
Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN yang Melibatkan Oknum TNI
Isu yang menyebutkan bahwa kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN bernama Mohamad Ilham Pradipta (37) melibatkan oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI) ternyata benar adanya. Hal ini diungkapkan oleh kuasa hukum empat pelaku yang telah ditangkap, yaitu Adrianus Agal.
Adrianus mengatakan bahwa ada oknum dari salah satu instansi yang terlibat dalam kasus tersebut. Meskipun tidak merinci instansi mana yang dimaksud, ia menegaskan bahwa peran oknum tersebut sangat penting dalam kejadian tersebut. “Adik kami, Eras (salah satu pelaku) diminta untuk menjemput paksa (menculik). Setelah adik kami, Eras dan kawan-kawan menjemput di waktu sore, ada perintah dari oknum F,” ujar Adrianus di Polda Metro Jaya, Senin (26/8/2025).
Dalam perintah itu, Eras dan kawan-kawan diminta untuk menyerahkan korban kepada seseorang di wilayah Cawang, Jakarta Timur. Usai penyerahan korban, Eras dan tiga rekannya meninggalkan tempat kejadian perkara (TKP). Namun, mereka kembali mendapat perintah untuk mengantar pulang korban. “Pada saat waktu ketemu lagi, di situlah mereka melihat korban ini sudah tidak bernyawa lagi. Pada saat mereka mengantar itu, mereka juga dalam tekanan,” jelas Adrianus.
Penegasan dari Pomdam Jaya
Hal tersebut dibenarkan oleh Komandan Polisi Militer Kodam Jaya Kolonel Corps Polisi Militer (Cpm) Donny Agus Priyanto. “Betul,” kata Agus saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (10/9/2025). Ia menambahkan bahwa pihaknya masih mendalami keterlibatan oknum TNI tersebut. Namun, sejauh ini belum diketahui berapa jumlah prajurit TNI yang terseret kasus ini. “Saat ini sudah kami dalami terkait dugaan keterlibatannya,” ucap Agus.
Kronologi Penculikan dan Pembunuhan
Mohamad Ilham Pradipta ditemukan tewas di area persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Kamis (21/8/2025), sekitar pukul 05.30 WIB. Mayat korban pertama kali ditemukan oleh salah satu warga yang tengah menggembala sapi di area persawahan. Saat pertama ditemukan, saksi melihat korban dalam kondisi tangan dan kaki terikat, serta mata terlilit lakban.
Setelah temuan tersebut, warga langsung melapor ke perangkat desa dan aparat kepolisian setempat. Belakangan diketahui, korban sempat diculik dari supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, sebelum jasadnya dibuang ke area persawahan Kampung Karangsambung. Berdasarkan rekaman CCTV yang diterima, korban tampak mengenakan kemeja batik cokelat berlengan pendek dan celana panjang krem. Ia berjalan sambil menutupi kepala dengan tangan kiri, berusaha menghindari rintik hujan di area parkir supermarket di Pasar Rebo.
Setibanya di mobil, saat hendak membuka pintu kemudi kendaraan berwarna hitam, tiba-tiba beberapa orang keluar dari sebuah mobil putih yang terparkir tepat di sebelahnya. Korban sempat berusaha melawan ketika disergap, tetapi usahanya tak membuahkan hasil. Korban kemudian dipaksa masuk ke dalam mobil putih tersebut. Tak lama, kendaraan itu langsung melaju meninggalkan area parkir.
Fakta Sosok F dalam Kasus Ini
Sosok F yang diduga terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan ini masih misterius. F tidak termasuk dalam daftar 15 tersangka yang sudah diamankan polisi. Dugaan peran F adalah sebagai oknum aparat yang memerintahkan penculikan terhadap korban. Kasus penculikan dan pembunuhan ini dilakukan para tersangka secara terencana dan berantai.
Ada empat klaster atau kelompok yang terlibat dalam aksi kejahatan menewaskan Ilham Pradipta. Kasus tersebut diawali perintah penculikan Ilham saat baru selesai meeting dengan rekan kantornya pada Rabu (20/8/2025) petang. Kala itu Ilham baru saja keluar dari tempat rapat menuju parkiran mobil di halaman hipermarket daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Ilham yang sendirian hendak masuk ke dalam mobil dibekap empat pelaku penculikan lalu dibawa kabur menggunakan mobil yang dibawa komplotan tersebut. Keesokan harinya, Kamis (21/8/2025) pagi, Ilham ditemukan oleh seorang penggembala sapi sudah tidak bernyawa dalam kondisi tangan, kaki, dan wajah terikat lakban di sebuah persawahan daerah Cikarang, Bekasi.
Empat Klaster Pelaku Penculikan dan Pembunuhan
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim mengungkap ada empat klaster pelaku penculikan dan pembunuhan Ilham. Pertama, klaster aktor intelektual, kedua klaster yang membuntuti, ketiga klaster yang menculik, dan keempat klaster penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan membuang jasad korban.
Klaster 1 aktor intelektual beranggotakan empat orang, yakni Dwi Hartono, pengusaha asal Jambi, YJ dan AA. Mereka ditangkap tanpa perlawanan di Solo, Jawa Tengah oleh tim gabungan dari Polda Metro Jaya, Polrestabes Semarang dan Polres Demak pada Minggu (24/8/2025) pukul 20.15 WIB.
Klaster 2 bertugas membuntuti, yaitu RS (Rohmat Sukur). Klaster 3 bertugas menculik, yaitu AT, RS, RAH, dan EW. Klaster 4 bertugas melakukan penganiayaan hingga membuang jasad, yaitu M, T, U, Z, N.
Dugaan Motif Pembunuhan
Motif utama dari pembunuhan ini diperkirakan berkaitan dengan kepentingan ekonomi. Salah satu pelaku yang menyita perhatian publik adalah DH atau Dwi Hartono, seorang pengusaha yang disebut memiliki helikopter dan rumah mewah di kawasan Cibubur, Jakarta Timur. Dugaan kuat adalah karena sakit hati dari hasil keterangan pelaku, terkait pengajuan kredit fiktif senilai Rp 13 miliar yang ditolak korban. Pelaku kemudian menyusun rencana untuk menghabisi nyawa mantan penyiar radio tersebut.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!