan tembaga dalam beberapa tahun terakhir.

Buku II Nota Keuangan dan RAPBN 2026 menyebutkan bahwa perubahan harga komoditas global menjadi tantangan yang sulit dikendalikan. Namun, pemerintah tetap berupaya untuk optimalisasi kebijakan pengelolaan PNBP SDA. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah mengambil lima kebijakan teknis:

  • Penguatan sinergi integrasi data lintas kementerian/lembaga melalui penerapan Sistem Informasi Mineral dan Batubara (Simbara).
  • Penerapan automatic blocking system (ABS) untuk wajib bayar yang tidak patuh dalam memenuhi kewajiban PNBP.
  • Kerja sama antara Kementerian ESDM, Kemendag, Kemenhub, dan Kemenkeu (DJA, DJBC, dan LNSW) untuk penguatan pengawasan data ekspor dan transaksi dalam negeri.
  • Penggunaan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebagai identitas tunggal dalam kegiatan integrasi data hulu ke hilir sektor minerba.
  • Pemberian sanksi atas ketidakpatuhan terhadap pemenuhan domestic market obligation (DMO) batu bara dan target komitmen pembangunan smelter.

Realisasi PNBP di Semester I/2025

Realisasi PNBP sektor minerba mencapai Rp74,2 triliun pada semester I/2025. Angka ini baru mencapai 59% dari target APBN 2025 sebesar Rp124,7 triliun. Secara keseluruhan, realisasi PNBP sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) mencapai Rp138,8 triliun pada periode yang sama.

Capaian PNBP sektor ESDM ini telah mencapai 54,5% dari target APBN 2025 senilai Rp254,5 triliun. Sebagai kontributor terbesar, sektor minerba memberikan kontribusi sebesar 10%-12% dari total pendapatan negara.

Sektor minerba merupakan kontributor PNBP terbesar. Setelah minerba, sektor migas menjadi penyumbang kedua terbesar dengan realisasi PNBP sebesar Rp57,3 triliun dari target tahun ini senilai Rp121 triliun. Selain itu, PNBP dari sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) mencapai Rp1,09 triliun dari target senilai Rp2,19 triliun.

Upaya Menteri ESDM dalam Mencapai Target

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa capaian PNBP pada semester pertama tahun ini dapat melampaui target APBN meskipun menghadapi gejolak harga minyak dan batu bara yang turun. Ia menjelaskan, “Harga batu bara turun tapi kami berusaha tetap mencapai target Rp254,5 triliun. Ini adalah target yang diberikan presiden agar jangan sampai PNBP turun.”

Di sisi lain, Kementerian ESDM mencatat peningkatan realisasi investasi pada sektor minerba pada semester I/2025. Angka tersebut meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$2,4 miliar. Capaian ini menjadi yang tertinggi dalam 4 tahun terakhir.

Meski demikian, secara keseluruhan, sektor migas masih menjadi penyumbang terbesar investasi di sektor ESDM. Realisasi investasi sebesar US$8,1 miliar pada semester I/2025, naik dari US$6,3 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.