
PB Djarum: Konsisten Mencari Bakat dan Menjaga Tradisi Bulu Tangkis Indonesia
Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum (PB Djarum) telah menjadi salah satu pondasi penting dalam menghasilkan atlet-atlet bulu tangkis berprestasi di tingkat nasional maupun internasional. Sejak didirikan pada tahun 1969, klub ini telah melahirkan banyak nama besar seperti Alan Budikusuma, Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir, Mohammad Ahsan, hingga Kevin Sanjaya Sukamoljo. Mereka tidak hanya mempersembahkan medali, tetapi juga menjadi bukti bahwa pembinaan jangka panjang dan kerja keras mampu menciptakan legenda bulu tangkis dunia.
Di era modern, PB Djarum tetap aktif dalam mencari bakat-bakat baru. Salah satu cara yang digunakan adalah Audisi Umum PB Djarum, yang pertama kali digelar pada tahun 2006. Hingga tahun 2025, kegiatan ini konsisten dilaksanakan setiap tahun, memberikan peluang bagi siapa saja anak muda untuk mengejar mimpi mereka dalam dunia bulu tangkis. Hasilnya, beberapa atlet berprestasi seperti Mohammad Ahsan, Tontowi Ahmad, dan Kevin Sanjaya bermula dari klub ini.
Proses Seleksi yang Rumit dan Komprehensif
Audisi Umum PB Djarum tidak hanya sekadar mencari bakat, tetapi juga menjaga semangat dan hasrat anak-anak terhadap olahraga ini. Fung Permadi, Manajer PB Djarum, menyatakan bahwa tujuan utama dari audisi ini adalah menjaga mimpi anak bangsa terhadap bulu tangkis. Meski ada cara yang lebih efisien, seperti melakukan pencarian bakat melalui kejuaraan junior, PB Djarum memilih pendekatan yang lebih rumit namun lebih holistik.
Proses seleksi Audisi Umum 2025 melibatkan 1.729 peserta. Pada hari pertama, peserta harus melewati tahap screening dengan sistem gugur. Selanjutnya, mereka masuk ke tahap turnamen yang berlangsung selama beberapa hari. Setelah itu, para peserta yang lolos akan mengikuti fase karantina selama empat pekan untuk melihat potensi dan mentalitas mereka. Hanya atlet yang lolos di tahap ini yang resmi menjadi bagian dari PB Djarum.
Menjaga Ekosistem Bulu Tangkis di Indonesia
PB Djarum tidak hanya fokus pada pencarian bakat, tetapi juga berkomitmen menjaga ekosistem bulu tangkis di Indonesia. Bakti Olahraga Djarum Foundation (BODF) memiliki serangkaian kegiatan seperti Festival SenengMinton, Polytron Superliga Junior, dan Hydroplus International Para Badminton Indonesia. Tujuan dari kegiatan-kegiatan ini adalah agar semangat bermain bulu tangkis tetap terjaga di kalangan masyarakat.
Yoppy Rosimin, Program Director BODF dan Ketua PB Djarum, menyatakan bahwa kejayaan olahraga mempersatukan bangsa. Ia menegaskan bahwa Audisi Umum merupakan pilar utama dari komitmen PB Djarum untuk memastikan regenerasi atlet bulu tangkis Indonesia tetap berjalan secara berkelanjutan. Investasi pada talenta muda adalah kunci untuk menjaga dominasi Indonesia di panggung dunia.
Keistimewaan dan Penghargaan kepada Atlet Berprestasi
PB Djarum dan BODF dikenal royal kepada atlet-atlet yang berprestasi. Salah satunya adalah Kevin Sanjaya Sukamoljo, yang pernah menerima bonus ratusan juta rupiah sebagai bentuk apresiasi atas prestasinya. Contoh lain adalah saat ia menerima uang tunai sebesar Rp 600 juta sebagai penghargaan atas medali emas Asian Games 2018. Ini menunjukkan bahwa prestasi dapat membawa manfaat materi untuk masa depan atlet.
Tantangan dan Perjalanan Panjang
Meski sukses, PB Djarum pernah menghadapi tantangan besar. Pada tahun 2019, isu eksploitasi anak muncul karena adanya dugaan keterkaitan dengan merek produk tembakau. Akibatnya, PB Djarum sempat menurunkan semua brand dan menghentikan Audisi Umum sementara. Namun, pada tahun 2020, pandemi Covid-19 membuat kegiatan ini kembali vakum. Setelah situasi membaik, PB Djarum kembali melanjutkan proses pencarian bakat melalui Audisi Umum tanpa hambatan protes.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!