Harga Santan Kara dan Kelapa Parut Melonjak di Pasar Sentral Mimika

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Harga Santan Kara dan Kelapa Parut Melonjak di Pasar Sentral Mimika

Kenaikan Harga Santan Kara dan Kelapa di Pasar Sentral Mimika

Di Pasar Sentral Mimika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, harga santan kara atau yang dikenal dengan Sun Kara mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini terjadi pada Selasa (26/8/2025), di mana para pedagang mengungkapkan bahwa harga produk tersebut meningkat secara drastis.

Salah satu pedagang di pasar tersebut, Utari, menjelaskan bahwa harga santan kara ukuran 65 ml sebelumnya hanya Rp 5.000, namun kini naik menjadi Rp 7.000. Untuk kara bubuk berukuran 20 gram, harga juga naik dari Rp 5.000 menjadi Rp 7.000. Sementara itu, untuk kemasan 200 ml, harga yang awalnya Rp 10 ribu kini mencapai Rp 20 ribu.

Utari mengatakan bahwa para pedagang harus menyesuaikan harga sesuai dengan permintaan pasar. "Kita ngikuti harganya kalau naik ya kita naik, kalau kita beli 18 ribu, terus jual 18 ribu gimana," ujarnya.

Tidak hanya santan kara, harga kelapa juga mengalami kenaikan selama sekitar lima bulan terakhir. Kenaikan ini tidak hanya terjadi di Pasar Sentral Mimika, tetapi juga di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini menyebabkan para pedagang kelapa kesulitan dalam mendapatkan stok, karena mereka harus mengeluarkan modal yang lebih besar.

Beberapa pedagang bahkan tidak bisa berjualan karena kehabisan stok kelapa. Salah satu pedagang, Berlian, mengungkapkan bahwa beberapa bulan terakhir ia kesulitan mendapatkan kelapa dalam jumlah besar. "Sehari saya bisa menjual minimal 500 buah kelapa," katanya.

Menurut informasi yang diperoleh dari para pedagang, kenaikan harga kelapa disebabkan oleh masuknya pengusaha kopra ke Pulau Ararau, yang merupakan daerah penghasil kelapa. Kopra adalah bagian daging buah kelapa yang telah dikeringkan dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan kelapa segar.

"Susah dapat kelapa sekarang, biasanya sebelum kopra masuk, kita bisa dapat kelapa sekali dua minggu, sekarang tunggu dua bulan baru datang," ujar Berlian.

Masuknya para pengusaha kopra ke Pulau Ararau membuat pasokan kelapa untuk pedagang eceran di Timika berkurang. Para pemilik kelapa lebih memilih menjual kopra daripada kelapa karena harganya lebih tinggi.

Saat ini, harga kelapa di Pasar Sentral Mimika mencapai Rp 15 ribu untuk kelapa besar, naik dari Rp 10 ribu sebelumnya. Untuk kelapa sedang, harga mencapai Rp 8.000, sementara kelapa kecil dijual dengan harga Rp 5.000. Selain itu, biaya pemarutan kelapa juga dikenakan sebesar Rp 2.000 per kali.

Naiknya harga santan kara menyebabkan masyarakat beralih ke kelapa parut sebagai alternatif. Hal ini meningkatkan permintaan akan kelapa, sehingga semakin memperparah kenaikan harga. Masyarakat pun mengeluh karena baik santan kara maupun kelapa parut sama-sama mengalami kenaikan harga.

"Masyarakat banyak mengeluh. Tetapi memang dari sana lagi naik harganya," kata Berlian.