Keponakan Prabowo Mundur dari DPR, Beri Permohonan Maaf: Apa Sebenarnya Terjadi?

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Keputusan Mengejutkan dari Anggota DPR RI

Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi parlemen. Pengumuman ini disampaikan melalui video pernyataan terbuka yang diunggah pada awal September 2025. Dalam pernyataannya, ia menyatakan bahwa keputusan ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab atas ucapannya yang menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat.

Pernyataan tersebut disampaikan dengan penuh penekanan pada permohonan maaf. Rahayu Saraswati menyadari bahwa ucapannya dalam sebuah podcast telah menimbulkan luka bagi publik, khususnya generasi muda yang berjuang membangun usaha di tengah keterbatasan. Ia menyatakan, “Kesalahan sepenuhnya ada di saya,” dengan nada tegas. Kalimat itu menjadi inti dari refleksi seorang politisi yang juga seorang pengusaha, yang mengakui bahwa privilege yang dimilikinya jauh berbeda dengan perjuangan rakyat kebanyakan.

Dalam video tersebut, Saraswati membuka pernyataannya dengan salam lintas agama. Ia menekankan bahwa niat awal dari ucapannya adalah mendorong kewirausahaan, terutama di era digital dan ekonomi kreatif. Namun, ia tidak menampik bahwa kata-katanya telah disalahpahami, dipotong, dan dijadikan bahan provokasi. Meskipun begitu, ia tidak melemparkan kesalahan pada pihak lain, melainkan sepenuhnya menanggung konsekuensi atas perkataannya.

Langkah pengunduran diri ini dinilai sebagai bentuk pertanggungjawaban politik yang jarang terjadi di Indonesia. Di saat banyak politisi memilih untuk bertahan meski diterpa kritik, Saraswati justru memilih mundur. Ia menyebutkan bahwa pengunduran diri ini diajukan kepada Fraksi Partai Gerindra, partai yang telah membesarkannya di kancah politik nasional. Namun, sebelum benar-benar meninggalkan kursi DPR, ia masih berharap diberi kesempatan untuk menyelesaikan satu tugas terakhir, yaitu pembahasan dan pengesahan RUU Kepariwisataan di Komisi VII.

Wanita yang kerap disapa Sara itu juga tidak lupa menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf kepada masyarakat di daerah pemilihannya, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu. Ia mengakui bahwa kepercayaan yang diberikan rakyat adalah sebuah kehormatan besar, meski ia merasa belum sepenuhnya mampu menjawab harapan konstituennya. Sebagai bentuk tanggung jawab moral, ia berjanji akan menyalurkan sisa dana aspirasi yang tersisa di rekening khusus untuk program kesehatan, pelatihan kewirausahaan, dan pemberdayaan anak muda di dapilnya hingga dana tersebut habis.

Kontroversi yang Jadi Awal Pengunduran Diri

Akar dari keputusan besar ini berawal dari sebuah pernyataan Rahayu Saraswati dalam podcast "On the Record" yang ditayangkan di kanal YouTube TV Indonesia pada 28 Februari 2025. Dalam durasi 42 menit, ia membahas berbagai isu, mulai dari perempuan, wirausaha, hingga kolaborasi ekonomi kreatif. Namun, potongan ucapannya di menit ke-25:37 hingga 27:40 dipelintir dan menjadi viral. Potongan itu dianggap meremehkan perjuangan anak muda yang tengah berusaha.

Padahal, menurut Saraswati, niat sebenarnya adalah mendorong semangat kewirausahaan di era digital. Sejak potongan itu beredar, kritik deras mengalir. Banyak yang menilai ucapannya tidak sensitif terhadap realitas sosial, terutama kondisi rakyat yang masih berjuang demi bertahan hidup. Bahkan, tak sedikit yang menyebutnya arogan karena berasal dari keluarga politik dan bisnis yang sangat mapan.

Meskipun begitu, Saraswati berulang kali menegaskan bahwa ia memahami posisinya sebagai seseorang yang memiliki "privilege besar" berkat keluarga dan suami yang mendukungnya. Kesadaran inilah yang kemudian mendorongnya untuk mengambil langkah tegas: mundur dari jabatan.

Jejak Politik dan Aktivisme

Rahayu Saraswati Djojohadikusumo bukanlah sosok asing di dunia politik Indonesia. Lahir dari keluarga besar Gerindra, ia dikenal sebagai keponakan dari Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Namun, kariernya tidak hanya ditopang oleh nama besar keluarga. Saraswati meniti jalan politik melalui keterlibatannya dalam isu sosial, khususnya yang berkaitan dengan perdagangan orang, pemberdayaan perempuan, serta pembangunan berkelanjutan.

Di parlemen, ia tercatat sebagai anggota Komisi VII DPR RI yang membidangi energi, riset, teknologi, dan lingkungan hidup. Beberapa isu yang konsisten ia perjuangkan antara lain pengelolaan sampah berkelanjutan, krisis iklim, dan pengembangan energi terbarukan. Selain itu, ia juga aktif memperjuangkan regulasi yang melindungi kelompok rentan, termasuk perempuan dan anak.

Jejak ini membuatnya mendapat apresiasi dari sebagian kalangan, meski kritik tetap hadir karena posisinya yang dianggap sebagai "politisi privilese".

Komitmen Pasca-Pengunduran Diri

Meski memilih mundur dari DPR, Saraswati menegaskan bahwa perjuangannya tidak berhenti. Ia menyatakan tetap berkomitmen melawan perdagangan orang, memperjuangkan isu lingkungan, dan mendorong energi terbarukan. Dalam pernyataannya, ia juga menekankan pentingnya anak muda Indonesia untuk terus berkarya di bidang ekonomi kreatif.

Dengan pengalaman sebagai pengusaha sekaligus advisor startup, Saraswati percaya transformasi digital dapat membuka jalan baru bagi kemandirian ekonomi generasi muda. Langkah pengunduran diri ini menjadi penanda fase baru dalam perjalanan politik dan aktivisme Rahayu Saraswati. Apakah ia akan kembali ke panggung politik suatu hari nanti, masih menjadi tanda tanya besar.