
Peran Kepala Desa dalam Pengungkapan Pembunuhan Haji Sahroni
Dalam kasus pembunuhan Haji Sahroni sekeluarga yang terjadi di wilayah Paoman, Indramayu, Jawa Barat, sosok penting yang turut berkontribusi adalah Kepala Desa Babadan, Sugeng Sari Kusmanto. Ia berhasil menemukan mobil sedan Toyota Corolla bernomor polisi E 1640 PH yang dibawa kabur oleh Ririn Rifanto (35), pelaku utama pembunuhan tersebut.
Mobil itu masuk ke wilayah Desa Babadan, Kecamatan Sindang, Indramayu, pada dini hari Selasa (2/9/2025). Ririn dan rekannya, Prio Bagus Setiawan (29), memarkirkan kendaraan tersebut di pinggir jalan tanpa alasan jelas. Dari informasi yang diberikan oleh polisi, penemuan mobil ini menjadi titik terang dalam penyelidikan kasus yang menggegerkan masyarakat.
Sugeng menjelaskan bahwa temuan mobil tersebut sangat membantu proses penyelidikan. "Awalnya tidak ada titik temu, tapi setelah menemukan mobil korban, mulai terbuka karena sidik jari para pelaku terlihat," ujarnya. Ia menyampaikan rasa senang atas kontribusinya dalam kasus ini, meskipun hanya memberikan informasi sebagai warga biasa.
Berkat aksi Sugeng, ia mendapatkan penghargaan dari Polres Indramayu. Menurut Sugeng, penghargaan ini datang secara tiba-tiba. "Saya tidak tahu, tiba-tiba dihubungi dan disuruh ke Polres, ternyata diberi penghargaan," katanya. Kasi Humas Polres Indramayu, AKP Tarno, menyatakan bahwa pihaknya sangat terbantu oleh informasi yang diberikan oleh Sugeng. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan menemukan mobil korban.
Strategi Licik Ririn dan Prio
Kasus pembunuhan ini berawal dari dendam Ririn terhadap salah satu korban, Budi Awalludin. Ririn sakit hati karena masalah sewa mobil senilai Rp750 ribu. Ia lalu mengajak Prio dengan iming-iming uang Rp100 juta. Ririn menyiapkan beberapa alat seperti cangkul dan pipa besi untuk menghabisi korban.
Pada Jumat (29/8/2025), Ririn dan Prio mendatangi rumah korban Budi dengan alibi bisnis minyak goreng. Mereka sempat berbincang hingga pukul 23.00 WIB, kemudian Ririn memukul kepala korban Budi dengan pipa besi hingga tewas. Selanjutnya, mereka menghabisi korban lain, sementara Prio menenggelamkan bayi inisial B.
Setelah melakukan pembunuhan, kedua pelaku membawa kabur uang Rp750 ribu, dua unit mobil, dan perhiasan bayi. Keesokan harinya, Ririn dan Prio kembali ke rumah korban untuk membersihkan TKP. Mereka mengubur jasad Haji Sahroni (76), Budi Awaludin (45), Euis Juwita Sari (43), serta anak inisial RK (7 bulan) di bawah pohon nangka. Mereka juga merapikan kondisi rumah dan menutupnya.
Selain itu, pelaku membawa mobil milik korban ke sebuah hotel dan menyewa kamar di sana. Dalam perjalanan, mereka membuang pipa ke Sungai Cimanuk. Setelah membersihkan TKP, kedua pelaku melarikan diri ke beberapa daerah, termasuk Jakarta, Bogor, Semarang, Demak, hingga Surabaya. Akhirnya, mereka kembali ke Indramayu dan ditangkap Senin (8/9/2025) di Kecamatan Kedokanbunder.
Penangkapan yang Dramatis
Penangkapan Ririn dan Prio berlangsung dramatis. Kedua tersangka sempat melawan hingga petugas harus mengambil tindakan tegas. Kasat Reskrim Polres Indramayu, AKP Mochamad Arwin Bachar, mengungkapkan bahwa penangkapan berlangsung menegangkan. Saat diamankan di Kedokan Bunder, petugas mengambil tindakan terukur terhadap keduanya.
Arwin menyebut bahwa Ririn dan Prio sama-sama warga Indramayu. Meski tidak memiliki hubungan dekat dengan korban, mereka pernah saling mengenal dan bahkan bekerja bersama di bank. Haji Sahroni adalah mantan pegawai bank, sedangkan Budi Awalludin pernah bekerja di bank sebelum keluar dan memilih berwirausaha.
Setelah membunuh dan mengubur jasad korban di bawah pohon nangka, para pelaku kebingungan dan melarikan diri hingga ke luar provinsi. Namun akhirnya, mereka kembali ke Indramayu karena tidak tahu tempat persembunyian yang aman. Rute pelarian mereka mencakup Jawa Tengah dan Jawa Timur sebelum akhirnya menyerah dan kembali ke Indramayu.
Meskipun dua orang telah ditangkap, kepolisian menyatakan bahwa kemungkinan adanya pelaku lain masih terbuka. Arwin menyatakan bahwa tim penyidik masih mendalami keterangan dari kedua pelaku untuk mengungkap motif dan modus di balik pembunuhan tersebut.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan apresiasi atas kinerja jajaran kepolisian yang berhasil mengungkap kasus ini. Ia berharap pelaku bisa mendapat hukuman setimpal atas perbuatannya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!