
Peluang Investasi Jasa Marga di Jalan Tol BUMN Karya
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) menunjukkan minat untuk melakukan investasi di jalan tol yang dibangun oleh perusahaan konstruksi pelat merah, atau BUMN Karya. Langkah ini menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam memperluas cakupan operasionalnya dan meningkatkan pendapatan.
Divestasi aset tol merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh BUMN Karya untuk meningkatkan arus kas serta memenuhi kewajiban keuangan. Dalam hal ini, JSMR mengaku terbuka terhadap rencana akuisisi aset-aset jalan tol yang akan didivestasikan oleh perusahaan konstruksi tersebut.
Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk, Rivan A Purwantono, menyatakan bahwa perseroan akan tetap berpartisipasi dalam pembangunan jalan tol di Indonesia. Salah satu strategi utamanya adalah melakukan investasi di ruas jalan tol yang terkoneksi dengan jalan tol eksisting milik JSMR. Selain itu, JSMR akan tetap fokus pada pengembangan jalan tol di Pulau Jawa.
JSMR memastikan bahwa pilihan ruas jalan tol baru akan didasarkan pada prospek yang baik di masa depan. Untuk itu, perusahaan akan melakukan studi mendalam sebagai pertimbangan sebelum memutuskan investasi. Hal ini penting karena aksi investasi dapat memberikan dampak signifikan terhadap kemampuan finansial JSMR.
“Kami terbuka untuk melakukan investasi tol baru dengan porsi minoritas,” ujarnya dalam acara Pubex Live 2025, Jumat (12/9/2025).
Dalam semester I tahun 2025, JSMR telah menyerap anggaran belanja modal (capital expenditure atau capex) sebesar Rp 4,95 triliun. Angka ini mencerminkan komitmen JSMR dalam membangun infrastruktur jalan tol. Perusahaan juga memperkirakan bahwa serapan dana capex akan mencapai antara Rp 10 hingga Rp 12 triliun hingga akhir tahun 2025.
Namun, besaran serapan capex akan sangat bergantung pada progres konstruksi dari masing-masing ruas jalan tol. Beberapa proyek yang sedang dalam pengembangan antara lain:
- Tol Jakarta-Cikampek II Selatan
- Tol Jogja-Bawen
- Tol Solo-Yogya
- Tol YIA-Kulonprogro
- Tol Probolinggo-Banyuwangi
- Tol Akses Patimban
Selain itu, kemajuan pembebasan lahan dari setiap proyek juga sangat bergantung pada alokasi anggaran dari pemerintah.
Lebih lanjut, JSMR masih menjalankan strategi untuk meningkatkan kinerja di sisa tahun 2025. Meskipun jumlah hari libur di semester II lebih sedikit dibandingkan semester I, lalu lintas di jalan tol regional metropolitan masih ramai. Hal ini disebabkan oleh karakteristik jalan tol di wilayah tersebut yang mayoritas digunakan oleh para pekerja atau commuter, sehingga mengalami kepadatan pada hari kerja.
Untuk mencapai target pendapatan tol, JSMR berupaya menjaga standar pelayanan minimum (SPM) serta mempertimbangkan dampak dari penyesuaian tarif jalan tol. Dengan demikian, JSMR berharap dapat terus berkembang dan memberikan layanan terbaik bagi pengguna jalan tol.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!