Kekurangan bahan bakar mengancam sebagai NUPENG dan Dangote berselisih

Warga Nigeria mungkin mengalami kelangkaan bahan bakar pekan depan karena para pengemudi truk tangki yang tergabung dalam Serikat Nasional Petrol dan Gas Alam mengancam untuk menghentikan pengisian bahan bakar karena perang dingin yang tampak antara mereka dan manajemen Pabrik Refinery Dangote.

Krisis muncul dari rencana Refinery Dangote untuk mengimpor 4.000 truk berbahan bakar gas alam terkompresi (CNG) untuk distribusi langsung bahan bakar kepada pengecer. Meskipun skema tersebut yang dijadwalkan dimulai pada 15 Agustus tertunda karena tantangan logistik di Tiongkok, refinery memberitahu korresponden kami bahwa akan segera memulainya ketika sejumlah besar truk telah diterima.

Namun NUPENG, dalam pernyataan yang ditandatangani oleh Presidennya, Williams Akporeha, dan Sekretaris Umumnya, Afolabi Olawale, pada Jumat, menuduh manajemen kilang Dangote melakukan praktik anti-tenaga kerja yang merugikan kelangsungan hidup dan sarana penghidupan anggota-anggotanya di bawah Cabang Petrol dan Pengemudi Tangki.

Serikat pekerja menyampaikan rasa prihatin bahwa pendirian pabrik pengilangan, Aluko Dangote, mengatakan bahwa akan ada sopir baru yang direkrut untuk truk impor, dan tidak ada dari mereka yang diperbolehkan bergabung dengan serikat apa pun. NUPENG menggambarkan posisi manajemen pabrik pengilangan Dangote sebagai penghinaan terhadap hak asosiasi, yang dijamin dalam Konstitusi 1999, serta pelanggaran terhadap peraturan hukum tenaga kerja internasional yang menjadi peserta Nigeria.

Hal itu mengingatkan beberapa pertemuan yang diinisiasi, bersama dengan kepemimpinan Nigerian Association of Road Transport Owners, untuk meyakinkan Aliko Dangote agar mencabut pendiriannya tentang tidak memungkinkan sopirnya bergabung dengan serikat pekerja. Namun, Serikat menyatakan penyesalan bahwa permohonan mereka diduga diabaikan.

Menyusul hasil yang tidak mengenakkan dari pertemuan tersebut, kepemimpinan serikat telah melakukan beberapa upaya untuk membuat lembaga terkait negara tersebut mengarahkan Tuan Alhaji Aliko Dangote dan sepupunya, Tuan Alhaji Sayyu Ali Dantata, mengikuti praktek terbaik global dan kesopanan, tetapi semuanya sia-sia.

"Kepada kekagetan terbesar kami, MRS Alhaji Sayyu Aliu Dantata mulai merekrut sopir untuk truk CNG impor pada Jumat, 29 Agustus 2025. Sopir yang direkrut diminta untuk menandatangani pernyataan bahwa mereka tidak akan menjadi anggota serikat pekerja yang sudah ada di industri minyak dan gas. NUPENG sangat khawatir dan terganggu dengan praktik bisnis yang tidak bermoral dari Alhaji Sayyu Aliu Dantata dan Alhaji Aliko Dangote, yang takut memungkinkan adanya serikat pekerja di perusahaan mereka," demikian pernyataan tersebut.

NUPENG mengatakan bahwa mereka tidak akan duduk diam dan melihat sementara penghidupan ribuan pekerja, termasuk supir tangki, dihancurkan. "NUPENG berdiri bersama Dangote Refinery selama pembangunan dan pemasangan. Kami melakukannya dengan niat baik, dengan harapan bahwa itu akan menciptakan lapangan kerja, memperkuat kapasitas lokal, dan memberi manfaat bagi rakyat Nigeria, dalam suasana yang kondusif bagi serikat pekerja untuk berkembang.

"Sayangnya, Alhaji Aliko Dangote memilih untuk mengkhianati kepercayaan itu dengan berkonspirasi untuk memonopoli distribusi, menghancurkan persaingan, menjajah sektor, dan menaikkan harga, yang pada akhirnya akan berdampak pada penurunan standar hidup rakyat biasa Nigeria. Ini bukanlah kemanusiaan; ini adalah sabotase ekonomi," demikian pernyataannya.

