
Sesar Tokararu: Pemicu Guncangan di Wilayah Poso
Wilayah Poso dan sekitarnya sering mengalami guncangan yang membuat masyarakat merasa waspada. Ternyata, fenomena alam ini memiliki akar dari sebuah patahan besar yang dikenal sebagai Sesar Tokararu. Sesar ini tidak hanya sekadar garis patahan biasa, tetapi juga menjadi salah satu sumber gempa aktif di Sulawesi Tengah.
Sesar Tokararu termasuk dalam 37 sumber gempa aktif yang tercatat oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Jenisnya adalah sesar naik atau thrust fault, yang berpotensi memicu gempa dengan kekuatan mencapai magnitudo 7 hingga 7,2. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah ini sangat rentan terhadap gempa besar.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG menyampaikan bahwa karakteristik Sesar Tokararu memang rawan memicu guncangan kuat. Oleh karena itu, kewaspadaan masyarakat perlu ditingkatkan. Bahkan, sejarah telah membuktikan bahwa gempa besar pernah terjadi di wilayah ini.
Pada 29 Mei 2017, gempa dengan magnitudo 6,6 mengguncang Kabupaten Poso. Peristiwa tersebut menyebabkan warga panik dan meninggalkan jejak kerusakan di beberapa titik. Hasil kajian menunjukkan bahwa gempa tersebut berkaitan dengan interaksi zona Palolo–Sausu serta segmen Tokararu.
Empat tahun kemudian, pada 19 Mei 2021, wilayah Tambarana, Poso Pesisir, digetarkan gempa dengan magnitudo 3,5. Meskipun lebih kecil, BMKG kembali menegaskan bahwa sumber guncangan tetap berhubungan dengan pergerakan Sesar Tokararu. Dua peristiwa ini hanyalah sebagian kecil dari rekam jejak aktivitas patahan Tokararu.
Para ahli menilai bahwa sesar ini terus bergerak meski perlahan, sehingga potensi gempanya masih akan terasa di masa mendatang. Bagi masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya Poso, fakta ini bukan kabar yang bisa diabaikan. Wilayah ini dikenal sebagai salah satu kawasan paling aktif secara tektonik di Indonesia, dengan deretan sesar besar lain seperti Palu–Koro dan Matano.
Seorang peneliti geologi lokal menjelaskan bahwa Poso berada di daerah kompleks tektonik. Inilah mengapa gempa kerap terjadi. Rangkaian aktivitas sesar itu membawa pesan penting: kesiapsiagaan harus menjadi budaya. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga kesadaran bersama masyarakat.
Belajar dari pengalaman gempa-gempa sebelumnya, warga diharapkan memahami langkah darurat, mengenali jalur evakuasi, hingga menyiapkan tas siaga bencana di rumah masing-masing. Karena sesar tidak bisa dihentikan, maka yang bisa dilakukan hanyalah memperkuat kesiapan. Mitigasi menjadi kunci untuk mengurangi risiko bencana.
Tokararu kini menjadi salah satu kata kunci penting dalam narasi kebencanaan Sulawesi Tengah. Setiap getaran kecil yang terekam seismograf selalu menjadi pengingat bahwa alam terus bergerak. Meski tidak setiap pergerakan menghasilkan bencana besar, riwayat sesar ini tetap menyimpan potensi yang harus diperhitungkan.
Di balik tenangnya Poso, ada denyut bumi yang tak pernah berhenti. Masyarakat ditantang untuk hidup berdampingan dengan potensi gempa, tanpa panik, tapi juga tanpa lengah. Di balik Sesar Tokararu, tersimpan pelajaran besar tentang bagaimana manusia harus selalu siap menghadapi dinamika bumi.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!