Mengenal Samsi Sastrawidagda, Sang Menteri Keuangan Pertama Indonesia

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Profil Singkat Samsi Sastrawidagda

Samsi Sastrawidagda lahir di Solo pada tanggal 13 Maret 1894. Ia memasuki dunia pemerintahan pada usia 51 tahun, ketika ditunjuk sebagai Menteri Keuangan pertama Republik Indonesia (RI) dalam Kabinet Presidensial. Meski masa jabatannya sangat singkat, hanya berlangsung dari 19 Agustus hingga 2 September 1945, peran Samsi dalam menunjang pemerintahan awal negara sangat besar.

Sebelum menjabat sebagai Menteri Keuangan, Samsi menempuh pendidikan ekonomi dan hukum negara di Sekolah Tinggi Dagang (Handels-hogeschool) di Rotterdam, Belanda. Gelar akademik terakhirnya adalah Doktor dengan disertasi De Ontwikkeling v.d handels politic van Japan, yang ia peroleh pada tahun 1925.

Sebelum menjadi pejabat pemerintah, Samsi bekerja sebagai Kepala Kantor Tata Usaha dan Pajak di Surabaya selama masa pendudukan Jepang. Pada Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang kedua, 19 Agustus 1945, dibentuk sejumlah Departemen dan Menteri Negara. Salah satunya adalah Departemen Keuangan, yang dipimpin oleh Samsi Sastrawidagda.

Masa Jabatan yang Singkat Tapi Berdampak Besar

Meskipun masa jabatannya hanya berlangsung selama beberapa minggu, Samsi memiliki peranan penting dalam sejarah pemerintahan Indonesia. Salah satu tindakan yang dikenang adalah Operasi Penggedoran Bank. Ketika itu, pemerintah membutuhkan dana awal untuk membiayai perjuangan dan menjalankan pemerintahan.

Samsi mendapatkan informasi dari Laksamana Shibata bahwa di gedung Bank Escompto Surabaya tersimpan uang peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang disita Jepang. Dengan hubungan yang baik dengan para pemimpin pemerintahan Jepang di Surabaya, Samsi berhasil membujuk mereka untuk mengambil uang tersebut melalui operasi penggedoran bank.

Sayangnya, Samsi tidak pernah memimpin Kementerian Keuangan secara langsung karena kondisi kesehatannya yang sering kali tidak stabil. Ia lebih memilih tinggal di Surabaya. Bahkan, ia belum sempat menyusun perencanaan dan struktur organisasi kementerian sebelum mengundurkan diri pada 2 September 1945.

Setelah Samsi mundur, posisinya digantikan oleh Alexander Andries Maramis, yang sebelumnya merupakan Menteri Negara dalam Kabinet Presidensial.

Pembentukan Kabinet Presidensial

Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, PPKI dalam sidangnya yang pertama mengesahkan Undang-Undang Dasar RI (UUD 1945) dan memilih Soekarno sebagai Presiden serta Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden. Pada 19 Agustus 1945, di sidang PPKI kedua, ditetapkan Kabinet Presidensial dengan 12 Menteri Departemen, 5 Menteri Negara, dan 2 Wakil Menteri.

Berikut adalah daftar 12 Departemen yang dibentuk: - Departemen Dalam Negeri
- Departemen Luar Negeri
- Departemen Kehakiman
- Departemen Keuangan
- Departemen Kemakmuran
- Departemen Kesehatan
- Departemen Pengajaran
- Departemen Sosial
- Departemen Pertahanan
- Departemen Penerangan
- Departemen Perhubungan
- Departemen Pekerjaan Umum

Dengan pembentukan departemen-departemen ini, para pegawai yang semula bekerja di instansi pemerintah Jepang beralih menjadi pegawai Departemen Pemerintah RI. Para pekerja yang sebelumnya bekerja di Gunseikanbu Zaimubu (Departemen Keuangan pada masa Jepang) langsung menjadi pegawai Departemen Keuangan RI.

Samsi Sastrawidagda, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Kantor Tata Usaha dan Pajak di Surabaya pada masa pendudukan Jepang, ditunjuk sebagai Menteri Keuangan pada Kabinet RI pertama. Pada saat itu, struktur organisasi kementerian-kementerian masih dalam proses penyusunan, termasuk Kementerian Keuangan.