Sementara mengajak lembaga pengawas industri minyak yang relevan untuk terlibat dalam krisis yang sedang berlangsung, serikat pekerja mengancam akan memanggil anggotanya untuk menurunkan alat dan menghindari pemuatan produk minyak, mulai Senin, 8 September.

Sementara itu, karena Alhaji Aliko Dangote dan kerabatnya telah memutuskan untuk mengganti semua sopir truk pengangkut minyak di Nigeria, dan tidak ada satu pun orang atau lembaga yang dapat menghentikannya, anggota Cabang Sopir Truk Pengangkut Minyak NUPENG akan mulai mencari pekerjaan/keterampilan alternatif dan sumber penghidupan dari Senin, 8 September 2025.

"Kami memohon kepada masyarakat umum untuk menahan segala ketidaknyamanan yang mungkin disebabkan oleh perjuangan kami melawan tirani dan ketidakmurnian ini; ini adalah perjuangan yang harus dilakukan! Kami mengajak semua serikat buruh industri lainnya serta organisasi tenaga kerja pusat, NLC, TUC, dan federasi serikat internasional, untuk bersiap siaga dalam mendukung tindakan massa damai dan tindakan industri dalam mempertahankan hak-hak buruh," kata serikat tersebut.

Memanggil Otoritas Minyak dan Gas Bumi Nigeria Bagian Hulu dan Hilir untuk menggunakan kekuasaannya berdasarkan Pasal 32(u) dan (aa) Undang-Undang Industri Minyak dan Gas Bumi untuk mendorong persaingan dan partisipasi sektor swasta dalam operasi minyak dan gas bumi bagian hulu dan hilir.

Otoritas memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi, menyelidiki, dan mencegah penyalahgunaan posisi dominan serta praktik bisnis yang bersifat membatasi terkait operasi minyak bumi di hulu dan hilir.

Setiap praktik atau kebijakan oleh pemberi kerja mana pun yang bertujuan untuk menghilangkan hak karyawan untuk berserikat adalah penghinaan terhadap Konstitusi. Di atas segalanya, hak untuk berserikat, termasuk keanggotaan serikat buruh, dijamin oleh Pasal 40 Konstitusi. Tuan Aliko Dangote dan sepupunya, Tuan Sayyu Aliu Dantata, tidak boleh dibiarkan memperbudak pekerja Nigeria. Mereka harus diwajibkan menjadi pengusaha yang sah, bukan individu atau perusahaan yang melanggar hukum. Nigeria adalah negara hukum, bukan masyarakat tanpa aturan.

"Melalui pernyataan ini, kami memanggil Pemerintah Federal Nigeria dan lembaganya, termasuk segmen-segmen masyarakat Nigeria yang baik hati, untuk memanggil dua pengusaha miliarder tersebut agar menaati aturan. Mereka harus diberitahu untuk mematuhi hukum Nigeria. Jika mereka terus bersikap otoriter yang melawan serikat pekerja, NUPENG siap dan siaga untuk memobilisasi kekuatannya untuk berjuang dalam kerangka hukum," tambah pernyataan tersebut.

Juru bicara Dangote, Anthony Chiejina, belum membalas pesan yang dikirimkan oleh korresponden kami.

Truk CNG sebanyak 4.000 yang diimpor oleh Dangote untuk pasokan bahan bakar langsung telah memicu berbagai reaksi dari pemasok minyak, sopir truk tangki, serikat angkutan jalan raya, dan pemangku kepentingan lainnya.

Perselisihan antara para pengemudi truk tangki dan kilang Dangote datang pada waktu kritis bagi sektor minyak hilir Nigeria, saat negara tersebut berupaya memstabilkan distribusi bahan bakar dan mengurangi ketergantungan pada produk hasil olahan impor. Kilang Dangote senilai 20 miliar dolar, yang diresmikan pada Mei 2023, dijuluki sebagai perubahan besar bagi keamanan energi Nigeria, dengan kapasitas produksi sebesar 650.000 barel per hari.

Namun, rencana barunya untuk mengimpor dan mengoperasikan 4.000 truk berbahan bakar gas alam kompresi telah memicu kekhawatiran tenaga kerja terkait kemungkinan kehilangan pekerjaan bagi anggota NUPENG. Ancaman NUPENG untuk menghentikan pengisian bahan bakar menunjukkan ketakutan akan konfrontasi tenaga kerja yang lebih luas yang dapat mengganggu pasokan produk minyak secara nasional, yang berpotensi menyebabkan kelangkaan bahan bakar jika tidak diselesaikan.