
Pembangunan Lima Embung di Daerah Istimewa Yogyakarta
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengusulkan pembangunan lima embung di wilayah tersebut. Usulan ini disampaikan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, saat bertemu dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) di Kantor Gubernur pada Senin (25/8).
Menurut Kepala BBWSSO, Maryadi Utama, usulan pembangunan embung bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan air irigasi di daerah pertanian yang masih mengalami kekurangan air. Dalam pertemuan tersebut, gubernur menekankan pentingnya bantuan BBWSSO dalam memenuhi kebutuhan air irigasi di wilayah Kulon Progo dan Bantul.
"Beliau mengusulkan pembuatan lima embung di wilayah DIY. Kami akan segera melakukan survei lapangan untuk menindaklanjuti usulan tersebut," ujar Maryadi.
Selain itu, pihak BBWSSO menyatakan bahwa rencana pembangunan embung ini akan didampingi oleh Komisi V DPR RI. Meski tidak bisa memberikan jaminan pasti, mereka tetap optimis karena isu ketahanan pangan menjadi prioritas utama Presiden.
Lokasi Embung yang Diusulkan
Kepala Bidang Operasi Pemeliharaan BBWSSO, Vicky Aryanti, menjelaskan bahwa usulan pembangunan embung meliputi beberapa lokasi strategis. Kelima embung yang dimaksud adalah Embung Temuwuh, Dlingseng, Nawungan, Ngroto, dan Embung Sentolo.
Vicky menambahkan bahwa usulan dari gubernur ingin agar embung yang dibangun tidak terlalu besar, tetapi tersebar di berbagai lokasi. Hal ini bertujuan untuk memastikan distribusi air irigasi yang merata dan efisien di seluruh wilayah yang membutuhkan.
Tujuan dan Manfaat Pembangunan Embung
Pembangunan embung diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian di DIY. Dengan adanya embung, petani dapat memiliki pasokan air yang lebih stabil, terutama selama musim kemarau. Selain itu, embung juga dapat berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah erosi tanah.
Beberapa embung yang direncanakan memiliki kapasitas yang cukup besar untuk menampung air hujan. Namun, ukuran yang tidak terlalu besar ini diharapkan tidak mengganggu lingkungan sekitar dan tetap ramah lingkungan.
Tantangan dan Langkah Selanjutnya
Meskipun ada harapan tinggi terhadap proyek ini, BBWSSO mengakui bahwa masih ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah keterbatasan anggaran dan waktu. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama yang baik antara pemerintah daerah, lembaga teknis, serta masyarakat setempat.
Proses survei lapangan akan dilakukan untuk menentukan lokasi yang paling sesuai dan potensial. Hasil survei ini akan menjadi dasar bagi perencanaan selanjutnya, termasuk desain dan konstruksi embung.
Peran Komisi V DPR RI
Komisi V DPR RI akan memantau proses pembangunan embung secara langsung. Dengan adanya pengawasan dari lembaga legislatif, diharapkan proyek ini dapat berjalan dengan transparan dan akuntabel. Selain itu, komisi ini juga akan membantu dalam koordinasi dengan berbagai pihak terkait.
Target Realisasi
Maryadi Utama menyebutkan bahwa proyek ini diharapkan dapat terealisasi pada 2026. Meskipun target ini masih jauh, pihak BBWSSO tetap berkomitmen untuk menyelesaikan proyek ini dengan sebaik-baiknya.
Dengan adanya lima embung yang dibangun, diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat DIY, khususnya para petani yang bergantung pada irigasi. Proyek ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!