DPRD Manggarai Barat: Kolaborasi Masyarakat dan Pemerintah Tuntaskan Rabies

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

DPRD Manggarai Barat: Kolaborasi Masyarakat dan Pemerintah Tuntaskan Rabies

Anggota DPRD Manggarai Barat Minta Kolaborasi untuk Tangani Hewan Penular Rabies

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Manggarai Barat, Kanisius Jehabut, menyoroti pentingnya kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi masalah Hewan Penular Rabies (HPR) di wilayah tersebut. Ia menyampaikan pernyataannya melalui wawancara dengan media setempat, menjelaskan bahwa penanganan HPR harus dilakukan secara serius dan strategis.

Menurut Kanisius, jumlah HPR yang saat ini mencapai 885 ekor menjadi tanda bahaya yang perlu segera diatasi. Ia menilai angka tersebut sangat mengkhawatirkan karena sudah melebihi 800 ekor, yang menunjukkan tingkat risiko yang cukup tinggi. "Jika sudah mencapai angka 800-an, berarti situasi ini sudah sangat serius dan memerlukan tindakan cepat," ujarnya.

Pemerintah daerah, menurut Kanisius, sebenarnya telah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk menangani HPR. Namun, ia menekankan bahwa keberhasilan penanganan tidak hanya bergantung pada pihak pemerintah, tetapi juga keterlibatan aktif masyarakat. Ia mengajak seluruh warga untuk lebih waspada dan mulai mengambil langkah-langkah antisipatif guna mencegah penyebaran rabies.

Salah satu langkah yang disarankannya adalah dengan memastikan anjing peliharaan diikat atau diberi perlindungan agar tidak berkeliaran bebas. Selain itu, masyarakat diminta untuk rutin memeriksa kesehatan hewan peliharaannya. "Bila perlu, anjing-anjing bisa diikat dan diperiksa kesehatannya secara berkala," tambahnya.

Kanisius juga menegaskan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi hewan sangat diperlukan. Ia menilai, jika masyarakat lebih proaktif dalam menjaga kesehatan hewan peliharaannya, maka risiko penularan rabies dapat diminimalkan. Ia menyarankan agar pemerintah dan masyarakat saling bekerja sama dalam melakukan sosialisasi dan edukasi terkait rabies.

Selain itu, ia menilai bahwa perlu adanya pendekatan yang lebih intensif dari pihak pemerintah dalam mengidentifikasi dan menangani kasus HPR. Dengan data yang ada, ia berharap pihak berwenang dapat segera mengambil langkah-langkah konkret, seperti pemberian vaksinasi massal dan pengawasan terhadap populasi hewan liar.

Pernyataan Kanisius ini menunjukkan bahwa isu rabies tidak boleh dianggap remeh. Ia menekankan bahwa penanganan yang tepat dan komprehensif diperlukan untuk menghindari dampak negatif yang lebih besar, baik terhadap kesehatan manusia maupun lingkungan sekitar.

Dalam konteks yang lebih luas, peran masyarakat menjadi kunci dalam upaya pencegahan dan penanggulangan rabies. Keterlibatan aktif masyarakat dalam memberikan informasi, mengikuti program vaksinasi, serta menjaga kebersihan lingkungan akan sangat mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi masalah ini. Dengan kolaborasi yang baik, diharapkan kondisi HPR di Manggarai Barat dapat segera dikelola dengan lebih baik.