
Gen Z yang Berani Keluar dari Zona "Coming Soon"
Kata "coming soon" sering kali muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari iklan, poster, hingga bio media sosial. Namun, di balik maknanya yang sederhana, kata ini bisa menjadi simbol bagi banyak generasi muda, khususnya Gen Z: penuh rencana, penuh ide, tapi belum terwujud. Banyak dari mereka menghabiskan waktu dalam zona "coming soon", di mana konsep dan rencana terus dibuat, tetapi tidak pernah dieksekusi.
Fenomena ini wajar mengingat Gen Z tumbuh di era yang penuh dengan peluang dan distraksi. Di tengah kondisi pasar kerja yang sulit, banyak Gen Z memilih untuk membuka usaha kecil-kecilan, baik itu dalam bidang fashion, makanan, atau jasa digital. Meskipun begitu, langkah pertama sering kali terasa berat, dan akhirnya mereka terjebak dalam zona "coming soon".
Mengapa Gen Z Sering Menunda Langkah?
Ada beberapa faktor yang membuat Gen Z ragu dan menunda untuk bertindak. Salah satunya adalah rasa takut gagal dan terjebak dalam ekspektasi. Generasi ini hidup di bawah tekanan media sosial, di mana kesuksesan orang lain selalu dipamerkan. Hal ini menciptakan persepsi bahwa jika mereka mencoba dan gagal, maka mereka akan dihakimi oleh orang lain.
Rasa takut ini bukan hanya tentang kehilangan modal, tetapi juga tentang citra diri. Padahal, kegagalan adalah bagian alami dari proses belajar. Namun, karena ekspektasi tinggi dari diri sendiri dan lingkungan, banyak rencana berhenti di meja konsep, tanpa diwujudkan.
Kreativitas Tidak Selalu Membutuhkan Modal Besar
Gen Z dikenal sebagai generasi yang kreatif. Ide-ide mereka sering kali unik dan segar. Namun, salah satu hambatan utama adalah keterbatasan modal. Banyak dari mereka berpikir, "Jika modal saya sedikit, apakah bisa bersaing dengan brand besar?"
Ini adalah dilema yang sering terjadi. Akibatnya, banyak Gen Z memilih untuk menunggu sampai modal cukup, padahal hal itu sering kali tidak pernah tercapai. Padahal, banyak bisnis besar lahir dari modal kecil yang dijalankan secara konsisten. Sayangnya, karena fokus pada keterbatasan, mereka lupa bahwa kreativitas sering kali lebih berharga daripada modal besar.
Lingkungan yang Tidak Mendukung
Lingkungan juga memainkan peran penting dalam keberanian Gen Z untuk melangkah. Banyak dari mereka memiliki ide yang kuat dan semangat yang tinggi, tetapi ketika mencoba menyampaikan ide tersebut kepada teman atau keluarga, mereka justru mendapatkan respons negatif seperti:
- "Mengapa harus bisnis, malah cari kerja aja."
- "Bisnis itu berisiko, jangan aneh-aneh."
- "Apakah kamu bisa konsisten?"
Komentar-komentar seperti ini sering kali membuat semangat mereka padam sebelum benar-benar mencoba. Akibatnya, Gen Z kembali ke zona aman, merencanakan tanpa eksekusi.
Perfeksionisme yang Menghambat
Salah satu hal yang sering tidak disadari oleh Gen Z adalah perfeksionisme. Mereka sering ingin semua hal sempurna sejak awal—logo harus bagus, packaging estetik, feed Instagram rapi, bahkan tagline harus terdengar keren. Akibatnya, waktu yang seharusnya digunakan untuk memulai justru habis untuk memikirkan detail.
Perfeksionisme ini membuat banyak proyek berhenti di meja perencanaan. Padahal, dunia bisnis lebih menghargai keberanian untuk mencoba, belajar, dan memperbaiki seiring waktu. Zona "coming soon" terasa nyaman, tetapi tidak bisa menjadi tempat tinggal selamanya.
Langkah Pertama yang Penting
Meski langkah pertama sering terasa menakutkan, tanpa langkah itu, tidak ada cerita untuk diceritakan. Daripada menunggu semua sempurna, lebih baik mulai dengan apa yang ada, belajar di perjalanan, dan membiarkan kesalahan menjadi guru.
Gen Z yang berhasil keluar dari zona "coming soon" bukanlah mereka yang punya modal besar, lingkungan sempurna, atau ide tanpa cela. Mereka hanyalah orang-orang biasa yang berani berkata: "Cukup menunggu, sekarang saatnya melangkah."
Dan mungkin, kalimat "coming soon" yang paling indah adalah ketika kamu menggantinya dengan "now showing."
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!