Ibu Nazriel Syok Berat, Dilarikan ke Rumah Sakit Usai Anaknya Diduga Dianiaya Polisi Gorontalo

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Keluarga Korban Penganiayaan Anak 12 Tahun Alami Trauma Berat

Kondisi keluarga Mohamad Nazriel Junus (12) semakin memprihatinkan. Sang ibu, Hasna Hani (35), mengalami syok berat setelah melihat kondisi anaknya yang terluka dan trauma. Hal ini membuatnya harus dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Gorontalo pada Rabu (10/9/2025) pagi.

Elfis Samsudin Junus (40), suami dari Hasna, mengungkapkan bahwa istrinya tidak mampu menahan kesedihan akibat pengalaman traumatis yang dialami oleh putranya. Ia segera membawa istrinya ke rumah sakit terdekat karena kondisi kesehatannya semakin memburuk.

Saat ini, Hasna masih terbaring lemah di ruang perawatan sementara Nazriel mendapatkan pendampingan psikologis intensif. Pihak keluarga berharap dengan bantuan profesional, sang anak bisa segera pulih dan kembali beraktivitas seperti biasa.

Bantuan dari Pemerintah Daerah

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Gorontalo bersama Camat Telaga Biru telah turun tangan untuk memberikan dukungan kepada korban. Kepala Dinas PPA, Zescamelya Uno, menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk melakukan pemulihan jangka panjang bagi Nazriel dan ibunya.

Menurut Zescamelya, anak tersebut sering menangis dan gemetar sendiri karena ingatan akan kejadian yang dialaminya. Saat ini, pihaknya fokus pada proses pemulihan emosional agar tekanan mental bisa berkurang dan anak kembali pulih.

Camat Telaga Biru, Muchtar Potutu, menegaskan bahwa prioritas utama adalah kesehatan mental korban. "Fokus kami adalah kesehatan mental korban, bukan hal lain dulu," ujarnya.

Keluarga Menolak Permintaan Maaf Pelaku

Pihak keluarga menolak permintaan maaf dari terduga pelaku yang diketahui merupakan oknum polisi. Mereka menegaskan bahwa proses hukum harus tetap berjalan sebagai bentuk keadilan.

Ayah korban, Elfis Samsudin Junus, menyampaikan kekecewaannya terhadap tindakan oknum tersebut. Ia merasa tidak bisa menerima perlakuan kasar terhadap anaknya. "Kalau anak saya salah, seharusnya datang ke rumah dan bicara baik-baik, bukan main pukul," katanya.

Ia juga menyayangkan tindakan ini dilakukan oleh seorang anggota polisi yang seharusnya menjadi pelindung masyarakat. "Saya tidak bisa terima itu," imbuhnya.

Kronologi Kejadian yang Menggemparkan

Insiden ini dilaporkan oleh ibu korban, Hasna Hani, ke SPKT Polda Gorontalo pada Jumat (5/9/2025) malam. Berdasarkan laporan, Nazriel diduga dianiaya dengan cara dipukul menggunakan kayu berukuran besar. Akibatnya, korban mengalami luka lebam dan trauma mendalam.

Elfis menjelaskan kronologi kejadian. Insiden bermula saat Nazriel terlibat keributan kecil dengan temannya saat bermain bola. Ibu teman Nazriel menyaksikan kejadian tersebut dan melapor kepada suaminya, yang diketahui adalah seorang anggota polisi.

"Sebenarnya cuma masalah anak-anak," ujar Elfis. Namun, oknum polisi tersebut kemudian mencari Nazriel dan memintanya datang ke rumah. Saat Nazriel pulang dari masjid menjelang Magrib, pemukulan terjadi.

Nazriel mengaku dipukul berkali-kali menggunakan "kayu besar". Meski jumlah pukulan tidak diingat, luka lebam terlihat jelas di tubuhnya.

Sejak kejadian, Nazriel mengalami perubahan drastis. Ia menjadi pendiam, murung, dan enggan keluar rumah. "Nazaril sekarang mau keluar rumah saja takut. Ketemu orang pucat, makan pun harus dipaksa," kata Elfis.

Penyelidikan oleh Polda Gorontalo

Saat ini, Polda Gorontalo sedang mendalami kasus dugaan penganiayaan yang melibatkan seorang anak berusia 12 tahun di Kecamatan Telaga Biru. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Gorontalo, Kombes Pol Desmont Harjendro, menegaskan bahwa laporan ini masih dalam tahap penyelidikan awal.

"Kasus ini masih kami dalami karena laporan belum lama masuk," ungkap Desmont. Ia juga menambahkan bahwa dugaan keterlibatan oknum polisi masih ditelusuri. "Kalau dugaan oknum polisi, masih kami telusuri dengan mengumpulkan bukti-bukti," jelasnya.

Pihak kepolisian masih menunggu hasil visum korban untuk ditindaklanjuti. Hingga kini, keluarga berharap keadilan bisa ditegakkan dan Nazriel segera pulih dari trauma.