Ibu Negara Nepal Selamat dari Kematian, Alami Luka Bakar Saat Rumah Diserang Demonstran

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kondisi Rabi Laxmi Chitrakar Dikonfirmasi Stabil

Rabi Laxmi Chitrakar, istri mantan Perdana Menteri Nepal Jhalanath Khanal, dikabarkan masih hidup setelah sempat beredar informasi bahwa dirinya meninggal akibat luka bakar. Informasi ini dibantah oleh Jeevan Ram Shrestha, mantan menteri sekaligus tokoh Partai Komunis Nepal (S), yang menyatakan bahwa kabar tersebut tidak benar.

Dalam wawancara dengan NepalPress, Shrestha menjelaskan bahwa Chitrakar memang mengalami luka bakar serius ketika rumah keluarga Khanal di kawasan Dallu dibakar oleh kelompok demonstran Gen Z yang sedang melakukan aksi anti-pemerintah. Saat kejadian, Jhalanath Khanal sedang berada di luar rumah, sementara istrinya dan putranya, Nirbhik Khanal, berada di dalam rumah.

Shrestha menegaskan bahwa kondisi Chitrakar saat ini sudah stabil dan bahkan dapat berkomunikasi. Menurut dokter, nyawanya tidak lagi dalam ancaman. Setelah dievakuasi, ia sempat dirawat di ICU Rumah Sakit Tentara Nepal di Chhauni sebelum dipindahkan ke Rumah Sakit Kirtipur untuk perawatan lanjutan.

Situasi Politik yang Mengguncang Nepal

Peristiwa ini terjadi di tengah gelombang gejolak politik besar yang melanda Nepal. Ibukota Kathmandu masih dalam status darurat dengan penjagaan ketat dari tentara, setelah dua hari kerusuhan yang menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai lebih dari 600 orang lainnya.

Kerusuhan tersebut dipicu oleh kebijakan pemerintah yang memberlakukan larangan media sosial, yang akhirnya dicabut setelah mendapat perlawanan keras dari masyarakat. Situasi ini juga memaksa Perdana Menteri K.P. Sharma Oli untuk mengundurkan diri.

Upaya Meredakan Ketegangan

Tentara Nepal telah menyatakan bahwa upaya koordinasi sedang dilakukan untuk meredakan ketegangan. Selain itu, wacana dialog antara otoritas pemerintah dan kelompok demonstran mulai dibahas sebagai langkah untuk menciptakan perdamaian.

Beberapa faktor seperti kebijakan pemerintah yang kontroversial dan kekerasan yang terjadi selama aksi demonstrasi menjadi penyebab utama ketegangan yang terjadi. Para pemimpin politik dan aktivis diharapkan dapat bekerja sama untuk mencari solusi yang adil dan damai bagi rakyat Nepal.

Kondisi Terkini dan Harapan Masa Depan

Meskipun situasi politik masih memprihatinkan, harapan tetap terbuka bagi masyarakat Nepal. Proses dialog antara pihak-pihak yang bersengketa diharapkan dapat membawa perubahan positif dan stabilitas jangka panjang. Selain itu, dukungan dari komunitas internasional juga sangat penting dalam membantu Nepal melewati masa sulit ini.

Dengan kestabilan politik yang lebih baik, harapan besar ditempatkan pada pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Semua pihak diharapkan dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis bagi seluruh warga negara.