Pentingnya Meja Makan dalam Kehidupan Keluarga
Selama beberapa dekade, satu hal yang selalu terkenang tentang meja makan adalah kata-kata "bukan yang penting ambil, tapi ambil yang penting". Kata-kata ini sering diucapkan oleh nenek dan ibu saya, yang menekankan bahwa setiap kali berurusan dengan makanan, harus ada penghargaan dan kesadaran akan nilai dari apa yang kita konsumsi. Dari dulu hingga sekarang, aturan-aturan sederhana ini menjadi bagian dari kehidupan keluarga.
Dulu, waktu makan adalah momen paling hangat dalam keluarga. Terutama saat makan malam, semua anggota keluarga wajib hadir. Sebelum makan malam tiba, anak-anak harus sudah pulang ke rumah, rapi, dan bersih. Meskipun tidak ada aturan tertulis, semuanya berjalan lancar. Makan harus dilakukan di meja makan, itu aturan pertama. Lalu ada aturan kedua, yaitu mengambil makanan secukupnya dan tidak boleh berceceran karena alasan penghargaan terhadap makanan.
Setelah makan, semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, harus membersihkan peralatan makan sendiri. Aturan ini membangun disiplin dan tanggung jawab. Ketika suatu saat warung-waralaba menerapkan aturan "membersihkan sendiri", anak-anak merasa biasa saja. Bahkan mereka bertanya-tanya mengapa aturan ini baru sekarang diberlakukan.
Apakah semua anak merasa tertekan? Tidak. Karena aturan ini telah dibentuk melalui proses pembiasaan jangka panjang. Namun, perubahan zaman juga memberi tantangan baru. Dulu, gangguan utama mungkin hanya televisi, tetapi sekarang adalah gadget. Anak saya pernah protes ketika saya mencoba menerapkan aturan yang sama seperti era ibunya. Alasannya sederhana, jaman dulu berbeda dengan sekarang. Saya sempat ingin membantah, namun akhirnya menyadari bahwa perubahan zaman memang membuat tantangan menjaga kebersamaan di meja makan semakin sulit.
Meski begitu, aturan tersebut tidak boleh diabaikan. Orang tua tetap perlu berkomunikasi dengan anak-anak meski kesibukan pekerjaan membuat kontrol langsung sulit. Misalnya, dengan bertanya apakah mereka sudah makan atau apakah rumah dalam kondisi baik. Semua harus dirapikan, meskipun orang tua tidak bisa sepenuhnya mengawasi karena kesibukan.
Menyiapkan makanan tetap menjadi prioritas. Meskipun kini banyak kemudahan seperti makanan instan, tetap diperlukan kesadaran untuk mengontrol ketersediaan makanan. Ini juga menjadi bagian dari disiplin diri. Peran orang tua kini lebih kompleks karena keduanya bekerja. Istri tidak lagi hanya sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga memiliki pekerjaan. Sementara suami sebagai tulang punggung keluarga, harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
Perubahan zaman juga memengaruhi cara komunikasi. Teknologi komunikasi memudahkan, tetapi juga memisahkan anggota keluarga. Banyak keluarga yang tinggal bersama tetapi jarang berkomunikasi karena keterlibatan pribadi dengan gawai. Hal ini membuat ruang keluarga semakin sempit.
Meski begitu, tetap ada usaha untuk menjaga kebersamaan. Meskipun tidak semua waktu makan bisa berkumpul, makan malam tetap menjadi momen penting untuk berkomunikasi. Satu kali makan malam bisa menjadi penghubung antara siang dan pagi, serta menjadi waktu quality time sebelum kembali sibuk.
Setiap masa memiliki tantangan dan pelajaran. Meski semakin sulit, kita tidak boleh menyerah. Meja makan tetap menjadi ruang sederhana yang bisa menghangatkan hati keluarga, terlepas dari situasi apa pun.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!