
Perluasan Jaringan Rumah Sakit dan Strategi Ekspansi HEAL
PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) sebagai pengelola jaringan rumah sakit, merencanakan untuk mengoperasikan dua rumah sakit baru pada akhir tahun 2025. Kedua fasilitas kesehatan ini akan berada di Bali dan Salatiga, dengan rencana pembukaan awal atau soft opening yang direncanakan pada bulan November 2025.
Rencana perluasan jaringan rumah sakit ini merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam memperkuat kehadirannya di pasar Indonesia. Dua RS baru tersebut memiliki kapasitas sebanyak 100 tempat tidur dan termasuk dalam kategori RS tipe C. Investasi yang dialokasikan untuk masing-masing rumah sakit mencapai Rp 200 miliar.
Wakil Direktur Utama HEAL, Yulisar Khiat, menyampaikan bahwa progres pembangunan RS di Badung, Bali dan Salatiga, Jawa Tengah sedang berjalan sesuai target. Ia menargetkan RS Badung akan melakukan soft opening pada November 2025, sementara grand opening bisa dilakukan pada Desember 2025 atau Januari 2026. Sementara itu, RS Salatiga juga diproyeksikan mengalami percepatan pembangunan.
Dengan tambahan dua rumah sakit ini, jumlah total rumah sakit yang dikelola HEAL akan meningkat menjadi 53 unit di akhir tahun 2025. Hingga semester pertama 2025, perusahaan telah mengoperasikan 51 rumah sakit dengan total 8.287 tempat tidur.
Selain fokus pada pengembangan rumah sakit, HEAL juga terus memperkuat lini bisnis non-RS melalui PT MedikaLoka Manajemen (MLM). MLM bergerak di bidang konsultan, operator, dan manajemen rumah sakit. Salah satu portofolio MLM adalah rumah sakit Ubaya di Surabaya, yang merupakan rumah sakit kedua yang dikelola oleh HEAL.
“Setelah lebih dari dua tahun berdiri, Rumah Sakit Ubaya saat ini telah mencetak EBITDA positif dengan pencapaian EBITDA margin di atas 20%,” kata Yulisar.
Meskipun kontribusi bisnis non-RS masih relatif kecil, pertumbuhannya terus meningkat. Pada tahun 2023, pendapatan non-RS hanya menyumbang sekitar 3%, namun hingga semester pertama 2025, kontribusinya meningkat menjadi 3,6%. Margin yang diperoleh dari bisnis ini cukup baik, sekitar 1%-2% terhadap total margin EBITDA perusahaan.
Rencana Ekspansi dan Perubahan Citra Rumah Sakit
HEAL juga memiliki rencana ekspansi untuk tahun 2026, yaitu menambah tiga rumah sakit baru. Salah satu dari rencana tersebut akan dieksekusi melalui aksi akuisisi. Selain itu, perusahaan berupaya mengubah citra rumah sakit mereka dari RSIA (rumah sakit ibu dan anak) menjadi RSU (rumah sakit umum).
Strategi perubahan ini melibatkan pengembangan fasilitas dan layanan, serta penambahan dokter spesialis dan sub spesialis. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memperluas pangsa pasien.
Yulisar menyatakan bahwa tujuan utama adalah meningkatkan rasio pasien eksekutif menjadi 40% pada tahun 2026. Untuk mencapai hal ini, perusahaan fokus pada peningkatan kualitas layanan, center of patient, dan kepuasan pelanggan.
Kinerja Keuangan HEAL
Dari sisi kinerja keuangan, HEAL membukukan pendapatan sebesar Rp 3,38 triliun hingga semester pertama 2025. Angka ini naik tipis dibandingkan pendapatan sebesar Rp 3,34 triliun pada periode yang sama tahun 2024.
Namun, laba bersih HEAL mengalami penurunan. Laba bersih tercatat sebesar Rp 284,30 miliar, turun 35,65% dibandingkan laba bersih sebesar Rp 441,86 miliar pada semester pertama 2024. Penurunan ini diduga disebabkan oleh beberapa faktor, seperti biaya operasional yang meningkat dan tekanan persaingan di pasar kesehatan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!