Eksplorasi Hutan Mangrove Langsa, Wisata Alam Aceh yang Terkenal

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Keajaiban Hutan Mangrove di Kota Langsa yang Menarik Perhatian Wisatawan

Kota Langsa, yang terletak di provinsi Aceh, menawarkan berbagai pesona alam yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu tempat yang sangat populer adalah Kuala Langsa, yang dikenal dengan keindahan Hutan Mangrove Langsa. Tempat ini tidak hanya menjadi ikon wisata lokal, tetapi juga telah mendapatkan pengakuan internasional.

Hutan Mangrove Langsa menawarkan pemandangan yang indah dan suasana yang tenang. Dengan hamparan pepohonan bakau yang hijau, tempat ini menjadi lokasi yang ideal untuk berjalan-jalan santai sambil menikmati udara segar khas hutan mangrove. Di sekitar area ini, kamu bisa menemukan banyak spot foto yang Instagramable, cocok untuk koleksi liburan atau sekadar bersantai bersama teman-teman.

Salah satu keunikan dari Hutan Mangrove Langsa adalah keberagaman spesies mangrove yang terdapat di dalamnya. Kawasan ini memiliki 38 jenis spesies bakau atau mangrove, menjadikannya salah satu kawasan hutan mangrove terlengkap di dunia. Selain itu, hutan ini juga digunakan sebagai sarana edukasi bagi siswa-siswi sekolah maupun penelitian ilmiah.

Untuk menjaga kelestarian hutan mangrove, Wali Kota Langsa Usman Abdullah (Toke Seum) telah melakukan berbagai langkah pengawasan. Termasuk juga oleh Kesatuan Penjaga Hutan (KPH) Wilayah III dibawah Dinas Kehutanan Provinsi Aceh yang berkantor di Kota Langsa. Meskipun begitu, proses pengawasan dan pengembangan kawasan ini masih terasa lambat karena kurangnya dukungan khusus dari Pemerintah Pusat.

Pemerintah Kota Langsa telah mengalokasikan anggaran APBD maupun jatah Otsus untuk membuat berbagai fasilitas di kawasan Hutan Mangrove Kuala Langsa. Tujuannya adalah agar hutan ini tetap terjaga dari perambahan liar, terutama oleh para pelaku pembuat arang bakau yang saat ini menjadi masalah utama.

Hutan Mangrove Kuala Langsa juga menjadi salah satu objek wisata paling diminati di Kota Langsa. Pada tahun 2019, Kota Langsa berhasil meraih juara 1 Anugerah Pesona Indonesia (API) kategori ekowisata terpopuler di Indonesia. Pemko Langsa telah menerapkan konsep konservasi berbasis kesejahteraan melalui pengembangan ekowisata hutan mangrove, termasuk menanam sekitar 2,3 juta batang mangrove.

Selain manfaat ekologis, hutan mangrove juga memberikan dampak positif dalam bidang ekonomi. Pohon-pohon mangrove dapat diolah menjadi berbagai produk kerajinan atau benda hiasan. Di Kota Langsa, bahkan mangrove digunakan sebagai bahan dasar sirup mangrove.

Yang paling penting, hutan mangrove berperan besar dalam mencegah pemanasan global. Di era industri saat ini, emisi gas karbon dari pabrik, kendaraan bermotor, dan peralatan lainnya menyebabkan pencemaran udara dan meningkatkan suhu bumi. Dengan adanya hutan mangrove, emisi karbon dapat diserap dan diimbangi.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam pidatonya pada KTT COP26 tentang perubahan iklim menyampaikan bahwa perubahan iklim merupakan ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan global. Ia menekankan pentingnya solidaritas, kemitraan, serta kolaborasi global dalam menghadapi isu ini.

Indonesia telah berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim dengan menurunkan laju deforestasi dan mengurangi kebakaran hutan. Selain itu, pemerintah juga sedang merehabilitasi hutan mangrove seluas 600 ribu hektare pada tahun 2024, yang merupakan yang terluas di dunia. Indonesia juga telah merehabilitasi 3 juta lahan kritis antara tahun 2010 sampai 2019.

Di masa depan, sektor yang sebelumnya menyumbang 60 persen emisi Indonesia akan mencapai carbon net sink selambatnya pada tahun 2030. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan dukungan dan kontribusi dari negara-negara maju, seperti transfer teknologi dan pendanaan iklim.

Perlu adanya aksi nyata dan implementasi secepatnya, termasuk dalam pengembangan pasar karbon dan harga karbon. Ekosistem ekonomi karbon yang transparan, berintegritas, inklusif, dan adil harus diciptakan untuk mendukung upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Sebagai penutup, atas nama Forum Negara-negara Kepulauan dan Pulau Kecil (AIS), Indonesia merasa terhormat bisa mensirkulasikan pernyataan bersama para pemimpin AIS Forum. Komitmen AIS Forum adalah terus memajukan kerjasama kelautan dan aksi iklim di UNFCCC.