
Penemuan Fakta Baru dalam Kasus Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN
Kasus kematian Mohamad Ilham Pradipta, Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN yang diculik dan dibunuh di DKI Jakarta, menunjukkan perkembangan baru. Adanya dugaan keterlibatan oknum dari salah satu instansi yang sebelumnya disebut dalam kasus ini akhirnya terungkap. Ternyata, oknum tersebut berasal dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Hal ini dikonfirmasi oleh Komandan Polisi Militer Kodam Jaya, Kolonel Corps Polisi Militer (Cpm) Donny Agus Priyanto.
“Betul,” ujar Agus saat dikonfirmasi wartawan. Ia menambahkan bahwa pihaknya masih mendalami keterlibatan oknum TNI tersebut. Namun, hingga saat ini belum diketahui berapa jumlah prajurit TNI yang terseret dalam kasus ini.
Sebelumnya, kuasa hukum empat penculik, Adrianus Agal, menyampaikan adanya dugaan keterlibatan oknum dari salah satu instansi dalam kasus ini. Meskipun ia tidak merinci instansi mana yang dimaksud, Adrianus menjelaskan bahwa ada perintah dari oknum F untuk menjemput korban.
Proses Penculikan dan Pembunuhan
Mohamad Ilham Pradipta ditemukan tewas di area persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (21/8/2025), sekitar pukul 05.30 WIB. Mayat korban pertama kali ditemukan oleh warga yang sedang menggembala sapi. Saat ditemukan, korban dalam kondisi tangan dan kaki terikat serta mata terlilit lakban.
Sebelumnya, korban sempat diculik dari supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, sebelum jasadnya dibuang ke area persawahan. Berdasarkan rekaman CCTV, korban tampak mengenakan kemeja batik cokelat berlengan pendek dan celana panjang krem. Ia berjalan sambil menutupi kepala dengan tangan kiri, berusaha menghindari rintik hujan di area parkir supermarket.
Setelah masuk ke mobil, korban sempat berusaha melawan ketika disergap, tetapi usahanya tidak membuahkan hasil. Korban kemudian dipaksa masuk ke dalam mobil putih tersebut. Tak lama, kendaraan itu langsung melaju meninggalkan area parkir.
Otak Pembunuhan Dwi Hartono
Dwi Hartono, yang diduga menjadi otak pembunuhan dan penculikan, ditangkap bersama dua terduga tersangka lainnya YJ dan AA, di Solo, Jawa Tengah. Penangkapan dilakukan oleh tim gabungan dari Polda Metro Jaya, Polrestabes Semarang, dan Polres Demak. Selain itu, pelaku lainnya, yakni pria berinisial C, ditangkap di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
Dwi Hartono dikenal sebagai seorang pengusaha dan motivator. Dirinya memiliki akun Instagram bernama Klan Hartono, serta TikTok dan YouTube. Dalam bio akunnya, ia menulis profesinya sebagai pengusaha property, perkebunan, trading, pendidikan, E-Commerce, fashion, dan skin care.
Selain itu, Dwi Hartono juga dikenal sebagai motivator. Di akun YouTube-nya, ia sering membagikan konten tentang tips dan trik bisnis. Dalam interogasi, polisi menemukan bahwa Dwi Hartono memiliki banyak handphone, yaitu lebih dari 20 unit.
Keberadaan Rumah Mewah dan Beasiswa
Berdasarkan informasi yang beredar, Dwi Hartono tinggal di wilayah Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor. Kediamannya disebut berada di kawasan Kompleks Perumahan Kota Wisata. Namun, saat ini rumah tersebut dalam keadaan kosong.
Selain itu, Dwi Hartono pernah memberikan beasiswa pendidikan kepada NA, siswi SMP yang menjadi korban rudapaksa dan penyekapan. Bersama pengacara ternama Hotman Paris, Dwi Hartono menyatakan kesiapan menyalurkan beasiswa bagi korban hingga menempuh jenjang pendidikan S1 dan S2.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!