
PT Asuransi Sinar Mas Menjamin Peluncuran Satelit Nusantara Lima
PT Asuransi Sinar Mas (ASM) telah menjadi perusahaan asuransi yang menanggung risiko peluncuran Satelit Nusantara Lima, yang dimiliki oleh PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN). Direktur Asuransi Sinar Mas, Dumasi M M Samosir, mengonfirmasi bahwa pihaknya hingga saat ini telah mengasuransikan tiga satelit, termasuk Satelit Nusantara Lima.
Menurut Dumasi, PSN adalah salah satu nasabah ASM. Hingga kini, tiga satelit telah mendapatkan perlindungan dari ASM, termasuk Satelit Nusantara Lima. Untuk memastikan keamanan dan kelayakan polis tersebut, ASM bekerja sama dengan perusahaan reasuransi baik lokal maupun internasional.
Dalam kerja sama dengan reasuransi lokal, ASM bermitra dengan PT Reasuransi Nusantara Makmur atau Nusantara Re. Sementara itu, untuk reasuransi internasional, ASM bekerja sama dengan Marsh Re, yang membantu menghubungkan mereka dengan perusahaan reasuransi global.
Polis Satelit In Launch dan In Orbit
Untuk Satelit Nusantara Lima, ASM menerbitkan polis bernama Satelit In Launch. Polis ini menjamin seluruh kerugian yang terjadi selama proses peluncuran satelit, termasuk partial loss dan total loss. Setelah satelit mencapai titik orbit, polis akan berganti menjadi Satelit In Orbit, yang memberikan perlindungan lebih lanjut terhadap risiko setelah satelit berada di posisi yang ditentukan.
Penundaan Peluncuran Karena Faktor Cuaca
Peluncuran Satelit Nusantara Lima yang awalnya dijadwalkan pada Selasa (9/9/2025) kembali ditunda karena kondisi cuaca yang tidak mendukung di Florida, Amerika Serikat. Ini merupakan penundaan kedua yang terjadi. Penundaan ini dilakukan setelah otoritas antariksa AS tidak memberikan izin lepas landas (clearance) karena risiko cuaca yang dinilai tinggi.
CEO PSN, Adi Rahman Adiwoso, menjelaskan bahwa keputusan penundaan diambil pada detik-detik terakhir sebelum peluncuran. Pihak Angkatan Udara AS menolak memberikan clearance weather karena situasi cuaca dianggap terlalu berisiko.
Perspektif dari Pakar Asuransi
Pakar asuransi dan praktisi senior, Julian Noor, menyatakan bahwa karakter risiko dari peluncuran satelit termasuk dalam kategori giant risk, yaitu risiko yang sangat besar. Menurutnya, kemampuan perusahaan asuransi dalam negeri untuk menjamin hal ini sangat terbatas. Oleh karena itu, biasanya asuransi satelit melibatkan reasuransi luar negeri.
Julian menekankan bahwa untuk menangani risiko seperti ini, tidak cukup hanya dilakukan oleh satu perusahaan. Ia menyarankan agar diterapkan sistem konsorsium yang melibatkan beberapa perusahaan asuransi. Hal ini diperlukan karena kemampuan individu perusahaan dalam menangani retensi risiko masih rendah.
Selain itu, Julian juga menyoroti pentingnya adanya tenaga ahli yang memahami teknologi satelit. Bahkan jika terlibat dalam konsorsium, harus ada seseorang yang memiliki pemahaman mendalam tentang satelit untuk memastikan pengelolaan risiko yang efektif.
Kesimpulan
Perusahaan asuransi seperti ASM memainkan peran penting dalam melindungi proyek-proyek besar seperti peluncuran satelit. Dengan kolaborasi yang kuat antara perusahaan asuransi dan reasuransi, serta adanya pengetahuan teknis yang memadai, risiko yang tinggi dapat dikelola dengan lebih baik. Penundaan peluncuran yang terjadi kali ini menunjukkan betapa kompleks dan sensitifnya proses pengoperasian satelit, terlebih dalam kondisi lingkungan yang tidak ideal.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!