
Bencana Banjir di Bali: Korban Jiwa dan Dampak yang Luas
Bencana banjir yang melanda Bali telah menimbulkan dampak besar, baik secara fisik maupun sosial. Sampai saat ini, tercatat 9 orang meninggal dunia akibat kejadian tersebut. Banjir ini terjadi setelah hujan deras mengguyur sejak hari Selasa hingga Rabu, tanggal 9-10 September 2025. Sejumlah wilayah di Kota Denpasar serta kabupaten sekitarnya seperti Gianyar, Badung, Tabanan, Jembrana, dan Karangasem terkena dampak banjir.
Secara total, terdapat 127 titik banjir yang dilaporkan. Di antaranya, Kota Denpasar mencatat 81 titik, Gianyar 14 titik, Badung 12 titik, Karangasem empat titik, sementara Tabanan dan Jembrana masing-masing delapan titik. Kondisi ini menunjukkan bahwa banjir tidak hanya terjadi di satu daerah, tetapi merata di berbagai wilayah.
Eka Saputra, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bali, menyampaikan bahwa hingga pukul 17.30 WITA, terdapat 9 korban jiwa yang sudah dilaporkan. Selain itu, dua warga masih dalam pencarian. "Total korban meninggal dunia capai 9 orang. Dan dalam pencarian 2 orang," ujarnya.
Selain korban jiwa, banyak warga yang terdampak banjir kini tengah berada di tempat pengungsian yang disediakan di beberapa titik. Hal ini menjadi langkah darurat untuk memastikan keselamatan warga.
Wali Kota Denpasar Siapkan Status Darurat Bencana
Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara, telah mempersiapkan status darurat bencana terkait banjir yang terjadi di wilayahnya. Saat meninjau lokasi banjir di Pasar Kumbasari, ia menyampaikan bahwa fokus utama saat ini adalah evakuasi warga. "Sekarang kami evakuasi dulu. Nanti akan buat status darurat bencana," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa di daerah Kesiman Kertalangu, air banjir mencapai atap rumah. Bahkan, ada anak-anak yang harus berada di atas plafon karena tingginya air. Status darurat bencana ini akan menjadi dasar untuk mengeluarkan anggaran darurat kebencanaan.
Dampak pada Pasar Kumbasari
Salah satu titik yang terkena banjir adalah Pasar Kumbasari di Denpasar Barat. Pasar ini berjarak sekitar 10 kilometer dari Pantai Kuta. Saat banjir terjadi, lantai satu pasar nyaris terendam air. Pedagang di lantai satu harus berlarian menyelamatkan diri karena air tiba-tiba meluap hingga setengah meter di atas jembatan.
Made Merti (40), seorang pedagang, menceritakan bahwa air datang begitu cepat karena tembok pembatas jebol. "Sekitar pukul 03.00 Wita air tiba-tiba besar, tembok jebol. Semua pedagang lari ke lantai tiga, barang sudah tidak kepikiran, hanya selamatkan diri," ujarnya.
Dalam kejadian ini, delapan pedagang menjadi korban. Empat orang selamat dengan kondisi luka-luka dan kini dirawat di RSUD Wangaya. Sementara satu orang bernama Ni Wayan Lenyod meninggal dunia dan jasadnya ditemukan di Dam Estuari. Tiga korban lainnya belum ditemukan.
Langkah Pengelola Pasar
Direktur Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar, IB Kompyang Wiranata alias Gus Kowi, menyampaikan bahwa ada 843 pedagang di Pasar Kumbasari yang lapaknya terendam air. Ia menegaskan bahwa ini adalah bencana, sehingga perlu koordinasi dengan Pemkot Denpasar. "Kami akan hapus sewa BOP dan menyesuaikan kondisi pedagang," ujarnya.
Selain itu, korban meninggal akan diberikan santunan, termasuk kemungkinan klaim dari BPJS Ketenagakerjaan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu para pedagang yang terdampak banjir.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!