
Persiapan Operasional Bank Syariah Nasional (BSN)
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) telah memastikan bahwa PT Bank Syariah Nasional atau BSN akan dapat beroperasi secara penuh pada tahun ini. Proses pemisahan atau spin off unit usaha syariah (UUS) BTN ke BSN direncanakan selesai pada akhir Oktober atau awal November 2025.
BSN merupakan wajah baru dari Bank Victoria Syariah yang telah diakuisisi oleh BTN pada Juli 2025. Direktur Utama BTN, Nixon L.P Napitupulu, menjelaskan bahwa rencana spin off UUS dari BTN ke BSN masih memerlukan persetujuan dari para pemegang saham. BTN berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada akhir Oktober atau awal November 2025.
“Agenda utama dalam RUPSLB adalah persetujuan pemisahan bisnis syariah secara resmi, sehingga BSN dapat beroperasi penuh sebelum awal tahun 2026,” ujar Nixon dalam paparan publik 2025 BEI secara virtual pada Rabu (10/9).
Nixon menambahkan bahwa setelah proses spin off selesai, BTN akan menyuntikkan modal tunai ke BSN sebesar Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun. Dengan demikian, total modal BSN diperkirakan mencapai lebih dari Rp 6 triliun, sehingga masuk dalam kategori bank modal inti atau KBMI 2.
Kriteria Bank Modal Inti
Bank yang termasuk dalam kategori KBMI 2 memiliki modal inti antara Rp 6 triliun hingga Rp 14 triliun. Bank dengan kategori ini memiliki cakupan usaha yang lebih luas, seperti perdagangan valuta asing, pembiayaan ekspor-impor, atau layanan treasury tertentu.
“Modal tersebut sudah diverifikasi oleh kantor akuntan dan diaudit lagi oleh kantor akuntan. Jadi kita melakukan double check supaya tidak salah hitung dan salah treatment,” kata Nixon.
Direktur Keuangan BTN, Nofry Rony Poetra, memastikan bahwa modal yang diberikan BTN kepada BSN cukup kuat untuk mendukung pertumbuhan bisnis BSN. “Kinerja keuangannya saja [penyaluran pembiayaan BSN] tumbuh 17% sehingga mereka nanti akan tumbuh di tahun depan,” tambahnya.
Perubahan Nama BTN Syariah Menjadi Bank Syariah Nasional
Perubahan nama BTN Syariah menjadi Bank Syariah Nasional sebelumnya telah disepakati dalam RUPSLB PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang digelar pada Rabu (20/8).
“Ke depan nama BSN akan dipakai oleh BTN Syariah sebagai branding perusahaan dan produk layanan setelah melalui proses perizinan penggunaan oleh regulator,” ujar Corporate Secretary BTN, Ramon Armando.
Corporate Secretary Bank Syariah Nasional, Dody Agoeng, menjelaskan bahwa RUPSLB juga menyepakati jajaran pengurus baru yang akan menjadi nahkoda transformasi BSN ke depan. Berikut daftar jajaran direksi BSN:
- Direktur Utama: Alex Sofjan Noor
- Wakil Direktur Utama: Arga M. Nugraha
- Direktur Finance, Strategy & Treasury: Abdul Firman
- Direktur Consumer Banking: Mochamad Yut Penta
- Direktur Human Capital & Compliance: Anton Rijanto
- Direktur Risk Management: Beki Kanuwa
- Direktur Network & Retail Funding: Ari Kurniaman
Kinerja Keuangan UUS BTN
Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara Tbk atau Bank Syariah Nasional mencatatkan kinerja positif menjelang proses akhir spin-off menjadi Bank Umum Syariah (BUS).
Hingga semester pertama 2025, laba bersih BTN Syariah tercatat sebesar Rp 401 miliar pada akhir Juni 2025, naik 8,3% year on year dibandingkan Rp 370 miliar pada semester pertama 2024.
Peningkatan aset tersebut didukung oleh ekspansi pembiayaan yang konsisten, dengan nilai penyaluran mencapai Rp 48,46 triliun, naik 17,0% year on year dari Rp 41,41 triliun pada semester I 2024.
Selain itu, kepercayaan masyarakat semakin meningkat, terlihat dari dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 19,8% year on year menjadi Rp 55,23 triliun, dibandingkan Rp 46,09 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Hingga akhir Juni 2025, total aset BTN Syariah tumbuh 18,0% year on year menjadi Rp 65,56 triliun, dari Rp 55,54 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!