
Jakarta Terjebak Proyek Galian, Penyebab Utama Kemacetan
Kemacetan di Jakarta kini semakin parah akibat berbagai proyek pembangunan yang sedang berlangsung. Salah satu sumber utama masalah ini adalah galian jalan yang dilakukan oleh sejumlah proyek infrastruktur. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan bahwa saat ini terdapat 216 ruas jalan yang terkena dampak dari proyek galian. Total panjang ruas jalan yang terdampak mencapai 264,58 kilometer.
Proyek-proyek yang sedang dikerjakan meliputi berbagai pengembangan infrastruktur penting seperti MRT Jakarta, LRT Jakarta, Tol Harbour Road 2, Jakarta Sewerage Development Project (air limbah), Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), jaringan utilitas terpadu (SJUT), hingga pembangunan saluran crossing. Semua proyek ini memengaruhi kondisi lalu lintas di Jakarta, sehingga menyebabkan kepadatan yang signifikan.
Untuk mengurangi dampak kemacetan, Dinas Perhubungan DKI bersama kepolisian menerapkan beberapa rekayasa lalu lintas. Langkah-langkah tersebut mencakup pengalihan arus lalu lintas, penerapan contra flow, penutupan persimpangan, pembongkaran jalur cepat dan lambat, serta penempatan petugas lapangan dan flagman dari pihak kontraktor. Upaya ini bertujuan agar lalu lintas tetap lancar meskipun ada proyek yang sedang berlangsung.
Syafrin menegaskan bahwa meskipun saat ini warga harus menghadapi kemacetan, manfaat dari proyek-proyek tersebut akan sangat besar pada masa depan. Proyek perkeretaapian dan jalan tol akan memberikan nilai tambah bagi transportasi berkelanjutan dan mobilitas warga. Sementara itu, pembangunan jaringan perpipaan akan meningkatkan sistem pengelolaan air limbah dan penyediaan air minum yang lebih ramah lingkungan.
Ajakan untuk Beralih ke Transportasi Umum
Syafrin mengimbau masyarakat untuk beralih ke transportasi umum seperti Transjakarta, MRT, LRT, atau KRL. Selain itu, warga juga disarankan menggunakan jalur alternatif agar kepadatan di sekitar lokasi proyek bisa berkurang. Dengan demikian, dampak kemacetan dapat diminimalkan secara bersamaan.
Tuntutan DPRD DKI Jakarta
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ali Lubis, menyoroti pentingnya penataan ulang jadwal proyek pembangunan di Ibu Kota. Menurutnya, tidak seharusnya ada dua atau bahkan tiga proyek konstruksi dikerjakan bersamaan di satu ruas jalan karena membuat kemacetan semakin parah.
Ali menyarankan agar jika ada tiga proyek dalam satu jalan, maka dua proyek lainnya harus disetop sementara sampai proyek yang satu selesai. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dampak kemacetan yang terjadi.
Meski proyek pembangunan penting untuk perbaikan kota, pelaksanaannya harus disertai perencanaan yang matang agar tidak merugikan warga. Ali juga meminta Pemprov DKI turun tangan langsung untuk mengecek sejauh mana pengerjaan proyek di lapangan. Jika ditemukan adanya keterlambatan atau pekerjaan yang tidak sesuai target, pemerintah diminta tidak ragu menegur kontraktor agar penyelesaian proyek bisa lebih cepat dan tidak semakin memperparah kemacetan.
Pemprov Jakarta harus mengambil langkah tegas untuk menegur pihak ketiga atau yang mengerjakan proyek atau galian tersebut jika memang dalam pekerjaannya terkesan lambat atau bagaimana sehingga menimbulkan macet. Dengan tindakan tegas, diharapkan proyek-proyek yang sedang berlangsung dapat selesai tepat waktu dan tidak lagi menjadi sumber utama kemacetan di Jakarta.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!