
Produksi Bawang Merah di Gunungkidul Diproyeksikan Mencapai 1.430 Ton
Produksi bawang merah di Kabupaten Gunungkidul pada musim panen tahun ini diperkirakan mencapai sebesar 1.430 ton. Angka ini didasarkan pada total luas tanam yang mencapai 110 hektare dengan rata-rata produktivitas sebesar 13 ton per hektare. Proyeksi ini tersebar di berbagai kapanewon atau kecamatan yang menjadi sentra pertanian bawang merah.
Sekretaris Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul, Raharjo Yuwono, menyampaikan bahwa angka produksi tersebut cukup stabil dibandingkan rata-rata tahun-tahun sebelumnya. Ia menegaskan bahwa tingkat produktivitas sebesar 13 ton per hektare sudah menjadi standar yang terjaga dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, kondisi iklim yang tidak menentu memengaruhi proses budidaya. Musim kemarau basah yang terjadi tahun ini menjadi tantangan bagi para petani. Intensitas hujan yang masih tinggi menyebabkan kelembaban berlebihan di lahan pertanian, sehingga meningkatkan risiko munculnya hama dan penyakit pada umbi bawang merah.
“Kondisi ini bisa memengaruhi hasil panen, tetapi dampaknya tidak terlalu besar pada masa panen kali ini,” ujar Raharjo Yuwono saat dikonfirmasi.
Untuk mengurangi risiko tersebut, pihak DPP bersama penyuluh pertanian lapangan memberikan pendampingan kepada petani. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain adalah memberikan panduan tentang pola tanam yang sesuai dengan kondisi iklim, menggunakan varietas unggul yang lebih tahan terhadap kelembaban, serta memanfaatkan teknologi pascapanen untuk memperpanjang masa simpan bawang merah.
“Kami terus mendorong petani agar menerapkan pola budidaya yang adaptif terhadap perubahan iklim,” tambahnya.
Harga Bawang Merah Stabil Meski Ada Fluktuasi
Selain masalah produksi, harga bawang merah juga menjadi perhatian serius. Berdasarkan pantauan Dinas Perdagangan, harga bawang merah dalam dua pekan terakhir berada di kisaran Rp35 hingga Rp40 per kilogram. Angka ini menunjukkan stabilitas harga meskipun sempat terjadi fluktuasi akibat pasokan dari luar daerah.
Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan Gunungkidul, Ris Heriyani mengungkapkan bahwa pihaknya terus berupaya menjaga agar harga tidak turun drastis saat musim panen tiba. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi koordinasi dengan pelaku usaha, pemantauan pasar secara berkala, serta pengaturan distribusi bawang merah agar tidak terjadi kelebihan pasokan.
“Kami berkomitmen untuk menjaga keseimbangan harga agar tidak merugikan petani maupun konsumen,” ujarnya.
Dengan kombinasi upaya peningkatan produksi, pengendalian hama, serta pengawasan harga, kabupaten Gunungkidul terus berupaya mempertahankan kualitas dan stabilitas produksi bawang merah sebagai salah satu komoditas penting di wilayah ini.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!